Mendagri dan Kapolda Riau Soroti Isu Lingkungan di Regional Summit Thecuy.com

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Provinsi Riau siap menjadi tuan rumah Thecuy.com Regional Summit, forum strategis yang mempertemukan pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha untuk merancang langkah nyata menuju tahun 2026. Bertema ‘Bumi Lancang Kuning Menyongsong 2026: Kolaborasi Membangun dan Menjaga Lingkungan untuk Kemajuan’, acara ini menekankan pentingnya keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan, terutama setelah bencana hidrometeorologi yang baru saja melanda wilayah Sumatera pada akhir November lalu.

Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 19 Desember 2025, mulai pukul 14.00 WIB di Ballroom The Premiere Hotel Pekanbaru. Sekitar 200 peserta, termasuk tokoh masyarakat, asosiasi dunia usaha, dan investor, akan hadir untuk berdiskusi dan berkolaborasi.

Diskusi panel menjadi fokus utama, dipandu oleh Pemimpin Redaksi Thecuy.com, Alfito Deannova Gintings. Panel ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, termasuk Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang akan membahas sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah, serta menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang efektif sebagai dasar kemandirian ekonomi daerah.

Dari pihak pemerintah provinsi, Plt. Gubernur Riau, SF Hariyanto, akan memaparkan upaya konkret dalam mengoptimalkan potensi daerah, terutama dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan strategi pelestarian lingkungan sebagai aset jangka panjang.

Kapolda Riau, Irjen. Pol. Herry Heryawan, akan membahas peran kepolisian dalam menjaga iklim investasi dan menegakkan hukum lingkungan, terutama di wilayah yang rawan terhadap isu kehutanan. Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Farid Azhar Nasution, akan mengulas bagaimana sektor perbankan dan penjaminan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Forum ini diharapkan menjadi momentum penting dalam membangun kolaborasi yang kuat antara pemerintah kabupaten dan kota, agar pelestarian lingkungan menjadi komitmen nyata, bukan sekadar slogan. Dengan begitu, Riau dapat menarik lebih banyak investasi dan mendorong kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

Riset terbaru dari Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Riau (2024) menunjukkan bahwa kerusakan lahan gambut di Riau telah menurunkan potensi emisi karbon hingga 35% sejak diberlakukannya moratorium hutan primer dan lahan gambut pada 2019. Namun, ancaman kebakaran hutan dan lahan masih mengintai, terutama di musim kemarau panjang. Studi ini merekomendasikan penguatan kelembagaan desa dalam pengelolaan hutan dan penerapan ekonomi biru (blue economy) di kawasan pesisir Riau sebagai solusi jangka panjang.

Studi kasus dari Kabupaten Kampar menunjukkan keberhasilan program Desa Bebas Api, di mana partisipasi masyarakat dalam patroli karhutla dan penerapan pertanian ramah lingkungan mampu menekan jumlah titik api hingga 70% dalam tiga tahun terakhir. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dapat menciptakan dampak positif yang signifikan.

Masa depan Riau ada di tangan kita semua. Kolaborasi nyata hari ini adalah investasi untuk generasi mendatang. Mari jadikan Riau tidak hanya makmur secara ekonomi, tetapi juga lestari secara lingkungan. Aksi nyata dimulai sekarang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan