Kapolres Kagok!

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, dikenal sebagai ‘Kota Santri’ yang kini tengah menghadapi berbagai dinamika sosial dan keamanan. Dalam sebuah pertemuan santai dengan Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP M Faruk Rozi, terungkap filosofi kepemimpinan yang unik dan efektif dalam menjaga kondusivitas kota. Faruk, yang akrab dipanggil dengan nama sederhana, menunjukkan gaya kepemimpinan yang jauh dari kesan kaku dan formalitas.

Pertemuan tersebut diwarnai guyonan ringan yang membuat suasana menjadi cair. Saat ditanya tentang pendekatan keamanan, Faruk menyatakan bahwa dirinya merasa “kagok” jika suasana tidak terasa akrab dan jarak antara polisi dengan masyarakat terlalu jauh. Ungkapan ini bukan sekadar bercanda, melainkan mencerminkan prinsip kepemimpinannya yang menekankan keterbukaan dan kedekatan dengan masyarakat.

Faruk memiliki obsesi kuat untuk menjaga Tasikmalaya tetap kondusif, aman, dan nyaman. Namun, pendekatannya jauh dari gaya kepemimpinan tradisional yang kaku. Ia memilih metode yang terlihat sederhana namun sangat efektif: mendengarkan, datang langsung, menyapa, dan bertindak cepat. Pendekatan ini bukan tindakan impulsif, melainkan tindakan yang dilandasi empati dan kepedulian nyata.

Keberhasilan Faruk dalam menjaga keamanan kota bukan karena pencitraan atau baliho besar, melainkan karena tindakan nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Ia tidak menunggu masalah menjadi besar atau viral di media sosial. Sebaliknya, ia proaktif turun ke lapangan ketika melihat potensi gesekan atau keresahan masyarakat, sekecil apa pun itu.

Masyarakat Tasikmalaya, yang dikenal peka dan kritis, mampu membedakan mana tindakan yang tulus dan mana yang hanya formalitas. Inilah yang membuat Faruk diterima dan dicintai oleh masyarakat, bukan karena jabatan atau seragam yang dikenakannya, melainkan karena ketulusan dan kepeduliannya yang terasa nyata.

Di luar tugasnya sebagai Kapolres, Faruk memiliki hobi bermain sepak bola. Baginya, sepak bola bukan sekadar permainan mengejar bola, melainkan sarana pembelajaran berharga tentang kerja tim, membaca situasi, dan mengetahui kapan harus maju, bertahan, atau memberi umpan kepada rekan setim. Prinsip-prinsip ini kemudian diterapkan dalam kepemimpinannya sebagai Kapolres.

Studi kasus terbaru menunjukkan efektivitas pendekatan Faruk. Dalam beberapa bulan terakhir, tingkat kriminalitas di Kota Tasikmalaya menurun signifikan, sementara kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian meningkat. Survei yang dilakukan oleh Lembaga Survey Independen (LSI) Jawa Barat pada bulan November 2025 menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Polres Tasikmalaya Kota mencapai 85%, tertinggi di antara kota-kota lain di Jawa Barat.

Infografis yang dirilis oleh Polres Tasikmalaya Kota menunjukkan penurunan angka kriminalitas sebesar 35% dalam 6 bulan terakhir, sementara angka kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian meningkat 40%. Angka ini didukung oleh peningkatan partisipasi masyarakat dalam program-program keamanan lingkungan yang diinisiasi oleh Polres Tasikmalaya Kota.

Kepemimpinan Faruk menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan humanis dan empatik dapat menciptakan keamanan yang berkelanjutan. Dalam era di mana kepercayaan publik terhadap institusi sering kali rapuh, gaya kepemimpinan Faruk menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada kewenangan formal, melainkan pada kedekatan dan kepedulian terhadap masyarakat yang dilayani. Kepemimpinan seperti ini bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga membangun fondasi masyarakat yang lebih solid dan saling percaya.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan