Kecelakaan Bus Terguling di Exit Tol Semarang Tewaskan 16 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kecelakaan tragis yang menimpa bus PO Cahaya Trans di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, kembali menorehkan duka mendalam. Korban jiwa akibat insiden maut ini kini bertambah menjadi 16 orang, sementara 8 orang lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan intensif. Data terbaru ini disampaikan langsung oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ribut Hari Wibowo, saat mengunjungi RSUP Dr Kariadi, Kecamatan Semarang Selatan, dalam suasana pagi yang suram.

Dalam kunjungan tersebut, Irjen Ribut menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah yang terjadi. Ia mengungkapkan bahwa jenazah para korban saat ini disemayamkan di RSUP Dr Kariadi dan Rumah Sakit Tugu, sambil menunggu proses identifikasi lebih lanjut oleh tim medis. “Kecelakaan bus ini mengakibatkan 16 orang meninggal dunia dan 8 orang mengalami luka-luka,” ujar Irjen Ribut dengan nada penuh empati.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, sopir bus yang terlibat dalam insiden tersebut diketahui bernama Gilang, yang merupakan sopir cadangan dari PO Cahaya Trans. Pihak kepolisian masih terus mendalami penyebab pasti kecelakaan tersebut. Salah satu langkah yang sedang diambil adalah melakukan tes urine terhadap sopir untuk memastikan apakah ia mengonsumsi narkoba atau zat-zat terlarang lainnya sebelum kejadian.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga memberikan perhatian khusus terhadap para korban. Biaya pengobatan seluruh korban yang mengalami luka-luka akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemprov Jateng. Sementara itu, proses identifikasi terhadap para korban meninggal dunia akan dilakukan secara cermat oleh dokter forensik RSUP Dr Kariadi untuk memastikan identitas para korban dapat diketahui dengan tepat.

Kecelakaan ini menjadi pengingat penting akan pentingnya keselamatan dalam berkendara, terutama bagi kendaraan besar seperti bus yang membawa banyak penumpang. Investigasi lebih lanjut terus dilakukan untuk mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan insiden ini, termasuk kondisi kendaraan, kesiapan sopir, serta faktor lingkungan di lokasi kejadian.

Data riset terbaru dari Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) tahun 2024 menunjukkan bahwa insiden kecelakaan bus di jalan tol meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor utama penyebabnya adalah kelelahan sopir (45%), rem blong (30%), dan kondisi jalan yang licin (15%). Studi kasus di Jawa Tengah selama 2023-2024 mencatat 27 kecelakaan bus dengan korban meninggal sebanyak 89 orang, dimana 60% terjadi di malam hari dan 70% melibatkan sopir cadangan.

Sebuah infografis yang dirilis Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa kecelakaan bus di Indonesia rata-rata terjadi setiap 3 jam sekali, dengan tingkat fatalitas mencapai 35%. Faktor human error menyumbang 78% dari total kasus, dimana 42% diantaranya disebabkan oleh sopir yang mengantuk atau mengalami kelelahan berlebihan.

Mari kita jadikan tragedi ini sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan transportasi. Bagi para pengemudi, utamakan istirahat yang cukup dan hindari memaksakan diri saat mengantuk. Bagi perusahaan otobus, terapkan sistem manajemen keselamatan yang ketat dan lakukan pemeriksaan kendaraan secara rutin. Bagi pemerintah, tingkatkan pengawasan dan penegakan hukum di jalur-jalur rawan. Bersama, kita bisa menciptakan perjalanan yang lebih aman bagi semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan