Kampung Kute Reje Aceh Tengah Lenyap Diterjang Banjir, Rumah Rata dengan Tanah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir bandang yang melanda Aceh Tengah pada akhir November lalu mengakibatkan kerusakan parah di Kampung Kute Reje, Kecamatan Linge. Seluruh bangunan rumah warga hancur rata dengan tanah, tak tersisa. Konstruksi rumah kayu yang umum di kampung itu tak mampu bertahan terhadap derasnya arus banjir yang membawa gelondongan kayu. Kini, kampung tersebut hanya menyisakan puing-puing rumah yang berserakan.

Bupati Aceh Tengah Haili Yoga, setelah mengunjungi lokasi, menyatakan kondisi yang dilihatnya jauh lebih parah dibandingkan dengan cerita yang ia dengar sebelumnya. Selain kerusakan rumah, sawah-sawah milik warga yang sedang memasuki masa panen pun ikut hilang tertimbun material longsor dan kayu. Akibat bencana tersebut, seluruh warga Kampung Kute Reje terpaksa mengungsi ke Kampung Delung, Kemukiman Jamat.

Kemukiman Jamat sendiri mencakup lima desa yang mengalami kerusakan parah akibat banjir. Haili Yoga mengunjungi beberapa desa di kawasan itu dan bahkan sempat bermalam di Kampung Delung untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi. Ia membawa mesin genset untuk menerangi tempat pengungsian yang sebelumnya gelap gulita.

Kondisi pengungsian sangat memprihatinkan. Warga tinggal di hunian darurat dengan lantai tanah, dinding terpal, dan fasilitas yang sangat terbatas. Selain kekurangan tempat tinggal layak, kebutuhan pangan dan obat-obatan menjadi prioritas utama. Sejumlah pengungsi mulai mengalami gangguan kesehatan akibat cuaca dingin dan kondisi lingkungan yang tidak sehat.

Pemerintah daerah, melalui Haili Yoga, berjanji akan segera memberikan bantuan berupa kebutuhan pangan, pelayanan kesehatan, serta pembangunan hunian sementara. Rencana jangka panjang juga sedang disiapkan, termasuk relokasi warga ke hunian tetap yang lebih aman dari ancaman bencana.

Banjir bandang di Aceh Tengah menjadi pengingat pentingnya mitigasi bencana dan pengelolaan lingkungan yang baik. Masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama dalam upaya pencegahan dan penanganan bencana agar kerugian nyawa dan materi dapat diminimalisir di masa depan. Semangat gotong royong dan solidaritas harus terus dijaga dalam menghadapi musibah ini. Mari kita dukung upaya pemulihan dan rekonstruksi di Aceh Tengah agar masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan normal dengan lebih aman dan sejahtera.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Pusat Studi Bencana Universitas Syiah Kuala (2025) menunjukkan bahwa kerentanan banjir bandang di wilayah dataran tinggi Aceh meningkat 30% dalam dekade terakhir akibat perubahan tata guna lahan dan eksploitasi hutan. Penelitian tersebut merekomendasikan penerapan sistem peringatan dini berbasis sensor IoT serta revitalisasi hutan lindung sebagai langkah mitigasi jangka panjang.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Bencana ini mengungkap paradoks pembangunan: di satu sisi masyarakat membutuhkan lahan pertanian, di sisi lain eksploitasi hutan meningkatkan risiko bencana. Solusi holistik yang mengintegrasikan kebutuhan ekonomi dengan kelestarian ekosistem menjadi kunci utama.

Studi Kasus:
Kampung Kute Reje menjadi contoh nyata bagaimana bencana alam dapat menghancurkan seluruh aset masyarakat dalam hitungan jam. Namun, semangat gotong royong warga dan respons cepat pemerintah menunjukkan ketahanan sosial yang kuat dalam menghadapi musibah.

Infografis:
[Data visual yang menunjukkan: 1) Perbandingan luas area terdampak banjir tahun 2015 vs 2025, 2) Jenis kerusakan infrastruktur, 3) Jumlah pengungsi dan kebutuhan mendesak, 4) Rencana relokasi dan timeline pemulihan]

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan