Lonjakan permintaan memori akibat kebutuhan teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat produsen memori asal Amerika Serikat, Micron, kewalahan. Perusahaan mengakui belum mampu memenuhi seluruh pesanan RAM dari para pelanggan utamanya, dengan krisis pasokan diperkirakan baru mereda setelah 2027.
CEO Micron, Sanjay Mehrotra, menyatakan bahwa saat ini perusahaan hanya bisa memenuhi sekitar setengah hingga dua pertiga permintaan dari konsumen utamanya. Kondisi ini terjadi karena kebutuhan memori untuk pusat data AI melonjak tajam dalam waktu singkat, jauh melampaui kapasitas suplai industri saat ini.
“Dalam beberapa bulan terakhir, rencana pembangunan pusat data AI pelanggan kami mendorong kenaikan proyeksi permintaan memori secara signifikan,” ujar Mehrotra.
Ia menambahkan, pasokan global masih akan tertinggal dari permintaan hingga melewati tahun 2026. Situasi ini membuat banyak pelanggan Micron memilih mengamankan kontrak jangka panjang demi memastikan pasokan RAM dan storage tetap tersedia. Namun bagi konsumen PC dan smartphone, kondisi tersebut berarti harga memori yang semakin mahal.
Di sisi lain, lonjakan permintaan justru mendongkrak kinerja keuangan Micron. Perusahaan membukukan pendapatan USD 13,64 miliar pada kuartal pertama tahun fiskal, naik 57% secara tahunan. Laba bersih melonjak dari USD 2 miliar menjadi USD 5,2 miliar, dengan laba per saham USD 4,78, jauh di atas ekspektasi pasar.
Micron menilai kinerja kuat tersebut ditopang langsung oleh naiknya harga DRAM dan storage akibat kebutuhan masif dari pusat data AI. Namun tekanan pasokan belum akan berakhir dalam waktu dekat, meski perusahaan sedang memperluas kapasitas produksi.
Micron saat ini membangun dua pabrik di Idaho dan menyiapkan fasilitas baru di New York. Produksi dari pabrik-pabrik tersebut diperkirakan baru berjalan pada 2026 dan 2027. Pengembangan memori generasi terbaru seperti HBM4 juga disebut berjalan lebih cepat dibandingkan saat awal produksi HBM3.
Selain pusat data, Mehrotra menilai tren AI generatif, terutama pembuatan video dan peralihan dari pelatihan ke inferensi AI, akan ikut mendorong kebutuhan SSD. Produsen PC dan smartphone juga diprediksi akan meningkatkan kapasitas RAM demi mendukung fitur AI di perangkat.
Dampak krisis ini sudah terasa di pasar ritel. Harga DRAM, khususnya DDR5, melonjak tajam hingga membuat sejumlah toko enggan mencantumkan harga karena berubah terlalu cepat. Bahkan, harga paket RAM 64GB kini bisa melampaui konsol game atau kartu grafis kelas menengah.
Data Riset Terbaru: Analisis Pasokan Memori Global 2025-2027
Studi terbaru oleh International Data Corporation (IDC) menunjukkan bahwa kebutuhan memori global untuk aplikasi AI diperkirakan akan tumbuh sebesar 60% per tahun hingga 2027. Penelitian ini mengungkap bahwa industri semikonduktor perlu investasi lebih dari USD 500 miliar untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Faktor utama pendorong pertumbuhan adalah adopsi AI di sektor manufaktur, kesehatan, dan layanan keuangan.
Studi Kasus: Transformasi Data Center di Asia Tenggara
Sebuah studi kasus dari Singapura menunjukkan bagaimana pusat data modern mengoptimalkan penggunaan memori untuk mendukung aplikasi AI. Data center di Singapura berhasil meningkatkan efisiensi energi sebesar 35% sambil meningkatkan kapasitas memori sebesar 50% melalui implementasi teknologi pendinginan cair dan arsitektur memori hybrid.
Infografis: Proyeksi Pertumbuhan Pasar Memori AI 2025-2027
[Data visual menunjukkan pertumbuhan tahunan pasar memori AI: 2025: 15 miliar USD, 2026: 24 miliar USD, 2027: 38 miliar USD, dengan distribusi berdasarkan aplikasi: pusat data 60%, perangkat edge 25%, perangkat konsumen 15%]
Masa depan industri memori ditentukan oleh kemampuan beradaptasi terhadap permintaan AI yang terus meningkat. Perusahaan yang mampu berinovasi dan berinvestasi secara strategis akan menjadi pemenang dalam era transformasi digital ini. Peluang besar terbuka bagi mereka yang siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan momentum pertumbuhan teknologi kecerdasan buatan.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.