Kemensos Sediakan Santunan Rp15 Juta bagi Korban Meninggal Bencana Sumatera

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Sosial (Kemensos) mengumumkan pemberian santunan sebesar Rp 15 juta bagi keluarga korban meninggal dunia akibat bencana di wilayah Sumatera. Penyerahan santunan dilakukan langsung kepada ahli waris terkait. Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menyampaikan hal tersebut dalam keterangan pers di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, pada Rabu (17/12/2025).

Selain santunan untuk korban wafat, Kemensos juga menyiapkan bantuan sebesar Rp 5 juta bagi korban yang mengalami luka berat. Untuk mempercepat pemulihan masyarakat terdampak, pemerintah akan menyediakan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap).

Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, Kemensos memberikan jaminan hidup (jadup) selama tiga bulan kepada setiap individu dalam keluarga korban. Besaran bantuan jadup adalah Rp 10 ribu per hari per orang. Jika dalam satu keluarga terdapat lima anggota, maka total bantuan harian menjadi Rp 50 ribu. Meskipun demikian, nilai tersebut masih bersifat usulan dan belum final, merujuk pada indeks tahun 2020.

Selain bantuan dasar, Kemensos juga memberikan bantuan perlengkapan dapur senilai Rp 3 juta serta dukungan pemberdayaan ekonomi sebesar Rp 5 juta pada tahap awal pemulihan. Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat kembali bangkit secara ekonomi pasca-bencana.

Gus Ipul menekankan bahwa Kemensos hadir sebagai bagian dari upaya tim pemerintah yang lebih besar dalam penanganan bencana. Bantuan logistik yang diberikan Kemensos selama masa tanggap darurat merupakan bagian dari komitmen tersebut, meskipun nilainya mungkin hanya sebagian kecil dari total kebutuhan.

Data Riset Terbaru: Studi dari Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2025 mencatat bahwa bantuan cepat saji dan uang tunai langsung (cash assistance) terbukti efektif mempercepat pemulihan psikologis dan ekonomi korban bencana. Wilayah yang menerima bantuan dalam waktu kurang dari 72 jam pasca-bencana menunjukkan tingkat trauma yang lebih rendah dan semangat gotong royong yang lebih tinggi.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Bantuan berupa uang tunai lebih efektif dibanding bantuan barang karena memberi kebebasan kepada penerima untuk memenuhi kebutuhan prioritas mereka sendiri. Pendekatan ini juga mengurangi risiko penumpukan barang yang tidak sesuai kebutuhan di lokasi bencana.

Studi Kasus: Di Bengkulu 2024, program bantuan tunai langsung Rp 10 juta per KK berhasil menggerakkan perekonomian lokal sebesar 40% dalam 3 bulan pertama. Warga menggunakan bantuan untuk memperbaiki rumah, membeli peralatan pertanian, dan memulai usaha kecil-kecilan.

Dukungan yang diberikan tidak hanya berupa materi, tetapi juga menjadi simbol kehadiran negara di tengah kesulitan rakyatnya. Semangat gotong royong dan solidaritas harus terus digelorakan agar masyarakat yang terdampak bencana merasa tidak sendiri dalam proses pemulihannya. Mari bersama bangkitkan kembali harapan dan semangat membangun masa depan yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan