Kolam Air Panas Wisata Guci di Tegal Hancur Diterjang Banjir Bandang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Objek wisata Guci di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal dilanda banjir bandang pada malam hari. Peristiwa ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang membuat aliran sungai meluap hingga menghantam kawasan wisata tersebut. Bergas Catursasi Penanggungan, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan bahwa banjir terjadi pada siang hingga sore hari, mengakibatkan kolam air panas di Pancuran 13 Guci hilang tergerus.

Banjir juga merusak jembatan kecil di area Pancuran 13 serta meninggalkan material lumpur, pasir, dan batu yang menutupi sebagian kawasan wisata. Saat ini, area Pancuran 13 telah ditutup sementara, dan semua pengunjung sudah dievakuasi dengan aman. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, dan lokasi telah disterilkan dari pengunjung.

Dalam upaya mitigasi, BPBD terus memantau kondisi di lapangan dan melakukan pembersihan material yang terbawa banjir. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama di wilayah yang rawan luapan sungai.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair) tahun 2024 menunjukkan bahwa wilayah pegunungan di Jawa Tengah, termasuk sekitar Guci, memiliki risiko tinggi terhadap banjir bandang akibat perubahan iklim dan deforestasi. Riset ini mencatat peningkatan frekuensi banjir bandang sebesar 40% dalam dekade terakhir.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fenomena banjir bandang di Guci dapat dianalisis melalui pendekatan “hutan sebagai penyangga air”. Deforestasi di daerah hulu mengurangi kemampuan tanah menyerap air hujan, sehingga aliran air menjadi deras dan tak terkendali. Solusi jangka panjang membutuhkan reboisasi massal dan pembangunan sistem peringatan dini berbasis teknologi IoT.

Studi Kasus:
Pada 2022, kawasan wisata Dieng juga mengalami banjir bandang serupa. Namun, dengan penerapan sistem early warning dan pelatihan masyarakat, korban jiwa dapat diminimalisasi. Studi kasus ini menjadi acuan untuk kawasan Guci dalam membangun ketahanan bencana.

Infografis:

  • Curah hujan rata-rata di Guci: 3.500 mm/tahun
  • Luas kawasan wisata Guci: 150 hektar
  • Jumlah pengunjung tahunan: 500.000 orang
  • Tingkat risiko banjir bandang: Tinggi (Skala 1-5)

Kawasan Guci bukan hanya destinasi wisata, tapi juga simbol ketahanan alam yang harus dijaga. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, bencana alam bisa diubah menjadi momentum untuk membangun sistem mitigasi yang lebih tangguh. Jangan tunggu bencana datang, mari jaga alam sebelum alam mengingatkan kita dengan cara yang keras.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan