Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap kelompok radikal Islamic State (ISIS) di wilayah Suriah. Gempuran ini dilakukan sebagai pembalasan setelah serangan mematikan yang menewaskan tiga warga negaranya, termasuk dua tentara, di wilayah Suriah. Komando Pusat AS (CENTCOM) mengungkapkan bahwa dalam operasi yang digelar pada Jumat (19/12), pesawat tempur, helikopter serbu, dan artileri telah menyerang lebih dari 70 target di berbagai lokasi di wilayah tengah Suriah. Lebih dari 100 amunisi presisi digunakan untuk menghancurkan infrastruktur dan situs-situs senjata ISIS yang telah teridentifikasi sebelumnya.
Selain operasi besar-besaran tersebut, AS bersama pasukan sekutunya juga melaporkan telah menjalankan 10 operasi di Suriah dan Irak. Operasi-operasi ini mengakibatkan kematian atau penahanan 23 orang yang diduga sebagai pelaku teroris, meskipun tidak dijelaskan lebih lanjut kelompok afiliasi mereka. Serangan mematikan yang menjadi pemicu balasan militer AS terjadi pada 13 Desember lalu di area Palmyra, sebuah kawasan yang dikenal sebagai situs warisan dunia UNESCO dan pernah dikuasai oleh ISIS. Dalam insiden tersebut, seorang pria bersenjata yang diduga sebagai anggota ISIS bertindak sendiri dan mengakibatkan tewasnya dua sersan Garda Nasional Iowa, William Howard dan Edgar Torres Tovar, serta seorang warga sipil bernama Ayad Mansoor Sakat dari Michigan yang bekerja sebagai penerjemah.
Ini merupakan insiden pertama yang menewaskan warga AS sejak jatuhnya pemerintahan lama Suriah pimpinan Bashar al-Assad pada Desember tahun lalu. Otoritas Suriah menyatakan bahwa pelaku serangan adalah anggota pasukan keamanan yang akan dipecat karena diduga memiliki paham ekstremis Islamis. Pasukan AS yang menjadi korban merupakan bagian dari Operation Inherent Resolve, sebuah upaya internasional untuk memerangi ISIS yang pernah menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak pada tahun 2014. Meskipun kelompok radikal tersebut telah dikalahkan oleh pasukan darat lokal yang didukung oleh serangan udara internasional dan bantuan logistik, ISIS masih memiliki kehadiran di beberapa wilayah Suriah.
Kementerian Luar Negeri Suriah, meskipun tidak secara langsung mengomentari serangan balasan AS, menyatakan komitmen negaranya untuk terus memerangi ISIS. Dalam sebuah unggahan di media sosial X, kementerian tersebut menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan ISIS tidak memiliki tempat perlindungan yang aman di wilayah Suriah dan akan terus mengintensifkan operasi militer terhadap kelompok tersebut di mana pun mereka menimbulkan ancaman.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa militer AS telah melancarkan “pembalasan yang sangat serius” terhadap ISIS di Suriah. Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menegaskan bahwa AS telah menyerang benteng-benteng ISIS di Suriah dengan kekuatan yang sangat besar. Ia juga mengeluarkan peringatan keras kepada siapa pun, terutama para teroris, yang berani menyerang atau mengancam keamanan AS. “Semua teroris yang cukup jahat untuk menyerang warga Amerika dengan ini diperingatkan — ANDA AKAN DIHANTAM LEBIH KERAS DARIPADA YANG PERNAH ANDA ALAMI SEBELUMNYA JIKA ANDA, DENGAN CARA APA PUN, MENYERANG ATAU MENGANCAM AMERIKA SERIKAT,” tegasnya.
Dalam perkembangan terkait, Kepala kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, melaporkan bahwa serangan-serangan AS telah menewaskan sedikitnya lima militan ISIS di wilayah Provinsi Deir Ezzor, Suriah bagian timur. Salah satu korban tewas merupakan seorang pemimpin sel ISIS yang bertanggung jawab atas operasional drone di wilayah tersebut. Seorang sumber keamanan Suriah mengungkapkan kepada AFP bahwa gempuran-gempuran AS menargetkan sel-sel ISIS di area gurun Badia yang luas, termasuk di Provinsi Homs, Deir Ezzor, dan Raqa. Sumber tersebut menegaskan bahwa serangan-serangan tersebut tidak melibatkan operasi darat dan sebagian besar target berada di area pegunungan di sebelah utara Palmyra, termasuk menuju Deir Ezzor.
Data Riset Terbaru:
Laporan dari Institute for the Study of War (ISW) pada Januari 2025 menunjukkan bahwa meskipun kekuatan militer ISIS telah berkurang secara signifikan sejak kejayaannya pada 2014-2017, kelompok ini masih mampu melakukan serangan teror di berbagai wilayah, termasuk Suriah dan Irak. Analisis terbaru menyebutkan bahwa ISIS kini lebih mengandalkan taktik gerilya dan serangan individu, seperti yang terjadi di Palmyra. Selain itu, laporan PBB pada 2024 menyatakan bahwa ISIS telah memanfaatkan drone untuk keperluan militer, termasuk pengintaian dan serangan, yang membuat ancaman kelompok ini tetap relevan dan mematikan.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Serangan mematikan di Palmyra menunjukkan bahwa meskipun ISIS telah kehilangan wilayah kekuasaannya, kelompok ini masih memiliki kemampuan untuk melakukan serangan yang terencana dan mematikan. Fakta bahwa pelaku bertindak sendiri namun mampu menembus pengamanan ketat menunjukkan adanya potensi celah dalam sistem keamanan atau kemungkinan adanya jaringan pendukung yang masih aktif. Selain itu, penggunaan drone oleh ISIS untuk keperluan militer menunjukkan bahwa kelompok ini terus beradaptasi dengan teknologi modern, meskipun dalam skala yang terbatas. Hal ini menuntut respons yang lebih canggih dan terkoordinasi dari pasukan internasional yang beroperasi di wilayah tersebut.
Studi Kasus:
Serangan di Palmyra pada 13 Desember 2025 menjadi studi kasus penting dalam memahami evolusi taktik ISIS pasca-kekalahan militernya. Pelaku, yang teridentifikasi sebagai anggota pasukan keamanan Suriah, berhasil menembus pengamanan dengan menggunakan senjata api dan menewaskan tiga warga AS sebelum akhirnya dilumpuhkan. Studi kasus ini mengungkapkan bahwa ancaman terorisme tidak hanya berasal dari kelompok bersenjata yang terorganisir, tetapi juga dari individu-individu yang terpapar ideologi ekstremis dan memiliki akses ke senjata atau informasi intelijen. Selain itu, insiden ini juga menunjukkan pentingnya kerja sama intelijen antar negara dan peningkatan protokol keamanan di wilayah-wilayah yang rawan serangan teror.
Infografis:
- Target Serangan AS di Suriah (19 Desember 2025): 70+ lokasi
- Jenis Amunisi yang Digunakan: 100+ amunisi presisi
- Wilayah yang Menjadi Target: Provinsi Deir Ezzor, Homs, Raqa, dan area pegunungan di utara Palmyra
- Korban Tewas dalam Serangan Balasan AS: 5+ militan ISIS, termasuk pemimpin sel operasional drone
- Korban Serangan di Palmyra (13 Desember 2025): 3 warga AS (2 tentara, 1 warga sipil)
- Metode Serangan: Senjata api dan kemungkinan dukungan drone
Serangan balasan AS di Suriah menunjukkan bahwa ancaman terorisme masih menjadi perhatian utama dunia internasional. Meskipun ISIS telah kehilangan wilayah kekuasaannya, kelompok ini terus beradaptasi dengan taktik baru dan teknologi modern. Diperlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk peningkatan kerja sama intelijen, penguatan protokol keamanan, dan upaya deradikalisasi, untuk memastikan bahwa ancaman terorisme dapat ditekan secara efektif. Dunia tidak boleh lengah; keamanan global adalah tanggung jawab bersama yang harus dijaga dengan waspada dan tegas.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.