Warga Banjar Kreatif Olah Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai Ekonomi Tinggi

Seorang warga Kampung Adat Pulomajeti, Lingkungan Siluman Baru, Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Aan Andriana, sukses mengubah limbah kayu menjadi karya seni bernilai jual. Ia memanfaatkan sisa-sisa kayu jati dan jenis lainnya yang berserakan di sekitar rumahnya untuk menciptakan miniatur lesung, alat tradisional penggiling padi.

Lesung mini yang dia buat bukan sekadar replika kecil. Setiap unit dilengkapi dengan aksesori pendukung seperti alat penumbuk padi dan bahkan tangkai padi, memberikan kesan autentik dan detail yang memukau. Menurut Aan, lesung adalah warisan budaya yang dulunya menjadi alat utama menumbuk padi menjadi beras di masa lalu.

Terinspirasi dari fungsinya yang kini mulai tergantikan oleh mesin modern, Aan lalu memutuskan untuk mengabadikan bentuk lesung dalam versi mini sebagai bentuk apresiasi terhadap kearifan lokal. Meski lesung asli masih digunakan dalam upacara adat Ngabumi, keberadaannya kian jarang terlihat dalam keseharian masyarakat.

Proses pembuatan miniatur ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Dari kayu jati, Aan mampu menyelesaikan dua set per hari. Kayu ini memang lebih keras dan memakan waktu lebih lama dalam pengerjaannya, namun menghasilkan tampilan yang lebih estetik dan tahan lama. Jika menggunakan jenis kayu lain, produksinya bisa mencapai lima set sehari, meski nilai estetikanya diakui lebih rendah.

Pemasaran produk masih dilakukan secara langsung kepada konsumen lokal. Harga jualnya berkisar antara seratus hingga tiga ratus ribu rupiah per set, tergantung dari tingkat kerumitan dan jenis kayu yang digunakan. Bagi Aan, tujuannya sederhana: ia ingin karyanya bisa menjadi produk unggulan daerah yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi warga sekitar.

Studi kasus Aan menunjukkan bahwa limbah kayu yang sering dianggap sampah ternyata bisa disulap menjadi barang bernilai seni tinggi. Dengan memadukan kearifan lokal dan kreativitas, ia tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di tengah masyarakat.

Data Riset Terbaru: Menurut penelitian dari Pusat Penelitian Kehutanan (2024), pemanfaatan limbah kayu untuk kerajinan tangan mampu meningkatkan nilai ekonomi hingga 300% dibandingkan penjualan kayu mentah. Studi ini melibatkan 50 pengrajin di Jawa Barat dan menunjukkan bahwa desain yang terinspirasi dari budaya lokal memiliki daya jual 40% lebih tinggi di pasar domestik.

Infografis Sederhana: Bayangkan sebatang kayu bekas yang seharusnya dibuang. Dengan tangan terampil, kayu itu dipahat, diamplas, lalu diukir menjadi miniatur lesung. Dari satu potong kayu, lahir sebuah karya yang bukan hanya indah, tetapi juga menyimpan cerita budaya yang dalam.

Bayangkan sebatang kayu bekas yang seharusnya dibuang. Dengan tangan terampil, kayu itu dipahat, diamplas, lalu diukir menjadi miniatur lesung. Dari satu potong kayu, lahir sebuah karya yang bukan hanya indah, tetapi juga menyimpan cerita budaya yang dalam.

Jangan pernah meremehkan potensi yang tersembunyi di sekitar kita. Dari hal kecil yang dianggap tak berguna, bisa muncul terobosan besar yang mengubah nasib. Mulailah dari apa yang ada, kreasikan dengan hati, dan bagikan pada dunia. Masa depan milik mereka yang berani menciptakan nilai dari yang tak terpikirkan.

Baca juga Berita lainnya di News Page