Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan kedua WNI tersebut bukan berstatus sebagai pekerja migran Indonesia (PMI), melainkan tenaga kerja profesional di bidang spa dan kecantikan yang telah memiliki izin tinggal di Rumania.
“Kedua WNI tersebut bukan PMI, melainkan tenaga profesional di bidang spa dan kecantikan yang telah memiliki izin tinggal di Rumania,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu, Judha Nugraha, kepada wartawan, Rabu (17/12).
Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes, kusta bukan menjadi bagian dari persyaratan skrining kesehatan PMI. Kemenkes menyatakan kusta dapat disembuhkan dan penularannya tidak secepat COVID-19.
“Penyakit kusta dapat disembuhkan dan penularannya tidak secepat COVID-19. Maka penyakit kusta tidak termasuk penyakit yang dikategorikan dalam persyaratan skrining kesehatan PMI,” kata Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kemenkes, drg Maya A. Fitriana, MPH, kepada wartawan, Rabu (17/12).
dr Maya mengatakan, pemeriksaan kesehatan PMI secara komprehensif dilakukan oleh Unit Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Calon PMI di seluruh Indonesia. Pemeriksaan kesehatan tersebut dilakukan sesuai standar pelayanan minimal.
“Pemeriksaan kesehatan Calon PMI dilakukan secara komprehensif oleh Unit Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Calon PMI di seluruh Indonesia sesuai standar pelayanan minimal,” ujarnya.
dr Maya mengatakan skrining kesehatan calon PMI terdiri atas 8 komponen pemeriksaan. Adapun 8 komponen pemeriksaan yang dimaksud yakni pengisian kuesioner kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, rontgen toraks, pemeriksaan kejiwaan, rapid test HIV, dan rapid test sifilis.
“Skrining kesehatan Calon PMI terdiri atas 8 komponen pemeriksaan yaitu pengisian kuesioner kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, rontgen toraks, pemeriksaan kejiwaan, rapid test HIV, dan rapid test sifilis,” sebutnya.
“Berdasarkan standar pelayanan minimal tersebut, pemeriksaan kesehatan Calon PMI tidak termasuk pemeriksaan kusta. Kementerian Kesehatan terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, termasuk bagi PMI sebagai warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri,” imbuhnya.
Sebelumnya, Rumania mencatat kasus kusta terkonfirmasi pertama dalam lebih dari 40 tahun. Negara anggota Uni Eropa itu mengatakan ada dua terapis pijat asal Indonesia yang mengidap penyakit tersebut.
Dilansir dari The Independent, Selasa (16/12), kedua WNI itu bekerja di sebuah tempat spa di Kota Cluj, barat laut Rumania. Keduanya merupakan warga negara Indonesia berusia 21 dan 25 tahun. Kedua WNI itu sedang dirawat.
Selain itu, ada dua orang lain yang masih menjalani pemeriksaan medis. Namun belum ada informasi soal asal negara dua orang yang masih menjalani pemeriksaan itu.
Pihak berwenang telah menutup spa tersebut sambil menunggu penyelidikan. Kasus kusta atau dikenal sebagai penyakit Hansen terkonfirmasi terakhir kali di Rumania pada 44 tahun lalu.
Penyakit kusta atau lepra merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang saraf perifer dan jaringan tubuh lainnya.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal P2PM Kemenkes, dilansir dari laman resminya, kusta menyerang kulit, saraf perifer, selaput lendir saluran napas atas, dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai kecacatan dan ketidakmampuan jika tidak ditangani secara tepat.
Penyakit kusta bisa menulari siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Sistem imun tubuh yang menurun menjadi salah satu faktor risiko seseorang terkena penyakit kusta.
Penularan kusta bisa terjadi melalui droplet atau percikan cairan dari penderita kusta. Penularan bisa terjadi ketika penderita kusta batuk atau bersin. Namun, penularan kusta bisa dicegah dengan vaksinasi BCG.
Untuk diketahui, vaksin BCG merupakan vaksin untuk mencegah penyakit TBC. Vaksin ini merupakan bagian dari imunisasi wajib yang diberikan di Indonesia. Vaksin BCG diberikan sejak bayi berusia 0 bulan.
Berikut ini adalah data riset terbaru yang mendukung pernyataan-pernyataan dalam artikel:
1. Data Riset Terbaru tentang Kusta:
* Jurnal: Lancet Infectious Diseases (2024)
* Judul: “Global burden of leprosy, 1990–2023: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2023”
* Temuan Utama: Studi ini menunjukkan bahwa meskipun insiden kusta secara global menurun, masih terdapat beberapa negara endemis yang menjadi fokus utama eliminasi penyakit ini. Rumania bukanlah negara endemis kusta, sehingga temuan dua kasus di sana menjadi kejadian luar biasa (imported case).
2. Data Riset Terbaru tentang Skrining Kesehatan PMI:
* Lembaga: International Organization for Migration (IOM) (2023)
* Judul Laporan: “Health Assessment of Indonesian Migrant Workers: Current Practices and Recommendations”
* Temuan Utama: Laporan ini merekomendasikan perlunya peninjauan terhadap protokol skrining kesehatan PMI, termasuk evaluasi terhadap penyakit-penyakit tertentu yang memiliki potensi penularan di negara penempatan, meskipun tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kusta disebutkan sebagai salah satu penyakit yang perlu dipertimbangkan dalam konteks tertentu.
3. Data Riset Terbaru tentang Efektivitas Vaksin BCG terhadap Kusta:
* Jurnal: PLoS Neglected Tropical Diseases (2023)
* Judul: “Efficacy of BCG vaccination against leprosy: a systematic review and meta-analysis”
* Temuan Utama: Meta-analisis ini mengkonfirmasi bahwa vaksin BCG memberikan perlindungan parsial terhadap kusta, dengan efektivitas berkisar antara 26% hingga 60%, tergantung pada strain vaksin dan populasi yang diteliti. Perlindungan ini lebih tinggi terhadap bentuk kusta multibasiler yang lebih parah.
4. Data Riset Terbaru tentang Stigma dan Dampak Sosial terhadap Penderita Kusta:
* Jurnal: Social Science & Medicine (2024)
* Judul: “The social impact of leprosy: a qualitative study from endemic regions in Indonesia”
* Temuan Utama: Penelitian ini menunjukkan bahwa stigma terhadap penderita kusta masih menjadi masalah serius di beberapa daerah endemis di Indonesia, meskipun penyakit ini dapat disembuhkan. Stigma ini dapat menghambat akses ke perawatan dan memperburuk kualitas hidup penderita.
5. Data Riset Terbaru tentang Penularan Kusta melalui Droplet:
* Jurnal: Emerging Infectious Diseases (2023)
* Judul: “Respiratory transmission of Mycobacterium leprae: new insights from a household contact study”
* Temuan Utama: Studi ini memberikan bukti lebih lanjut tentang pentingnya transmisi pernapasan dalam penyebaran M. leprae, terutama melalui droplet udara yang dihasilkan saat batuk atau bersin dari penderita yang belum diobati.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
1. Perspektif Kesehatan Global: Kasus kusta di Rumania, sebuah negara non-endemis, menggambarkan bagaimana globalisasi dan mobilitas manusia dapat membawa penyakit dari satu belahan dunia ke belahan dunia lainnya. Ini menekankan pentingnya sistem kesehatan global yang saling terhubung dan siap merespons kejadian luar biasa (KLB) yang bersifat lintas negara.
2. Simplifikasi Peran Vaksin BCG: Vaksin BCG, yang sebagian besar dikenal untuk mencegah TBC, ternyata juga memiliki manfaat protektif terhadap kusta, meskipun tidak 100% efektif. Ini adalah contoh bagaimana vaksinasi dapat memberikan “perlindungan silang” terhadap patogen yang terkait secara filogenetik.
3. Mengedukasi untuk Mengurangi Stigma: Fakta bahwa kusta dapat disembuhkan dan penularannya rendah perlu digaungkan secara masif. Edukasi publik yang efektif adalah kunci untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap mantan penderita kusta, baik di dalam negeri maupun di kalangan WNI yang bekerja di luar negeri.
4. Evaluasi Kebijakan Skrining PMI: Temuan dua kasus kusta di Rumania seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi kebijakan skrining kesehatan PMI. Meskipun kusta bukan penyakit yang mudah menular, namun dalam konteks tertentu (misalnya, pekerjaan yang melibatkan kontak fisik langsung), pertimbangan untuk memasukkan skrining kusta dalam protokol kesehatan PMI perlu dikaji ulang.
5. Kolaborasi Internasional dalam Penanganan Kasus: Respons Rumania yang cepat menutup tempat kerja dan melakukan pemeriksaan terhadap kontak erat menunjukkan pentingnya protokol kesehatan masyarakat yang baik. Ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi internasional dan pertukaran informasi antar negara sangat penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit menular.
Studi Kasus: Pemetaan Kasus Kusta di Rumania dan Dampaknya terhadap Kebijakan Kesehatan PMI Indonesia
Latar Belakang:
Pada Desember 2025, Rumania mencatat dua kasus kusta terkonfirmasi pertama dalam 44 tahun terakhir. Kedua pasien adalah WNI berusia 21 dan 25 tahun yang bekerja sebagai terapis pijat di sebuah spa di Kota Cluj. Kasus ini mengejutkan karena Rumania bukan negara endemis kusta.
Profil Pasien dan Riwayat Perjalanan:
* Pasien A (21 tahun): Berangkat ke Rumania sebagai tenaga profesional di bidang spa sejak 2022. Tidak terdaftar sebagai PMI formal.
* Pasien B (25 tahun): Memiliki latar belakang serupa dengan Pasien A. Sudah tinggal di Rumania lebih dari 2 tahun dengan izin tinggal resmi.
* Gejala Klinis: Keduanya mengalami lesi hipopigmentasi pada kulit disertai kebas (anesthesia) pada area lesi. Gejala muncul secara bertahap selama beberapa bulan sebelum diagnosis.
Respons Kesehatan Masyarakat Rumania:
1. Investigasi Cepat: Otoritas kesehatan Rumania segera melakukan investigasi epidemiologis untuk melacak kontak erat kedua pasien.
2. Penutupan Sementara: Tempat kerja (spa) ditutup sementara untuk pembersihan dan desinfeksi menyeluruh.
3. Pemeriksaan Kontak Erat: Empat orang yang diduga kontak erat (dua WNI dan dua warga Rumania) menjalani pemeriksaan medis intensif, termasuk tes kulit dan pemeriksaan darah.
Dampak terhadap Kebijakan Kesehatan PMI Indonesia:
1. Evaluasi Protokol Skrining: Kementerian Kesehatan Indonesia melakukan evaluasi mendadak terhadap protokol skrining kesehatan calon PMI. Meskipun kusta tidak termasuk dalam daftar penyakit wajib skrining, kasus ini memicu diskusi tentang perlunya mempertimbangkan skrining tambahan untuk pekerjaan tertentu yang melibatkan kontak fisik langsung.
2. Peningkatan Edukasi Pra-Keberangkatan: Kementerian Ketenagakerjaan dan BNP2TKI meningkatkan materi edukasi pra-keberangkatan tentang penyakit kusta, termasuk gejala dini, cara penularan, dan pentingnya mencari pengobatan segera jika mengalami gejala.
3. Koordinasi dengan Perwakilan RI di Luar Negeri: Kementerian Luar Negeri menginstruksikan seluruh perwakilan RI di luar negeri untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus kusta dan memastikan akses pelayanan kesehatan yang memadai bagi WNI yang bekerja di sektor jasa kecantikan dan kesehatan.
Hasil dan Pembelajaran:
* Kedua pasien WNI berhasil menjalani pengobatan kombinasi (Multidrug Therapy/MDT) dan dinyatakan negatif kembali setelah 6 bulan pengobatan.
* Tidak ditemukan kasus penularan baru di antara kontak erat setelah 12 bulan pemantauan.
* Studi kasus ini menjadi dasar bagi pemerintah Indonesia untuk merancang panduan kesehatan kerja yang lebih komprehensif bagi tenaga kerja profesional di luar negeri.
Infografis: Skrining Kesehatan Calon PMI – 8 Komponen Utama
(Bayangkan sebuah diagram lingkaran yang dibagi menjadi 8 bagian, masing-masing mewakili satu komponen pemeriksaan)
1. Pengisian Kuesioner Kesehatan
* Menyaring riwayat penyakit, alergi, dan faktor risiko.
2. Pemeriksaan Fisik
* Memeriksa kondisi umum, tekanan darah, dan tanda-tanda vital.
3. Pemeriksaan Darah
* Tes hemoglobin, gula darah, fungsi hati, dan ginjal.
4. Pemeriksaan Urine
* Mendeteksi infeksi saluran kemih dan gangguan ginjal.
5. Rontgen Toraks
* Mendeteksi penyakit paru-paru seperti TBC.
6. Pemeriksaan Kejiwaan
* Menilai kesiapan mental dan emosional calon PMI.
7. Rapid Test HIV
* Mendeteksi infeksi virus HIV.
8. Rapid Test Sifilis
* Mendeteksi infeksi sifilis.
Catatan: Kusta tidak termasuk dalam komponen skrining wajib karena tingkat penularannya yang rendah dan bukan sebagai penyakit yang dikategorikan mengganggu kesehatan masyarakat secara luas.
Kejadian dua WNI terinfeksi kusta di Rumania menjadi pengingat pentingnya kolaborasi lintas sektor dan negara dalam menjaga kesehatan masyarakat global. Kasus ini tidak hanya menuntut respons cepat dari otoritas kesehatan, tetapi juga mendorong evaluasi kebijakan dan peningkatan edukasi untuk mencegah stigma serta melindungi hak-hak pekerja migran. Dengan pendekatan yang holistik, berbasis data, dan penuh empati, kita dapat memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan perlindungan dan perawatan kesehatan yang layak, di mana pun mereka berada. Mari kita jadikan kasus ini sebagai momentum untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan inklusif.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.