Dua Ruas Jalan Strategis Bojonggambir Tasikmalaya yang Terabaikan Puluhan Tahun Akhirnya Masuk RPJMD

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan 7, Luthfi Hizba Rusydia, terus menunjukkan komitmennya dalam mengadvokasi kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya. Dua jalur strategis, yakni Cireundeu–Cihanura dan Bojongkapol–Cikangkung, akhirnya ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Keberhasilan ini merupakan buah dari perjuangan panjang Luthfi sejak pertama kali dilantik sebagai anggota dewan, di mana ia secara konsisten menyuarakan pentingnya infrastruktur jalan kabupaten yang selama ini terabaikan.

Dari forum resmi hingga kunjungan lapangan, Luthfi terus mendorong pemerintah daerah untuk memasukkan pembangunan dua ruas jalan tersebut ke dalam program prioritas. Upaya tersebut membuahkan hasil di masa pemerintahan Bupati Cecep Nurul Yakin dan Wakil Bupati Asep Sopari Al-Ayubi. Masyarakat pun menyambut keputusan ini dengan rasa syukur, mengingat kondisi jalan yang rusak parah selama puluhan tahun telah menyebabkan keterisolasian wilayah serta menghambat pertumbuhan ekonomi dan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.

Luthfi menekankan bahwa jalan-jalan tersebut merupakan jalan kabupaten vital yang sejak zaman Presiden Soekarno hingga era Presiden Prabowo Subianto belum pernah mendapatkan perhatian serius dalam hal pembangunan. Kondisi ini bahkan telah merenggut nyawa warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan darurat. Ia menegaskan bahwa perjuangan ini berangkat dari prinsip keadilan pembangunan, di mana seluruh wilayah harus merasakan pembangunan secara merata.

Dengan masuknya dua ruas jalan ini ke dalam RPJMD, diharapkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah tersebut dapat meningkat, aksesibilitas membaik, dan perekonomian lokal pun ikut tumbuh. Perjuangan Luthfi menjadi contoh nyata bagaimana representasi rakyat yang konsisten dan berpihak pada keadilan dapat membawa perubahan nyata bagi masyarakat.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan studi dari Pusat Studi Infrastruktur dan Pembangunan Daerah (PSIPD) 2024, wilayah Bojonggambir termasuk dalam kategori daerah tertinggal dengan indeks konektivitas jalan kabupaten terendah di Kabupaten Tasikmalaya. Kondisi jalan rusak parah menyebabkan biaya logistik meningkat hingga 30% dan akses ke fasilitas kesehatan memakan waktu lebih dari 2 jam.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Masalah jalan di Bojonggambir bukan sekadar isu infrastruktur, tapi akar dari kemiskinan struktural. Keterbatasan akses menghambat rantai pasok ekonomi lokal, mempersempit peluang kerja, dan memperparah ketimpangan pendidikan. Pembangunan jalan adalah kunci untuk membuka “isolasi ekonomi” wilayah ini.

Studi Kasus:
Warga Dusun Cikangkung, Kecamatan Bojonggambir, harus menempuh jarak 15 km dengan medan berlubang untuk mencapai pasar terdekat. Akibatnya, hasil pertanian mereka sering busuk sebelum sampai tujuan, merugikan petani hingga 40% dari nilai jual.

Infografis (Konsep):

  • Jumlah penduduk terdampak: 12.000 jiwa
  • Panjang jalan rusak: 18 km
  • Waktu tempuh ke pusat kota sebelum pembangunan: 4 jam
  • Estimasi waktu tempuh setelah pembangunan: 1,5 jam

Dua ruas jalan ini bukan hanya beton dan aspal, tapi jembatan harapan bagi ribuan warga yang selama ini terpinggirkan. Pembangunan infrastruktur yang merata adalah fondasi utama menuju keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Mari dukung terus langkah-langkah nyata yang membawa perubahan, karena setiap jalan yang dibangun adalah jejak kemajuan yang tak terhapuskan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan