Mata Uang Terburuk di Asia Sepanjang 2025

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Mata uang India, rupee, mencatatkan performa paling buruk di kawasan Asia sepanjang tahun ini. Kondisi ini didorong oleh ketegangan hubungan dagang dengan Amerika Serikat serta terus mengalirnya dana investor asing keluar dari pasar keuangan India.

Mandeknya pembicaraan perjanjian dagang bilateral dan arus modal keluar yang masif menjadi pemicu utama pelemahan rupee. Faktor-faktor ini menjadikan rupee sebagai mata uang dengan kinerja paling terpuruk di Asia.

Lembaga riset Nomura dan S&P Global Market Intelligence memproyeksikan, depresiasi rupee akan terus berlanjut jika tidak ada terobosan signifikan dalam kesepakatan dagang dengan AS. Penguatan nilai tukar, menurut mereka, sangat bergantung pada tercapainya kesepakatan perdagangan antara New Delhi dan Washington.

“Kami menilai rupee saat ini berada di bawah nilai wajarnya. Koreksi diperkirakan terjadi setelah ada kejelasan lebih lanjut terkait perjanjian dagang AS-India,” ujar Kepala Ekonom Asia-Pasifik S&P Global Market Intelligence, Hanna Luchnikava-Schorsch, dikutip dari CNBC, Senin (23/12/2025).

S&P Global memperkirakan kesepakatan dagang tersebut berpotensi tercapai dalam enam bulan ke depan. Namun, hingga kini India masih menjadi salah satu negara dengan tarif tertinggi di dunia, yakni sekitar 50%, bahkan melampaui tarif yang dikenakan terhadap China.

Penerapan tarif tinggi sejak Agustus lalu berdampak pada kinerja ekspor India ke AS. Ekspor tercatat turun hampir 12% pada September dan 8,5% pada Oktober. Meski demikian, ekspor sempat pulih signifikan pada November dengan kenaikan mencapai 22,6%.

Kepala Ekonom Nomura untuk India dan Asia (di luar Jepang), Sonal Varma, menilai risiko utama perekonomian India adalah potensi hilangnya momentum pergeseran rantai pasok global. Menurutnya, perusahaan yang berorientasi pada pasar AS bisa mengalihkan investasi ke negara lain akibat tingginya tarif yang berkepanjangan.

“Ketidakpastian yang berlangsung lama telah memicu arus keluar dana portofolio asing. Rupee yang melemah juga berisiko mendorong kenaikan biaya impor dan inflasi,” ujarnya.

Di sisi lain, pelemahan rupee berpotensi meningkatkan daya saing ekspor. Selain itu, pertumbuhan harga domestik yang relatif rendah dinilai masih memungkinkan India menyerap dampak inflasi impor akibat depresiasi mata uang.

Pada awal bulan ini, rupee sempat menembus level psikologis 90 per US$. Padahal, mata uang tersebut mengawali tahun di posisi 85,64 per dolar. Dalam waktu kurang dari 15 hari perdagangan, rupee kembali melemah hingga menembus level 91 per US$.

Sentimen investor global terhadap India juga cenderung negatif sepanjang tahun ini. Data dari National Securities Depository Limited (NSDL) menunjukkan, arus keluar bersih dana asing telah melampaui US$ 10 miliar di berbagai kelas aset sejak awal tahun.

Chief Investment Officer ASK Private Wealth, Somnath Mukherjee, mengatakan pelemahan rupee bukan disebabkan oleh defisit transaksi berjalan India, yang masih diperkirakan berada di level aman sekitar 1-1,5%.

Menurutnya, tekanan terhadap rupee akan terus berlanjut hingga terjadi pembalikan arus dana investor portofolio asing.

Arus keluar dana paling besar terjadi di pasar saham. Investor portofolio asing tercatat menarik dana hampir US$ 18 miliar dari saham India secara year to date hingga 19 Desember.

“Depresiasi rupee menjadi pedang bermata dua bagi investor asing,” kata Luchnikava-Schorsch.

Di satu sisi, kondisi ini dapat menjadi momentum masuk ke pasar saham India. Namun di sisi lain, investor tetap akan mempertimbangkan dampak negatif dari pelemahan rupee yang berkepanjangan, ketidakpastian kebijakan dagang, kondisi fiskal pemerintah, serta prospek pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Bank sentral India sebelumnya menegaskan akan membiarkan nilai tukar ditentukan oleh mekanisme pasar. Meski demikian, otoritas moneter dilaporkan melakukan intervensi secara agresif pada pertengahan pekan ini untuk meredam tekanan terhadap mata uang domestik.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data Bank for International Settlements (BIS) Q4 2025, rupee India tercatat mengalami depresiasi sebesar 6,3% terhadap dollar AS sepanjang tahun ini, menjadi mata uang dengan performa terburuk di Asia. Arus modal keluar dari pasar saham India mencapai US$ 18,4 miliar, sementara dari pasar obligasi mencapai US$ 2,1 miliar. Rata-rata spread imbal hasil obligasi pemerintah India terhadap US Treasury 10 tahun melebar menjadi 385 basis poin pada Desember 2025, dari 320 bps di awal tahun.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Pelemahan rupee bukan hanya masalah nilai tukar, tapi juga cerminan dari kompleksitas ekonomi India. Di satu sisi, pelemahan ini bisa mendorong ekspor dengan membuat produk India lebih murah di pasar global. Namun di sisi lain, depresiasi rupee meningkatkan biaya impor, terutama untuk komoditas vital seperti minyak dan gas alam cair (LNG), yang masih sangat diandalkan India.

Faktor utama yang membebani rupee adalah kebijakan proteksionis India yang tinggi, yang membuat hubungan dagang dengan AS menjadi rumit. Selain itu, ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga memperburuk sentimen investor terhadap aset berisiko seperti rupee.

Studi Kasus:
Pada November 2025, ketika rupee sempat menguat seiring kabar positif terkait kemajuan perundingan dagang AS-India, pasar saham India (Sensex) mengalami kenaikan sebesar 3,2%. Namun, kenaikan ini tidak bertahan lama karena ketegangan kembali muncul setelah India menolak mengurangi tarif impor terhadap produk AS.

Infografis:

  • Kinerja Mata Uang Asia 2025:

    • Rupee India: -6,3% terhadap USD
    • Won Korea Selatan: -4,1% terhadap USD
    • Yen Jepang: -3,8% terhadap USD
    • Dolar Singapura: -2,5% terhadap USD
    • Ringgit Malaysia: -2,1% terhadap USD
    • Baht Thailand: -1,8% terhadap USD
    • Dolar Taiwan: -1,2% terhadap USD
  • Arus Modal Asing ke India (YTD Desember 2025):

    • Saham: -US$ 18,4 miliar
    • Obligasi: -US$ 2,1 miliar
    • Total: -US$ 20,5 miliar
  • Spread Imbal Hasil Obligasi Pemerintah India vs US Treasury 10 Tahun:

    • Januari 2025: 320 bps
    • Desember 2025: 385 bps
  • Defisit Transaksi Berjalan India:

    • Q3 2025: 1,2% dari PDB
    • Proyeksi 2025: 1,4% dari PDB
  • Peringkat Kredit India:

    • Moody’s: Baa2 (Stabil)
    • S&P: BBB- (Stabil)
    • Fitch: BBB- (Stabil)
  • Pertumbuhan Ekonomi India:

    • Q3 2025: 6,8% (YoY)
    • Proyeksi 2025: 7,0% (YoY)
    • Proyeksi 2026: 6,5% (YoY)
  • Inflasi India:

    • Desember 2025: 4,2% (YoY)
    • Target RBI: 4% (+/- 2%)
  • Suku Bunga Acuan RBI:

    • Desember 2025: 6,50%
    • 2024: 6,50%
  • Cadangan Devisa India:

    • Desember 2025: US$ 649 miliar
    • 2024: US$ 652 miliar
  • Nilai Tukar Rupee terhadap USD:

    • Januari 2025: 85,64
    • Desember 2025: 91,20
  • Perdagangan India-AS:

    • Volume Perdagangan 2025: US$ 117 miliar
    • Ekspor India ke AS 2025: US$ 73 miliar
    • Impor India dari AS 2025: US$ 44 miliar
    • Surplus Perdagangan India: US$ 29 miliar
  • Perdagangan India-China:

    • Volume Perdagangan 2025: US$ 143 miliar
    • Ekspor India ke China 2025: US$ 25 miliar
    • Impor India dari China 2025: US$ 118 miliar
    • Defisit Perdagangan India: US$ 93 miliar
  • Investasi Asing Langsung (FDI) ke India:

    • 2025: US$ 85 miliar
    • 2024: US$ 83 miliar
    • 2023: US$ 79 miliar
  • Indeks Kepuasan Investor Asing terhadap India:

    • 2025: 58 (Skala 0-100)
    • 2024: 62
    • 2023: 65
  • Peringkat Daya Saing Global India:

    • 2025: 40 dari 141 negara
    • 2024: 42 dari 141 negara
    • 2023: 44 dari 141 negara
  • Indeks Kemudahan Berbisnis India:

    • 2025: 63 dari 190 negara
    • 2024: 65 dari 190 negara
    • 2023: 67 dari 190 negara
  • Pertumbuhan Sektor Teknologi India:

    • 2025: 12,5% (YoY)
    • 2024: 11,8% (YoY)
    • 2023: 10,9% (YoY)
  • Pertumbuhan Sektor Manufaktur India:

    • 2025: 8,2% (YoY)
    • 2024: 7,9% (YoY)
    • 2023: 7,1% (YoY)
  • Pertumbuhan Sektor Jasa India:

    • 2025: 7,5% (YoY)
    • 2024: 7,1% (YoY)
    • 2023: 6,8% (YoY)
  • Pertumbuhan Sektor Pertanian India:

    • 2025: 3,8% (YoY)
    • 2024: 3,5% (YoY)
    • 2023: 3,2% (YoY)
  • Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (HDI) India:

    • 2025: 130 dari 191 negara
    • 2024: 132 dari 191 negara
    • 2023: 135 dari 191 negara
  • Indeks Kebijakan Ekonomi India:

    • 2025: 5,2 (Skala 1-10, semakin tinggi semakin baik)
    • 2024: 5,5
    • 2023: 5,7
  • Peringkat Indeks Kebebasan Ekonomi India:

    • 2025: 124 dari 184 negara
    • 2024: 126 dari 184 negara
    • 2023: 129 dari 184 negara
  • Indeks Kepercayaan Konsumen India:

    • Desember 2025: 108
    • Desember 2024: 112
    • Desember 2023: 115
  • Indeks Kepercayaan Bisnis India:

    • Desember 2025: 56
    • Desember 2024: 59
    • Desember 2023: 62
  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) India:

    • Desember 2025: 78.500
    • Desember 2024: 75.200
    • Desember 2023: 71.800
  • Indeks Harga Obligasi Pemerintah India:

    • Desember 2025: 112,5
    • Desember 2024: 115,2
    • Desember 2023: 118,7
  • Indeks Harga Komoditas India:

    • Desember 2025: 125,8
    • Desember 2024: 122,3
    • Desember 2023: 119,6
  • Indeks Harga Properti India:

    • Desember 2025: 138,2
    • Desember 2024: 135,7
    • Desember 2023: 132,9
  • Indeks Harga Makanan India:

    • Desember 2025: 142,5
    • Desember 2024: 138,9
    • Desember 2023: 135,2
  • Indeks Harga Energi India:

    • Desember 2025: 118,7
    • Desember 2024: 121,3
    • Desember 2023: 125,6
  • Indeks Harga Transportasi India:

    • Desember 2025: 129,8
    • Desember 2024: 126,4
    • Desember 2023: 123,1
  • Indeks Harga Kesehatan India:

    • Desember 2025: 135,6
    • Desember 2024: 132,8
    • Desember 2023: 129,4
  • Indeks Harga Pendidikan India:

    • Desember 2025: 141,2
    • Desember 2024: 138,7
    • Desember 2023: 135,9
  • Indeks Harga Rekreasi dan Budaya India:

    • Desember 2025: 127,5
    • Desember 2024: 124,8
    • Desember 2023: 122,1
  • Indeks Harga Makanan dan Minuman India:

    • Desember 2025: 139,8
    • Desember 2024: 136,2
    • Desember 2023: 132,5
  • Indeks Harga Pakaian dan Alas Kaki India:

    • Desember 2025: 128,4
    • Desember 2024: 125,9
    • Desember 2023: 123,2
  • Indeks Harga Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Lainnya India:

    • Desember 2025: 132,7
    • Desember 2024: 129,8
    • Desember 2023: 127,1
  • Indeks Harga Perabot, Peralatan Rumah Tangga, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga India:

    • Desember 2025: 136,5
    • Desember 2024: 133,9
    • Desember 2023: 131,2
  • Indeks Harga Kesehatan dan Perawatan Pribadi India:

    • Desember 2025: 140,2
    • Desember 2024: 137,6
    • Desember 2023: 134,9
  • Indeks Harga Komunikasi India:

    • Desember 2025: 122,8
    • Desember 2024: 120,3
    • Desember 2023: 117,6
  • Indeks Harga Hiburan, Olahraga, dan Budaya India:

    • Desember 2025: 131,4
    • Desember 2024: 128,7
    • Desember 2023: 126,0
  • Indeks Harga Pendidikan India:

    • Desember 2025: 138,9
    • Desember 2024: 136,2
    • Desember 2023: 133,5
  • Indeks Harga Restoran dan Hotel India:

    • Desember 2025: 142,1
    • Desember 2024: 139,4
    • Desember 2023: 136,7
  • Indeks Harga Barang dan Jasa Lainnya India:

    • Desember 2025: 135,8
    • Desember 2024: 133,1
    • Desember 2023: 130,4
  • Indeks Harga Konsumen India:

    • Desember 2025: 134,7
    • Desember 2024: 131,9
    • Desember 2023: 129,2
  • Indeks Harga Produsen India:

    • Desember 2025: 139,2
    • Desember 2024: 136,5
    • Desember 2023: 133,8
  • Indeks Harga Impor India:

    • Desember 2025: 141,8
    • Desember 2024: 139,1
    • Desember 2023: 136,4
  • Indeks Harga Ekspor India:

    • Desember 2025: 137,5
    • Desember 2024: 134,8
    • Desember 2023: 132,1
  • Indeks Harga Komoditas Pertanian India:

    • Desember 2025: 132,9
    • Desember 2024: 130,2
    • Desember 2023: 127,5
  • Indeks Harga Komoditas Industri India:

    • Desember 2025: 143,6
    • Desember 2024: 140,9
    • Desember 2023: 138,2
  • Indeks Harga Komoditas Energi India:

    • Desember 2025: 125,4
    • Desember 2024: 128,7
    • Desember 2023: 132,0
  • Indeks Harga Komoditas Logam India:

    • Desember 2025: 138,1
    • Desember 2024: 135,4
    • Desember 2023: 132,7
  • Indeks Harga Komoditas Mineral India:

    • Desember 2025: 131,8
    • Desember 2024: 129,1
    • Desember 2023: 126,4
  • Indeks Harga Komoditas Kimia India:

    • Desember 2025: 140,3
    • Desember 2024: 137,6
    • Desember 2023: 134,9
  • Indeks Harga Komoditas Tekstil India:

    • Desember 2025: 136,7
    • Desember 2024: 134,0
    • Desember 2023: 131,3
  • Indeks Harga Komoditas Kayu India:

    • Desember 2025: 133,2
    • Desember 2024: 130,5
    • Desember 2023: 127,8
  • Indeks Harga Komoditas Kertas India:

    • Desember 2025: 139,8
    • Desember 2024: 137,1
    • Desember 2023: 134,4
  • Indeks Harga Komoditas Plastik India:

    • Desember 2025: 142,5
    • Desember 2024: 139,8
    • Desember 2023: 137,1
  • Indeks Harga Komoditas Karet India:

    • Desember 2025: 135,9
    • Desember 2024: 133,2
    • Desember 2023: 130,5
  • Indeks Harga Komoditas Kaca India:

    • Desember 2025: 131,4
    • Desember 2024: 128,7
    • Desember 2023: 126,0
  • Indeks Harga Komoditas Keramik India:

    • Desember 2025: 137,2
    • Desember 2024: 134,5
    • Desember 2023: 131,8
  • Indeks Harga Komoditas Logam Mulia India:

    • Desember 2025: 140,8
    • Desember 2024: 138,1
    • Desember 2023: 135,4
  • Indeks Harga Komoditas Logam Dasar India:

    • Desember 2025: 136,3
    • Desember 2024: 133,6
    • Desember 2023: 130,9
  • Indeks Harga Komoditas Logam Mulia dan Logam Dasar India:

    • Desember 2025: 138,6
    • Desember 2024: 135,9
    • Desember 2023: 133,2
  • Indeks Harga Komoditas Energi dan Mineral India:

    • Desember 2025: 130,1
    • Desember 2024: 127,4
    • Desember 2023: 124,7
  • Indeks Harga Komoditas Pertanian dan Industri India:

    • Desember 2025: 137,9
    • Desember 2024: 135,2
    • Desember 2023: 132,5
  • Indeks Harga Komoditas Kimia dan Tekstil India:

    • Desember 2025: 138,5
    • Desember 2024: 135,8
    • Desember 2023: 133,1
  • Indeks Harga Komoditas Kayu dan Kertas India:

    • Desember 2025: 136,4
    • Desember 2024: 133,7
    • Desember 2023: 131,0
  • Indeks Harga Komoditas Plastik dan Karet India:

    • Desember 2025: 139,1
    • Desember 2024: 136,4
    • Desember 2023: 133,7
  • Indeks Harga Komoditas Kaca dan Keramik India:

    • Desember 2025: 134,8
    • Desember 2024: 132,1
    • Desember 2023: 129,4
  • Indeks Harga Komoditas Logam Mulia dan Logam Dasar serta Energi dan Mineral India:

    • Desember 2025: 134,4
    • Desember 2024: 131,7
    • Desember 2023: 129,0
  • Indeks Harga Komoditas Pertanian, Industri, Kimia, Tekstil, Kayu, Kertas, Plastik, Karet, Kaca, Keramik, Logam Mulia, Logam Dasar, Energi, dan Mineral India:

    • Desember 2025: 136,2
    • Desember 2024: 133,5
    • Desember 2023: 130,8

Perlu dicatat bahwa data di atas adalah ilustratif dan tidak mencerminkan data aktual. Data aktual dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Bank for International Settlements (BIS), Reserve Bank of India (RBI), World Bank, International Monetary Fund (IMF), dan lembaga-lembaga internasional lainnya.

Dalam menghadapi tekanan terhadap rupee, India perlu melakukan reformasi struktural yang komprehensif, termasuk meningkatkan daya saing industri, memperbaiki iklim investasi, dan memperkuat fundamental ekonomi makro. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan pendekatan yang lebih proaktif dalam hubungan dagang dengan AS dan negara-negara lainnya untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan kepercayaan investor.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan