Pembangunan Rel Kereta Api Dikebut Mulai Tahun Depan dengan Target 600 Kilometer

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat reaktivasi dan pembangunan jalur kereta api pada 2026 dengan target penambahan sepanjang 600 kilometer. Upaya ini merupakan bagian dari strategi memperkuat konektivitas transportasi nasional sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah. Langkah ini selaras dengan target pengoperasian jalur kereta sepanjang 12.100 km yang tertuang dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas) Tahun 2030, yang tidak hanya terfokus di Pulau Jawa, tetapi juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjelaskan bahwa target tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah. “Saat ini KAI beroperasi di atas 7.000 kilometer panjang rel kereta, dan sesuai arahan Bapak Presiden, kita ingin mereaktivasi hingga 12.000 kilometer rel kereta di seluruh wilayah,” ujar AHY saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (23/12/2025).

Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menambahkan bahwa reaktivasi dan pembangunan jalur kereta baru akan dilakukan secara bertahap. Target keseluruhan diharapkan selesai paling lambat pada 2029. “Kita kejar (di tahun depan) sekitar 500-600 km. Kita harus mulai segera. Diperintahkan oleh Pak Prabowo sampai 12.000. Ya, berarti itu (rampung) sampai 2029,” tegas Bobby.

Bobby juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menentukan titik-titik prioritas untuk reaktivasi jalur kereta, terutama pada rute yang memiliki kepadatan kendaraan bermotor tinggi. Salah satu prioritas utama adalah jalur Cianjur-Bandung. Selain itu, jalur Bandung ke arah selatan yang melewati Soreang menuju Ciwidey juga menjadi fokus utama. “Itu prioritas pertama kita. Trasenya adalah groundkaart KAI, jadi lahan negara yang dikelola oleh KAI,” jelasnya.

Secara keseluruhan, target pengoperasian jalur kereta sepanjang 12.100 km akan tersebar di lima pulau besar di Indonesia. Rinciannya, Jawa-Bali sepanjang 6.800 km, Sumatera 2.900 km, Kalimantan 1.400 km, Sulawesi 500 km, dan Papua 500 km. Pembangunan ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan, menekan emisi karbon, serta mendorong pemerataan pembangunan ekonomi di berbagai daerah.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan (2025), penggunaan transportasi massal seperti kereta api dapat mengurangi emisi karbon hingga 75% dibandingkan kendaraan pribadi. Selain itu, studi dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) 2024 menunjukkan bahwa aksesibilitas transportasi publik berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di kawasan perkotaan yang padat.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Dalam konteks pembangunan infrastruktur, reaktivasi jalur kereta api bukan hanya soal memperbaiki rel, tetapi juga bagian dari transformasi sistem transportasi nasional yang lebih berkelanjutan. Dengan memanfaatkan lahan negara yang sudah dimiliki KAI, pemerintah dapat menghemat biaya pembebasan lahan hingga 40%. Namun, tantangan utama terletak pada integrasi antar moda transportasi dan kesiapan SDM untuk mengelola sistem yang lebih kompleks.

Studi Kasus:
Jalur Cianjur-Bandung menjadi contoh nyata bagaimana reaktivasi jalur kereta dapat mengubah pola mobilitas masyarakat. Saat ini, rute ini dikenal sebagai salah satu jalur paling macet di Jawa Barat. Dengan hadirnya kereta api, waktu tempuh yang sebelumnya 3-4 jam dapat dipangkas menjadi 1,5 jam, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.

Infografis (Konsep):

  • Total panjang jalur kereta saat ini: 7.000 km
  • Target panjang jalur kereta 2030: 12.100 km
  • Target penambahan 2026: 600 km
  • Target penyelesaian: 2029
  • Distribusi berdasarkan pulau: Jawa-Bali (6.800 km), Sumatera (2.900 km), Kalimantan (1.400 km), Sulawesi (500 km), Papua (500 km)
  • Manfaat: Reduksi emisi karbon 75%, efisiensi waktu tempuh 50%, pemerataan ekonomi

Peningkatan infrastruktur kereta api bukan hanya memudahkan mobilitas, tetapi juga menjadi kunci utama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Saatnya kita beralih dari kemacetan ke konektivitas, dari polusi ke keberlanjutan, dan dari ketimpangan ke pemerataan. Mari dukung transformasi ini, karena setiap rel yang dibangun adalah langkah nyata menuju masa depan yang lebih baik.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan