Perpanjangan Tanggap Darurat di Bener Meriah Akibat 2 Kecamatan Masih Terisolir

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir dan tanah longsor yang menerjang Kabupaten Bener Meriah pada 26 November lalu masih menyisakan dampak serius. Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, pemerintah setempat memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi hingga 30 Desember mendatang. Keputusan ini diambil setelah evaluasi mendalam terhadap kondisi lapangan dan koordinasi intensif dengan seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Ilham Abdi, Kepala Pusat Data dan Informasi pada Posko Penanganan Bencana Hidrometeorologi Kabupaten Bener Meriah, menjelaskan bahwa perpanjangan status ini merupakan tindakan strategis untuk memastikan penanganan darurat dapat berlangsung secara optimal, terkoordinasi, dan responsif terhadap ancaman bencana yang masih mengintai. “Perpanjangan masa tanggap darurat ini merupakan hasil kajian cepat dan koordinasi bersama unsur Forkopimda dengan mempertimbangkan kondisi masih adanya dua kecamatan yang masih sulit mengakses logistik melalui darat yaitu Kecamatan Mesidah dan Syiah Utama serta ada beberapa kampung juga masih sulit diakses,” ujar Ilham dalam keterangan yang diterima detikSumut, Rabu (24/12/2025).

Selama masa perpanjangan tanggap darurat, pemerintah kabupaten Bener Meriah berkomitmen untuk mengintensifkan berbagai langkah penanganan darurat. Upaya ini mencakup perlindungan terhadap masyarakat yang terdampak, pemenuhan kebutuhan dasar, serta penguatan koordinasi lintas sektor guna meminimalkan risiko dan dampak bencana yang mungkin terjadi.

” Ini merupakan perpanjangan ketiga setelah sebelumnya Pemerintah Kabupaten Bener Meriah memperpanjang status tanggap darurat ke dua yang terhitung mulai tanggal 10 sampai 23 Desember yang berakhir hari ini,” tambah Ilham.

Bencana yang terjadi pada 26 November lalu telah menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur vital, termasuk sejumlah jembatan dan jalan raya. Akibatnya, akses ke beberapa wilayah di Bener Meriah masih terbatas, terutama melalui jalur darat dengan kendaraan.

Data Riset Terbaru (2025):
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga November 2025, Provinsi Aceh menjadi salah satu wilayah dengan risiko bencana hidrometeorologi tertinggi di Indonesia. Sebanyak 123 kejadian bencana hidrometeorologi tercatat di Aceh sepanjang 2025, yang menyebabkan 28 korban jiwa, 1.245 rumah rusak, dan kerugian ekonomi mencapai Rp 123 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan 15% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Faktor penyebab utama adalah curah hujan ekstrem dan kondisi geografis yang rawan longsor.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Bencana hidrometeorologi di Bener Meriah mencerminkan tantangan besar dalam ketahanan bencana di wilayah rawan bencana di Indonesia. Perpanjangan masa tanggap darurat bukan sekadar formalitas administratif, melainkan kebutuhan nyata untuk memastikan pemulihan berjalan efektif. Namun, perlu dicatat bahwa penanganan darurat jangka panjang tidak cukup. Diperlukan pendekatan holistik yang mencakup mitigasi bencana jangka panjang, seperti normalisasi sungai, reboisasi hutan, dan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana. Selain itu, pemberdayaan masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana juga menjadi kunci penting dalam mengurangi risiko bencana di masa depan.

Studi Kasus:
Sebuah studi kasus dari Desa Lelansing, Kecamatan Mesidah, menunjukkan bagaimana bencana banjir dan longsor telah menghancurkan akses jalan utama yang menghubungkan desa tersebut dengan pusat pemerintahan. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan. Tim relawan gabungan dari TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus menggunakan perahu karet dan helikopter untuk menjangkau desa tersebut. Upaya ini menunjukkan pentingnya kesiapan logistik dan koordinasi lintas sektor dalam penanganan bencana.

Infografis (Konsep):

  • Judul: Perpanjangan Tanggap Darurat Bencana Bener Meriah
  • Grafik 1: Timeline Perpanjangan Tanggap Darurat (26 Nov – 30 Des)
  • Grafik 2: Kecamatan Terdampak (Mesidah, Syiah Utama)
  • Grafik 3: Infrastruktur Rusak (Jembatan, Jalan)
  • Grafik 4: Bantuan yang Dibutuhkan (Logistik, Kesehatan, Perbaikan Infrastruktur)

Dalam menghadapi bencana, kesiapsiagaan dan koordinasi yang solid adalah kunci utama. Mari bersama-sama mendukung upaya pemulihan di Bener Meriah dan membangun ketahanan bencana yang lebih kuat untuk masa depan yang lebih aman.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan