Maksimalkan Fitur iPad untuk Anak, Ini Cerita Dhatu Rembulan

anindya

By anindya

Orang tua mana yang tidak merasa waswas saat pertama kali memberikan perangkat digital kepada buah hatinya? Dhatu Rembulan, istri dari Tria sang vokalis The Changcuters, merasakan hal yang sama ketika memutuskan untuk memberikan iPad kepada anak pertamanya yang bernama Jaggira. Ia mengungkapkan rasa cemas yang mendalam, terutama khawatir bahwa kehadiran iPad akan menggantikan perannya sebagai teman dan pendamping sang anak. “Aku takut banget kehilangan peranku jadi orang tua digantikan dengan iPad-nya. Itu kan salah satu hal yang menurut aku mengerikan ya. Jadi dia kayak lebih dekat sama iPadnya tapi bonding dengan orang tuanya kurang. Itu benar-benar hal yang menjadi pertimbanganku,” ujarnya dalam sesi iPad Family Briefing Workshop, Rabu (17/12).

Dhatu Rembulan Atur iPad Agreement dan Manfaatkan Fitur Pengawasan

Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, Dhatu dan sang suami membuat perjanjian khusus bersama Jaggira. Perjanjian ini, atau yang dikenal dengan iPad Agreement, dibuat setelah melalui diskusi panjang dan tawar-menawar. Dhatu menekankan bahwa memberikan iPad kepada anak bukan sekadar memberikan perangkat, melainkan komitmen orang tua untuk konsisten mengawasi dan mengimbangi penggunaan anak. Ia juga memanfaatkan berbagai fitur keamanan iPad agar anaknya terlindungi dari konten yang tidak sesuai usia dan agar waktu belajarnya tidak terganggu.

“Part yang paling susah adalah ketika kita menjalani sebagai orang tua untuk ikut berkomitmen juga dengan aturan yang kita terapkan,” ungkapnya.

Dalam memaksimalkan fitur iPad untuk keamanan anak, Dhatu menggunakan empat fitur utama: limit aplikasi, downtime, communication limit, dan ask to buy. Semua fitur ini dapat diatur melalui menu pengaturan iPad.

Limit aplikasi memungkinkan orang tua menentukan batas waktu penggunaan aplikasi tertentu. Jika anak ingin membuka aplikasi yang waktu penggunaannya sudah habis, mereka harus meminta izin terlebih dahulu kepada orang tua. Tanpa izin, aplikasi tersebut tidak dapat dibuka.

Fitur downtime atau waktu henti memungkinkan orang tua menonaktifkan iPad kecuali untuk aplikasi yang diizinkan dan panggilan telepon. Dhatu mengaktifkan fitur ini setiap malam mulai pukul 20.00 hingga pukul 08.00 keesokan harinya. “Jadi downtime ini biasanya aku set dari jam 8 malam sampai jam 8 pagi. Jadi jam 8 malam sudah mati, dia sudah harus istirahat, dan jam 8 pagi itu sebelum dia berangkat sekolah, benar-benar nggak bisa buka aplikasi selain calendar, selain reminder, dan sebagainya,” jelasnya.

Selain itu, fitur communication limit memungkinkan orang tua membatasi komunikasi anak di iPad. Orang tua dapat menentukan siapa saja yang diizinkan untuk dihubungi oleh anak, bahkan saat iPad sedang dalam mode downtime. “Terus, kita setting juga communication limitnya, di situ ada aplikasi yang masih bisa terus dibuka 24 jam, itu adalah message, FaceTime juga. Jadi di luar yang masuk downtime, itu ketika dia ada urgensi untuk menghubungi ibu bapaknya, itu masih bisa dibuka,” tambah Dhatu.

Fitur terakhir yang digunakan adalah ask to buy, yang terkait dengan family sharing. Fitur ini akan muncul ketika akun anak diaktifkan di iPad. Dengan ask to buy, orang tua tidak perlu khawatir ketika anak ingin mendownload atau membeli aplikasi. Anak harus meminta izin terlebih dahulu, dan aplikasi hanya akan terdownload jika izin diberikan.

Selain mengatur fitur keamanan, Dhatu juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak. Ia percaya bahwa minat anak terhadap konten yang ada di iPad juga perlu didukung dan diawasi oleh orang tua. “Tugas kita sebagai orang tua adalah, menyelaraskan niat kita, terus kita juga harus berkomitmen dengan aturan-aturan yang kita sudah terapkan, dan tetap bisa hadir terus mendampingi anak di setiap momen,” tutupnya.

Data Riset Terbaru: Dampak Penggunaan iPad pada Perkembangan Anak

Berbagai penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan iPad oleh anak-anak dapat memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung pada cara penggunaannya. Menurut studi yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics tahun 2024, anak-anak yang menggunakan perangkat digital dengan batasan waktu dan pendampingan orang tua cenderung memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik, terutama dalam aspek kreativitas dan pemecahan masalah. Namun, penelitian dari Universitas Oxford tahun 2023 mengungkapkan bahwa penggunaan perangkat digital tanpa batasan dapat mengganggu pola tidur dan mengurangi interaksi sosial anak.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Menyeimbangkan Teknologi dan Interaksi Sosial

Dalam era digital ini, menghindari teknologi sama sekali bukanlah solusi yang realistis. Alih-alih melarang, pendekatan yang lebih efektif adalah mengajarkan anak-anak untuk menggunakan teknologi secara bijak. Para ahli menyarankan agar orang tua membuat perjanjian digital bersama anak, mirip dengan yang dilakukan oleh Dhatu Rembulan. Perjanjian ini tidak hanya mencakup batasan waktu, tetapi juga jenis konten yang boleh diakses dan pentingnya keseimbangan antara aktivitas digital dan non-digital.

Studi Kasus: Keluarga Dhatu Rembulan

Keluarga Dhatu Rembulan menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dalam kehidupan anak dengan cara yang sehat. Dengan memanfaatkan fitur-fitur pengawasan iPad dan membuat perjanjian bersama, Dhatu berhasil menjaga keseimbangan antara kebutuhan anak akan teknologi dan perlindungan dari dampak negatifnya. Pendekatan ini tidak hanya menjaga kesehatan mental dan fisik anak, tetapi juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak.

Infografis: Fitur Pengawasan iPad untuk Anak

  • Limit Aplikasi: Batasi waktu penggunaan aplikasi tertentu
  • Downtime: Nonaktifkan iPad kecuali aplikasi penting pada waktu tertentu
  • Communication Limit: Batasi siapa saja yang bisa dihubungi anak
  • Ask to Buy: Anak harus meminta izin sebelum mendownload atau membeli aplikasi

Teknologi bukanlah musuh, melainkan alat yang dapat menjadi teman baik jika digunakan dengan bijak. Kuncinya ada pada pendampingan dan pengaturan yang konsisten dari orang tua. Dengan pendekatan yang tepat, anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi digital yang cerdas, kreatif, dan bertanggung jawab.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan