Danantara Akuisisi Hotel dan Lahan di Makkah, Wamenhaj Sebut Bisa Tekan Biaya Haji

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkapkan bahwa strategi akuisisi aset oleh perusahaan investasi milik Indonesia akan berdampak langsung terhadap penurunan biaya penyelenggaraan ibadah haji untuk masa depan. Langkah ini dinilai sebagai terobosan besar dalam mengoptimalkan pengelolaan perjalanan suci oleh jemaah Tanah Air.

Dahnil menegaskan bahwa dengan memiliki aset di sekitar kawasan Masjidil Haram, terutama akomodasi hotel, pemerintah Indonesia akan mampu mengendalikan biaya operasional yang selama ini menjadi beban besar bagi calon jemaah. “Dampaknya pasti signifikan karena kita tidak lagi tergantung pada pihak luar. Ini akan langsung menurunkan biaya haji secara nyata,” ujarnya kepada awak media pada Jumat (19/12/2025).

Langkah strategis ini tidak hanya berdampak pada penekanan biaya, tetapi juga menciptakan sistem ekonomi yang lebih mandiri. Dengan menguasai aset-aset kunci di Makkah, arus keuangan yang sebelumnya mengalir ke luar negeri kini dapat dikendalikan secara internal. “Selama ini uang kita keluar terus untuk sewa hotel dan fasilitas lainnya. Dengan kepemilikan aset sendiri, uang yang keluar tetap masuk ke dalam sistem ekonomi kita sendiri. Ini seperti memindahkan uang dari kantong kanan ke kantong kiri,” jelas Dahnil.

Meskipun belum memberikan angka pasti terkait besaran penurunan biaya, Dahnil optimis perubahan signifikan akan terasa pada penyelenggaraan haji tahun 2027. “Kita masih butuh waktu untuk menghitung secara matematis, tapi potensinya sangat besar. Target kita bisa langsung menerapkan manfaat ini pada penyelenggaraan haji berikutnya,” tambahnya.

Rencana akuisisi aset ini dipimpin oleh Danantara bersama mitra strategisnya, Thakher Development Company. Rencananya, mereka akan mengambil alih sejumlah properti strategis di sekitar kawasan Masjidil Haram, termasuk hotel-hotel yang selama ini menjadi tempat menginap jemaah haji Indonesia. Salah satu aset utama yang menjadi target adalah hotel berkapasitas besar yang berlokasi sangat dekat dengan area pelaksanaan ibadah.

Rosan Roeslani, CEO Danantara Indonesia, menjelaskan bahwa rencana ini mencakup pengambilalihan satu unit hotel yang telah beroperasi dengan kapasitas lebih dari seribu kamar, serta sejumlah lahan kosong yang siap dikembangkan menjadi fasilitas penunjang ibadah. “Kita tidak hanya mengakuisisi aset yang ada, tapi juga menyiapkan lahan-lahan strategis untuk pengembangan fasilitas jangka panjang,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Senin (15/12/2025).

Lahan yang diakuisisi memiliki luas total mencapai 4,4 hektare, yang nantinya akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu dengan potensi hingga 5.000 kamar hotel. Pengembangan ini akan dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan jemaah dan pertimbangan teknis lainnya. “Kita akan lakukan kajian mendalam terlebih dahulu sebelum memulai pembangunan. Ini bukan sekadar investasi jangka pendek, tapi bagian dari komitmen jangka panjang untuk meningkatkan pelayanan haji,” imbuh Rosan.

Keberadaan hotel dan fasilitas pendukung yang dikelola langsung oleh pihak Indonesia diharapkan dapat memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah. Selain itu, pengelolaan yang lebih terintegrasi juga diyakini akan mempermudah koordinasi antar lembaga terkait dalam memberikan pelayanan terbaik.

Dengan langkah strategis ini, pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang lebih berkualitas dan terjangkau. Rencana ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan dana haji dapat memberikan manfaat langsung bagi calon jemaah, bukan hanya dalam bentuk keamanan dana, tetapi juga dalam bentuk peningkatan kualitas pelayanan.

Peningkatan layanan haji melalui akuisisi aset strategis ini merupakan langkah revolusioner yang akan mengubah paradigma lama pengelolaan ibadah haji. Dengan menguasai aset kunci di Tanah Suci, Indonesia tidak hanya mampu menekan biaya, tetapi juga menciptakan sistem ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan. Langkah ini akan menjadi fondasi kuat bagi penyelenggaraan haji yang lebih baik di masa depan, memberikan kenyamanan, kemudahan, dan keringanan biaya bagi jutaan umat Islam Indonesia yang ingin menunaikan rukun Islam kelima ini. Masa depan haji Indonesia kini berada dalam kendali kita sendiri, dan ini saatnya kita membangun pelayanan haji terbaik untuk umat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan