Pemerintah Proyeksikan Anggaran Rp51 Triliun untuk Infrastruktur Pascabanjir Sumatera

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

        

Foto Bisnis

Agung Pambudhy - detikFinance

Jumat, 19 Des 2025 19:15 WIB

Jakarta – Pemerintah memproyeksikan kebutuhan pembangunan infrastruktur pascabanjir di Sumatera mencapai Rp51 triliun. Aceh dapat alokasi terbesar karena terdampak parah.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan kebutuhan anggaran untuk
pembangunan infrastruktur pascabanjir di wilayah Sumatera sebesar Rp51,08
triliun. Jumlah tersebut terbagi atas kebutuhan belanja pemerintah pusat
sebesar Rp25,97 triliun dan pemda sebesar Rp25,11 triliun.

Kebutuhan anggaran untuk pembangunan infrastruktur pascabanjir di wilayah
Sumatera sebesar Rp51,08 triliun

“Perluasan program penanganan bencana dianggarkan dalam RAPBN 2026, dengan
pagu indikatif sebesar Rp5,7 miliar atau meningkat sebesar 15 kali lipat
dibandingkan anggaran tahun 2025 sebesar Rp380,8 miliar,” demikian keterangan
resmi Kemenkeu seperti dikutip dari laman resmi, Jumat (19/12/2025).

Aceh menjadi provinsi dengan kebutuhan anggaran terbesar yakni Rp17,3 triliun.
Anggaran ini terbagi atas kebutuhan belanja pemerintah pusat sebesar Rp9,8
triliun dan pemda sebesar Rp7,5 triliun.

Selanjutnya, kebutuhan anggaran terbesar kedua ada di Sumatera Utara (Sumut)
sebesar Rp17,1 triliun. Anggaran ini terbagi atas kebutuhan belanja
pemerintah pusat sebesar Rp9,3 triliun dan pemda sebesar Rp7,8 triliun.

Kebutuhan anggaran terbesar ketiga ada di Riau sebesar Rp10,2 triliun. Anggaran
ini terbagi atas kebutuhan belanja pemerintah pusat sebesar Rp3,2 triliun dan
pemda sebesar Rp7 triliun.

Adapun Sumatera Barat (Sumbar) menjadi provinsi dengan kebutuhan anggaran
paling kecil yakni Rp6,3 triliun. Anggaran ini terbagi atas kebutuhan belanja
pemerintah pusat sebesar Rp3,6 triliun dan pemda sebesar Rp2,7 triliun.

Dalam dokumen yang sama, pemerintah pun mencatat jumlah kerugian akibat
banjir di Sumatera mencapai Rp4,2 triliun. Kerugian terbesar tercatat di Aceh
yakni sebesar Rp1,4 triliun.

Kerugian terbesar kedua tercatat di Sumut yakni sebesar Rp1,2 triliun.
Selanjutnya kerugian terbesar ketiga tercatat di Riau sebesar Rp812,7 miliar.
Sedangkan kerugian paling kecil tercatat di Sumbar sebesar Rp692,4 miliar.

Pemerintah akan memulai pembangunan infrastruktur pascabanjir di Sumatera
pada tahun depan. Pada tahap pertama, pemerintah mengalokasikan anggaran
sebesar Rp14,5 triliun.

Anggaran terbesar akan diberikan kepada Aceh sebesar Rp4,9 triliun. Anggaran
ini terbagi atas alokasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp2,9 triliun dan
pemda sebesar Rp2 triliun.

Selanjutnya, Sumut mendapat alokasi anggaran terbesar kedua sebesar Rp4,8
triliun. Anggaran ini terbagi atas alokasi belanja pemerintah pusat sebesar
Rp2,6 triliun dan pemda sebesar Rp2,2 triliun.

  • Bos Bank Minta Pemerintah Beri Relaksasi Kebijakan bagi Korban Banjir di Sumatera

  • Indonesia Terancam Kekeringan, Pemerintah Siapkan Rp 26 Triliun

  • Penanganan Banjir Sumatera dkk Diajukan Masuk Pagu Indikatif Rp 5,7 Miliar

Data Riset Terbaru:
Studi 2025 oleh Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkap bahwa kerugian ekonomi akibat bencana hidrometeorologi di Indonesia meningkat 25% dibandingkan dekade sebelumnya, didominasi oleh kerusakan infrastruktur produktif seperti jalan dan jembatan.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Banjir besar di Sumatera bukan hanya masalah teknis infrastruktur, tapi juga cerminan dari tantangan tata kelola lingkungan dan perubahan iklim. Dengan alokasi Rp51 triliun, pemerintah perlu memastikan pendekatan berbasis risiko dan keberlanjutan, serta memprioritaskan mitigasi jangka panjang seperti reforestasi dan normalisasi sungai.

Studi Kasus:
Program “One River, One Policy” di Aceh, yang mengintegrasikan pengelolaan DAS dengan rencana tata ruang, menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan holistik dapat mengurangi risiko banjir dan mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat.

Dengan komitmen kuat dan kolaborasi semua pihak, pemulihan Sumatera bukan sekadar mimpi. Mari wujudkan kembali masa depan yang lebih tangguh dan lestari bagi generasi mendatang.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan