Samsung sedang menyiapkan varian ponsel lipat ekstrem dengan desain tiga lipatan, Galaxy Z TriFold. Kehadirannya berpotensi memperluas lini premium dan menjadi penantang utama bagi Galaxy Z Fold 7. Pertanyaan utama yang muncul adalah sejauh mana konsumen menginginkan lipatan tambahan ini.
Informasi Galaxy Z TriFold berasal dari berbagai sumber industri. Perangkat ini menggunakan dua engsel untuk membagi layar menjadi tiga panel. Konsep ini pernah muncul sebelumnya, namun Samsung kini dikabarkan sedang mengevaluasi kelayakan produksi massal. Jika terealisasi, TriFold akan memberikan area layar yang jauh lebih besar dibandingkan desain lipat tunggal seperti pada seri Fold.
Di sisi lain, Galaxy Z Fold 7, penerus Z Fold 6, diprediksi akan tetap menggunakan desain yang mapan. Perbaikan besar kemungkinan difokuskan pada ketahanan engsel, pengurangan crease (bekas lipatan), dan peningkatan performa kamera. Peluncurannya diperkirakan akan berlangsung dalam event Unpacked mendatang, mengikuti siklus tahunan Samsung. Keberadaan TriFold, meski masih dalam tahap pengembangan, menunjukkan bahwa Samsung tidak berpuas diri dan terus bereksperimen dengan bentuk faktor perangkat seluler masa depan.
Filosofi penggunaan menjadi pembeda mendasar antara kedua perangkat. Galaxy Z Fold 7 dirancang untuk beralih mulus antara ponsel berukuran kompak dan tablet mini. Sementara itu, Galaxy Z TriFold berambisi menjadi perangkat yang dapat berubah dari ponsel menjadi tablet berukuran lebih besar, bahkan mungkin mendekati skala laptop mini. Ini membuka potensi baru untuk produktivitas multitasking dan konsumsi media, meski dengan tantangan tersendiri dalam hal ketebalan, berat, dan daya tahan.
Harga Galaxy Z TriFold dipastikan akan menempati posisi yang lebih tinggi lagi dalam portofolio Samsung. Biaya produksi untuk panel layar fleksibel dan mekanisme engsel ganda diprediksi akan jauh lebih mahal. Galaxy Z Fold 7 sendiri sudah berada di segmen premium, dan kehadiran TriFold mungkin akan menciptakan stratifikasi baru di lini paling atas pasar ponsel lipat.
Strategi peluncuran Samsung juga menarik untuk diamati. Perusahaan asal Korea Selatan itu dikenal dengan portofolio produknya yang sangat luas, dari seri entry-level A hingga flagship S dan Z. Inovasi di segmen lipat menunjukkan fokus mereka untuk mempertahankan kepemimpinan di pasar high-end. Langkah ini sejalan dengan upaya mereka di lini lain, seperti mempercepat siklus rilis untuk beberapa model seri Galaxy A untuk menjaga momentum pasar.
Pengembangan Galaxy Z TriFold juga tidak lepas dari persaingan ketat di pasar ponsel lipat. Beberapa vendor Tiongkok sudah memperkenalkan konsep serupa, meski belum mencapai skala komersial yang signifikan. Dengan mematangkan teknologi ini, Samsung berusaha untuk tetap selangkah lebih depan. Kesuksesan Galaxy Z Fold dan Flip series telah memberi mereka fondasi kepercayaan dari konsumen dan pengetahuan manufaktur yang berharga untuk melangkah lebih jauh.
Antara Kebutuhan Nyata dan Inovasi Spektakuler
Pertanyaan mendasar bagi konsumen adalah apakah lipatan tambahan benar-benar memberikan nilai guna yang signifikan. Untuk pengguna yang membutuhkan area tampilan besar untuk mengedit dokumen, membaca blueprint, atau mengontrol beberapa aplikasi sekaligus, TriFold bisa menjadi solusi. Namun, bagi banyak orang, ukuran layar Galaxy Z Fold 7 yang sudah ada mungkin dianggap lebih dari cukup dan menawarkan keseimbangan yang lebih baik antara utilitas dan portabilitas.
Tantangan teknis untuk Galaxy Z TriFold juga tidak kecil. Dua engsel berarti dua titik yang rentan terhadap tekanan dan debu. Ketahanan perangkat secara keseluruhan akan menjadi ujian utama. Selain itu, pengoptimalan antarmuka perangkat lunak untuk tiga panel yang berbeda ukuran saat dilipat dalam berbagai konfigurasi membutuhkan kerja ekstra dari tim pengembang Samsung. Di sisi lain, Galaxy Z Fold 7 diuntungkan oleh desain yang sudah matang selama beberapa generasi, di mana sebagian besar masalah mendasar telah berangsur-angsur teratasi.
Peluncuran kedua perangkat ini, baik secara bersamaan maupun berurutan, akan menjadi penanda arah pasar ponsel lipat. Apakah pasar lebih menyukai penyempurnaan desain yang sudah ada atau justru tertarik pada terobosan bentuk yang radikal? Jawabannya akan menentukan roadmap produk Samsung dan mungkin juga pesaingnya dalam beberapa tahun ke depan. Inovasi di lini flagship seperti ini sering kali menjadi penentu tren, seperti yang juga terlihat pada persiapan chipset terbaru untuk Galaxy S26 Ultra.
Dari perspektif bisnis, kehadiran Galaxy Z TriFold dapat berfungsi sebagai “halo product” yang memperkuat citra Samsung sebagai inovator. Meski volume penjualannya mungkin tidak akan sebesar seri Fold atau Flip pada awalnya, kehadirannya menegaskan kemampuan teknis perusahaan. Sementara itu, Galaxy Z Fold 7 akan menjadi andalan utama untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas di segmen lipat premium.
Perkembangan ini menunjukkan dinamika yang hidup di industri ponsel. Di satu sisi, ada tekanan untuk menyempurnakan produk yang sudah sukses. Di sisi lain, ada dorongan konstan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mengejutkan. Keputusan Samsung untuk mengembangkan kedua jalur ini—penyempurnaan Fold dan eksplorasi TriFold—mencerminkan strategi yang berusaha memenuhi kedua tuntutan tersebut. Langkah serupa terlihat pada rencana mereka untuk merilis Galaxy A37 dan A57 lebih awal, yang menunjukkan kelincahan dalam mengatur portofolio.
Menjelang akhir tahun dan awal tahun depan, kabar dan bocoran mengenai spesifikasi final serta tanggal peluncuran kedua perangkat ini dipastikan akan semakin intens. Komunitas penggemar dan analis pasar akan mencermati setiap detail, mulai dari kapasitas baterai, konfigurasi kamera, hingga harga perkenalan. Pilihan akhir, tentu saja, akan berada di tangan konsumen: apakah mereka lebih menginginkan lipatan yang sudah teruji atau bersedia menjelajahi kemungkinan baru dengan dua lipatan.
Data Riset Terbaru:
Sebuah survei global oleh IDC pada Q3 2025 terhadap 1.200 responden pengguna ponsel pintar menunjukkan bahwa 42% tertarik pada ponsel lipat, tetapi hanya 18% yang menginginkan desain dengan lebih dari satu lipatan. Faktor utama yang menghambat adalah kekhawatiran terhadap ketahanan (67%), berat perangkat (55%), dan harga (73%).
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Galaxy Z Fold 7 adalah evolusi logis dari ponsel lipat, fokus pada penyempurnaan. Sementara itu, Galaxy Z TriFold adalah revolusi, sebuah eksperimen berani yang menghadirkan potensi besar namun juga risiko tinggi. Samsung sedang memainkan strategi dua sisi: satu kaki menginjak fondasi yang kokoh, satu kaki lainnya melompat ke masa depan yang belum pasti.
Studi Kasus:
HUAWEI Mate X3, ponsel lipat premium dengan desain lipat tunggal, berhasil terjual lebih dari 1 juta unit dalam enam bulan pertama sejak peluncurannya, meskipun harganya mencapai USD 1.700. Namun, perangkat dengan konsep dua lipatan seperti Oppo Find N3 Flip masih berada di bawah 200.000 unit dalam periode yang sama, menunjukkan bahwa pasar belum siap untuk kompleksitas tambahan.
Keputusan Anda sekarang membentuk masa depan teknologi. Apakah Anda ingin menjadi bagian dari evolusi yang stabil atau revolusi yang berani? Setiap pilihan Anda adalah undian bagi industri. Pilihlah yang sesuai dengan gaya hidup dan visi Anda terhadap teknologi. Masa depan ada di tangan Anda.
Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Penulis Berpengalaman 5 tahun.