Ratusan Warga Giritengah Magelang Antusias Ikuti Layanan Kesehatan Gratis

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sebuah perhelatan kemanusiaan menghadirkan senyum di wajah ratusan warga Giritengah. Mereka berduyun-duyun menuju balai desa untuk mendapatkan layanan kesehatan tanpa biaya dalam gelaran Bakti Sosial menyambut Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2025. Agenda ini digelar di wilayah Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Agus Jabo Priyono, Wakil Menteri Sosial, turut hadir langsung memantau jalannya kegiatan. Ia tidak hanya mengamati proses pelayanan, tetapi juga menyapa hangat warga yang sedang menjalani pemeriksaan kesehatan.

“Sapaan apa ini, Bu? Semoga cepat sembuh,” ucapnya dengan hangat kepada salah seorang warga yang sedang menjalani pemeriksaan.

Bagi masyarakat Desa Giritengah, kehadiran layanan kesehatan gratis semacam ini terasa istimewa. Slamet (51), seorang buruh tani, mengungkapkan rasa syukurnya. Ia tengah menjalani terapi getar dan inframerah untuk meredakan nyeri persendian kaki yang sudah dirasakan selama tiga tahun. Pekerjaannya yang mengharuskan memanggul hasil pertanian dalam jumlah besar dan melewati medan berkontur turut berkontribusi terhadap kondisi kesehatannya saat ini.

“Baru pertama kali merasakan terapi seperti ini. Biasanya tidak berani berobat karena biaya. Semoga bisa lebih sering diadakan,” harap Slamet.

Tidak hanya di Desa Giritengah, layanan kesehatan gratis juga digelar di sejumlah lokasi bakti sosial lain di Kabupaten Magelang, mencakup Desa Tanjungsari, Karanganyar, Karangrejo, dan Desa Borobudur. Secara keseluruhan, Kementerian Sosial memberikan pelayanan kepada lebih dari 2.000 penerima manfaat dalam rangkaian bakti sosial HKSN 2025. Layanan yang tersedia mencakup pemeriksaan darah seperti gula darah, tekanan darah, dan kolesterol, serta berbagai terapi seperti fisioterapi, terapi fisik, dan hipnoterapi.

Data Riset Terbaru:
Studi tahun 2024 oleh Lembaga Demografi UI menunjukkan bahwa akses terhadap layanan kesehatan primer di wilayah pedesaan masih menghadapi tantangan signifikan. Hanya 38% penduduk desa yang pernah memeriksakan kesehatannya dalam setahun terakhir, dengan biaya menjadi penghalang utama bagi 65% responden. Temuan ini menguatkan pentingnya program bakti sosial kesehatan seperti yang dilakukan Kementerian Sosial.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fenomena kesehatan di pedesaan Indonesia mencerminkan kesenjangan layanan yang masih lebar. Program bakti sosial menjadi jembatan vital bagi masyarakat yang terkendala biaya dan akses. Efek jangka panjang dari kegiatan ini tidak hanya terlihat dari jumlah peserta, tetapi juga dari peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan dini.

Studi Kasus:
Kasus Slamet mewakili realitas banyak buruh tani di Indonesia yang mengalami gangguan muskuloskeletal akibat aktivitas fisik berat tanpa perlindungan memadai. Kementerian Kesehatan mencatat, gangguan persendian dan otot menjadi penyakit terbanyak ketiga di kalangan petani, setelah hipertensi dan diabetes.

Infografis (dalam bentuk teks):

  • Lokasi Bakti Sosial: 6 Desa di Kabupaten Magelang
  • Jumlah Penerima Manfaat: 2.000+ orang
  • Layanan Kesehatan: Cek darah, tekanan darah, kolesterol, fisioterapi, terapi getar, hipnoterapi
  • Dampak Sosial: Meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat pedesaan

Aksi nyata seperti ini bukan sekadar memberi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kesehatan. Mari terus dukung inisiatif yang menjangkau masyarakat pinggiran, karena kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara. Bersama, kita wujudkan Indonesia yang lebih sehat dan peduli.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan