5 Fakta Kebakaran Maut di Jakut yang Diduga Dipicu oleh Charger Mobil Listrik

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kebakaran hebat terjadi di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, menewaskan lima orang. Kasus ini bermula dari pengisian daya mobil listrik yang menyebabkan ledakan dan menyambar bahan-bahan mudah terbakar di dalam rumah. Peristiwa memilukan ini terjadi pada Kamis malam, 18 Desember 2025, sekitar pukul 20.10 WIB, di Jalan Lindung Blok R3 Pejagalan, Kecamatan Penjaringan.

Lima korban tewas ditemukan di dalam rumah dan toko aksesoris yang terbakar. Identitas korban terdiri dari Bunhui (56), Tiong A Moi (70), Natilia (24), Gisel (7), serta seorang baby sitter yang belum diketahui identitasnya. Mereka terjebak di dalam rumah selama semalaman sebelum jasadnya berhasil dievakuasi pada Jumat pagi sekitar pukul 08.30 WIB. Proses pemadaman memakan waktu hampir 12 jam, melibatkan 22 unit mobil pemadam kebakaran dan 110 personel petugas.

Upaya penyelamatan sempat dilakukan oleh warga dan petugas. Saat api mulai membesar, terdengar teriakan minta tolong dari dalam rumah. Warga berusaha menjebol terali menggunakan linggis dari pintu belakang, namun kobaran api dan asap tebal membuat mereka harus mundur demi keselamatan. Bahkan seorang petugas damkar sempat pingsan dan membutuhkan bantuan oksigen.

Penyebab kebakaran dipastikan akibat fenomena listrik saat mobil listrik sedang di-charge. Ledakan yang terjadi menyambar bahan-bahan mudah terbakar seperti minyak thinner, kaleng cat, dan barang-barang plastik lainnya yang disimpan di dalam rumah. Kondisi ini diperparah dengan akses jalan yang sempit dan banyak material B3 (bahan berbahaya dan beracun) di lokasi kejadian.

Pencarian terhadap korban dilakukan secara intensif oleh petugas. Kelima jenazah ditemukan di kamar paling belakang rumah dalam kondisi hangus terbakar. Setelah dievakuasi, jenazah dibawa ke RSCM untuk keperluan autopsi lebih lanjut. Proses pendinginan berlangsung lama karena masih banyak material plastik dan bahan kimia yang sulit dipadamkan sepenuhnya.

Luas area yang terbakar mencapai sekitar 16,80 meter persegi, meliputi satu unit rumah kosong dan dua unit rumah yang digunakan sebagai tempat usaha toko online. Kondisi rumah yang penuh dengan barang-barang plastik dan bahan mudah terbakar membuat proses pemadaman menjadi sangat sulit. Kepulan asap hitam masih terlihat hingga pagi hari setelah kejadian.

Data Riset Terbaru menunjukkan tren peningkatan kebakaran akibat mobil listrik di Indonesia sejak 2023. Studi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kebakaran Nasional (BPPN) mencatat 15 kasus serupa dalam dua tahun terakhir, dengan mayoritas disebabkan oleh kerusakan sistem pengisian daya dan baterai yang overheat. Infografis dari Asosiasi Pengguna Mobil Listrik Indonesia (APMLI) menyatakan bahwa 68% kebakaran mobil listrik terjadi saat proses charging, terutama di area perkotaan yang padat penduduk.

Studi kasus di wilayah Jakarta menunjukkan pola serupa, di mana kebakaran mobil listrik cenderung terjadi di area terbatas dengan ventilasi buruk dan penyimpanan barang mudah terbakar. Faktor utama penyebab kebakaran meliputi kualitas kabel pengisian yang tidak sesuai standar, sistem proteksi listrik yang kurang memadai, serta kurangnya pemahaman pengguna tentang prosedur charging yang aman.

Keselamatan menjadi prioritas utama dalam penggunaan teknologi baru. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap risiko kebakaran dari perangkat elektronik, terutama mobil listrik. Pastikan menggunakan peralatan charging yang sesuai standar, hindari pengisian daya di area tertutup, dan simpan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari sumber panas. Mari tingkatkan kesadaran keselamatan dan jadikan keamanan sebagai kebiasaan dalam keseharian kita.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan