Foto Udara Perkebunan Sawit Pasaman Barat Masih Dikepung Banjir

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir bandang yang melanda Pasaman Barat belum sepenuhnya mereda. Hingga pekan ketiga pasca-bencana tersebut, kawasan perkebunan kelapa sawit di wilayah ini masih tergenang air. Kondisi ini membuat aktivitas produksi di perkebunan terhenti total, serta mengganggu kehidupan sehari-hari para pekerja yang tinggal di sekitar area perkebunan.

Pemandangan udara menunjukkan hamparan luas perkebunan yang tenggelam dalam genangan, menciptakan situasi yang memprihatinkan bagi para petani sawit dan masyarakat sekitar. Tidak hanya produktivitas yang menurun, kondisi ini juga berdampak pada ketersediaan pangan dan pendapatan petani.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Studi Perkebunan Tropika (2024) menunjukkan bahwa banjir berkepanjangan berdampak signifikan pada produktivitas sawit, dengan penurunan rata-rata 30-40% dalam satu musim panen. Selain itu, dampak sosial ekonomi terhadap petani kecil sangat terasa, terutama dalam hal pendapatan dan ketahanan pangan.

Studi Kasus:
Di Kabupaten Pasaman Barat, petani sawit seperti Bapak Suryadi (nama samaran) mengungkapkan bahwa sejak banjir melanda, ia tidak dapat memanen TBS (Tandan Buah Segar) selama lebih dari dua minggu. “Kami kehilangan pendapatan sekitar 2 juta rupiah per minggu,” ujarnya dengan nada cemas.

Infografis:

  • Dampak Banjir pada Perkebunan Sawit:

    • Produksi turun 30-40%
    • Akses jalan terputus
    • Kehilangan pendapatan petani
    • Gangguan pasokan ke pabrik

Dalam kondisi seperti ini, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, perusahaan perkebunan, dan masyarakat untuk segera melakukan pemulihan. Dukungan logistik, perbaikan infrastruktur, serta program bantuan sosial menjadi kunci untuk membantu para petani melewati masa sulit ini. Semangat gotong royong dan solidaritas antar sesama harus terus ditingkatkan demi kebangkitan ekonomi masyarakat Pasaman Barat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan