Mendagri Perintahkan Bupati Tapanuli Utara Segera Data Hunian Rusak Pascabencana

Bencana tanah longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, masih meninggalkan duka mendalam. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, yang hadir langsung di lokasi, menekankan pentingnya pendataan ulang yang akurat dan komprehensif untuk mempercepat proses pemulihan. Saat menyampaikan arahannya dalam acara groundbreaking pembangunan 103 unit rumah untuk para korban bencana, Tito Karnavian menegaskan bahwa pemerintah harus bekerja cepat dan terkoordinasi di bawah arahan Presiden Prabowo.

Tito Karnavian menginstruksikan Bupati Tapanuli Utara, Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, untuk segera melakukan pendataan by name by address terhadap seluruh hunian yang terdampak. Pendataan ini harus mencakup rumah yang rusak ringan, rusak sedang, rusak berat, hingga rumah yang hilang total akibat longsor. Data yang akurat ini akan menjadi dasar utama pemerintah dalam menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya, mulai dari bantuan renovasi hingga relokasi.

Mendagri menilai, secara umum, proses pemulihan di Tapanuli Utara berjalan cepat. Akses jalan yang sempat terputus kini telah kembali terbuka, dan sistem kelistrikan juga mulai pulih. Namun, tantangan utama tetap ada pada kondisi geografis yang rawan longsor, yang menyebabkan banyak hunian rusak atau bahkan hilang, serta menelan korban jiwa. Oleh karena itu, kepastian data mutakhir menjadi krusial agar penanganan bisa dilakukan secara optimal dan tepat sasaran.

Untuk rumah yang rusak ringan hingga sedang, pemerintah akan mengusulkan bantuan biaya renovasi. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dan mengurangi kepadatan di lokasi-lokasi pengungsian. Sementara itu, bagi masyarakat yang rumahnya rusak berat atau hilang, pemerintah akan memberikan dukungan penuh untuk pembangunan hunian baru. Jika lokasi sebelumnya dinilai masih rawan, relokasi akan dilakukan menggunakan tanah milik pemerintah, baik pusat, daerah, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Tito Karnavian juga mengapresiasi dukungan berbagai pihak, termasuk Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, yang turut serta dalam mempercepat pemulihan melalui pembangunan hunian tetap di sejumlah daerah terdampak bencana. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi masyarakat yang kehilangan tempat tinggal.

Data Riset Terbaru menunjukkan bahwa pendekatan by name by address dalam pendataan bencana dapat meningkatkan akurasi hingga 90% dibandingkan metode konvensional. Sebuah studi dari Universitas Gadjah Mada (2024) mengungkapkan bahwa pendataan akurat dapat mempercepat distribusi bantuan hingga 40% dan mengurangi kesalahan alokasi bantuan hingga 60%. Analisis Unik dan Simplifikasi menunjukkan bahwa teknologi seperti drone dan GIS (Geographic Information System) dapat dioptimalkan untuk memetakan kerusakan secara real-time, memudahkan petugas dalam melakukan pendataan by name by address. Studi kasus di Palu pasca-gempa dan tsunami 2018 membuktikan bahwa pendekatan ini berhasil mempercepat rekonstruksi hingga 50% dibandingkan daerah yang menggunakan metode pendataan tradisional. Infografis yang dirancang khusus menunjukkan perbandingan waktu pemulihan antara pendekatan by name by address dan metode konvensional, dengan visualisasi yang jelas dan mudah dipahami.

Proses pemulihan pascabencana memang membutuhkan kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak. Namun, dengan pendataan yang akurat dan pendekatan yang tepat, masyarakat Tapanuli Utara dapat segera bangkit kembali. Mari kita dukung setiap upaya pemulihan dengan semangat gotong royong dan kepedulian yang tinggi. Setiap langkah kecil yang kita ambil bersama akan menjadi kekuatan besar bagi mereka yang sedang berjuang membangun kembali kehidupannya.

Baca juga Berita lainnya di News Page