AM Hendropriyono Sambut Kedatangan Pangdam Jaya di Kraton Majapahit Jakarta

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya, Mayjen TNI Deddy Suryadi, melakukan kunjungan ke kompleks Kraton Majapahit Jakarta. Kedatangannya disambut hangat oleh sang pemilik, Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, yang juga merupakan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Hendropriyono menyambut kedatangan Pangdam Jaya beserta rombongan dengan penuh kehangatan di Balairung Mahapatih Gajah Mada. Ia mengungkapkan rasa harunya, mengingat dirinya merupakan lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1967. Kunjungan ini, menurutnya, merupakan suatu kehormatan bagi pribadinya maupun keluarga.

Kawasan Kraton Majapahit Jakarta tidak hanya terdiri dari satu bangunan, melainkan sebuah kompleks yang terdiri dari berbagai area. Di antaranya terdapat Pendopo Maharaja Hayam Wuruk, Alun Alun Raden Wijaya, serta Tamansari Maharatu Tribhuwana Tunggadewi. Khusus di Tamansari, pengunjung dapat menemukan replika Air Terjun Madakaripura dan Goa Suci, yang merupakan peniruan dari tempat-tempat aslinya yang berada di wilayah Jawa Timur.

Misi besar Hendropriyono dalam membangun kompleks ini adalah sebagai bentuk restorasi terhadap peradaban Indonesia, khususnya Majapahit. Ia berharap keberadaan Kraton Majapahit Jakarta dapat menjadi sarana edukasi yang efektif bagi generasi muda untuk memahami jati diri bangsa yang besar. Ia menekankan pentingnya melestarikan ingatan kolektif bangsa terhadap sejarah dan peradabannya, yang sering kali tergerus oleh waktu dan pengaruh modernisasi. Untuk itu, ia berharap generasi penerus dapat tersadarkan akan takdir dan jatidiri mereka sebagai bagian dari bangsa yang pernah berjaya.

Dalam sejarah karier militer Hendropriyono, pernah menjabat sebagai Pangdam Jaya antara tahun 1993 hingga 1994. Dalam pertemuan hangat tersebut, terjadi tukar menukar cinderamata yang sarat makna. Hendropriyono menyerahkan miniatur kapal pinisi sebagai simbol semangat persatuan dan kebanggaan maritim bangsa. Sebagai balasannya, Mayjen TNI Deddy Suryadi memberikan album kenangan yang berisi deretan foto-foto saat Hendropriyono menjalani masa jabatannya sebagai Panglima Kodam Jaya.


Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (2025) menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap situs-situs sejarah bernuansa Nusantara meningkat 35% dalam 3 tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan survei Lembaga Kebudayaan Indonesia (2024) yang mencatat 68% responden usia 18-35 tahun menginginkan lebih banyak ruang publik yang mengedukasi tentang sejarah lokal dan nasional. Riset ini menegaskan bahwa proyek seperti Kraton Majapahit Jakarta sangat relevan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan identitas budaya.


Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kehadiran Kraton Majapahit Jakarta bisa dilihat sebagai bentuk “museum hidup” yang tidak hanya menampilkan artefak, tetapi juga menciptakan pengalaman imersif terhadap peradaban masa lalu. Ini adalah upaya untuk mengubah sejarah yang sering dianggap statis menjadi sesuatu yang interaktif dan relevan. Dalam konteks saat ini, di mana arus informasi global sangat deras, proyek semacam ini menjadi penting sebagai benteng pertahanan budaya. Ia bukan sekadar nostalgia, melainkan investasi jangka panjang untuk membangun ketahanan identitas bangsa di tengah gempuran pengaruh luar.


Studi Kasus:
Kasus Kraton Majapahit Jakarta menunjukkan bagaimana seorang tokoh militer dengan latar belakang intelijen melihat pentingnya aspek kultural dalam membangun kekuatan bangsa. Berbeda dengan pendekatan konvensional yang hanya fokus pada aspek pertahanan dan keamanan, Hendropriyono memilih pendekatan soft power melalui restorasi budaya. Ini merupakan contoh nyata bagaimana seorang pemimpin dapat menggunakan pengaruh dan sumber dayanya untuk memberikan warisan yang berkelanjutan bagi bangsa.


Membangun kesadaran sejarah bukanlah pekerjaan sehari, tapi proses panjang yang membutuhkan ketulusan dan komitmen. Jejak peradaban masa lalu bukan sekadar cerita, tapi fondasi bagi masa depan yang gemilang. Ayo kita jaga dan lestarikan warisan budaya, karena di dalamnya terkandung jati diri dan semangat bangsa yang tak ternilai harganya. Mari bersama bangun generasi yang bangga dengan sejarahnya, kuat di masa kini, dan siap menghadapi masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan