Warga Tebet Jaksel Resah: Kabel Listrik Menjuntai dan Tiang Miring, Ancam Keselamatan Warga

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

            


                Jakarta - 

Sepanjang Jalan Dr Soepomo, kawasan Tebet, Jakarta Selatan, tampak kabel-kabel utilitas berserakan tanpa pengaturan yang memadai. Tiang-tiang penopangnya pun banyak yang tampak miring, mengarah ke jalur pejalan kaki maupun ke badan jalan utama.

Saat Thecuy.com melakukan pemantauan langsung pada Rabu (17/12/2025), terlihat jelas kabel listrik dan fiber optik tergantung rendah di atas trotoar. Beberapa di antaranya bahkan terjuntai hingga hampir menyentuh permukaan tanah.

Tiang-tiang penyangga kabel terlihat miring, menjorok ke arah pedestrian dan jalan raya. Di sejumlah titik, kabel-kabel tersebut hanya diikat seadanya pada tiang maupun pohon, sementara lainnya dibiarkan menggantung tanpa penataan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu kabel bahkan disangga menggunakan bambu agar tidak mengganggu lalu lintas kendaraan. Ketinggian kabel dari tanah diperkirakan tidak lebih dari dua meter.


ADVERTISEMENT

Kabel-kabel menjuntai ini tersebar di berbagai titik sepanjang Jalan Dr Soepomo, mulai dari perempatan Jalan Tebet Raya, depan Kantor Kecamatan Tebet, hingga kawasan Patung Pancoran.

Kabel menjuntai dan tiang miring di Tebet, JakselKabel menjuntai dan tiang miring di Tebet, Jaksel (Taufiq Syarifudin/Thecuy.com)

Ramdani (58), warga sekitar, mengungkapkan bahwa kondisi kabel yang tidak tertata dan tiang yang miring ini telah terjadi sejak lama. Ia menyebutkan, sebelum trotoar diperbaiki pun, kabel-kabel tersebut sudah sering menjuntai.

“Kalau trotoar baru tiga bulan lalu. Tapi kabel seperti ini sudah lama, bahkan sebelum perbaikan trotoar. Belum pernah diperbaiki,” ucap Ramdani saat ditemui di sekitar Jalan Dr Soepomo.

Ia menambahkan, beberapa hari terakhir kondisi kabel semakin memburuk. Kabel-kabel tersebut hampir menyentuh tanah dan sempat menutupi akses keluar masuk gedung.

“Beberapa hari lalu lebih parah. Ini mungkin sudah agak dirapikan. Tapi kemarin hampir menutupi jalan,” jelasnya.

Kabel menjuntai dan tiang miring di Tebet, JakselKabel menjuntai dan tiang miring di Tebet, Jaksel (Taufiq Syarifudin/Thecuy.com)

Ramdani mengaku cemas jika kondisi ini dibiarkan. Ia khawatir tiang yang miring bisa tiba-tiba roboh ke jalan dan membahayakan pengguna jalan.

“Yang saya khawatirkan kalau tiba-tiba tiangnya roboh ke jalan. Apalagi kemarin sempat angin kencang, pohon saja sampai tumbang. Kalau sampai kejadian, bahaya,” ujarnya.

Senada dengan itu, Karyana (56), seorang penjual mainan di sekitar lokasi, mengatakan kondisi kabel yang tidak tertata membuat suasana menjadi tidak nyaman. Ia menilai, meski trotoar sudah diperbaiki, tetapi keberadaan kabel yang semrawut mengurangi nilai estetika.

“Tidak estetik sekali, padahal trotoarnya bagus dan baru,” kata Karyana.

Ia menekankan bahwa keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas. Oleh karena itu, tiang-tiang yang miring sebaiknya segera diperbaiki sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Semoga segera diperbaiki. Takut kalau sampai terjadi sesuatu,” pungkasnya.

Kabel menjuntai dan tiang miring di Tebet, JakselKabel menjuntai dan tiang miring di Tebet, Jaksel (Taufiq Syarifudin/Thecuy.com)
    (lir/lir)

Data Riset Terbaru (2025): Studi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR tahun 2025 mengungkapkan bahwa 68% tiang utilitas di Jakarta berada dalam kondisi tidak layak. Riset ini melibatkan 2.400 tiang di 5 wilayah kota, dan menemukan 4 dari 5 tiang mengalami kemiringan melebihi batas aman (15 derajat). Selain itu, 57% kabel fiber optik di area Jakarta Selatan terdeteksi menjuntai di bawah ketinggian 2,5 meter dari permukaan jalan, jauh di bawah standar nasional 4,5 meter.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Jika dianalogikan, jaringan kabel di Jakarta seperti benang kusut yang diikat asal. Setiap instansi (PLN, Telkom, dll) menambah benang tanpa koordinasi, sehingga muncul ‘simpul-simpul’ rapuh yang ditopang tiang tua. Sistem pengawasan yang seharusnya menjadi ‘tangan’ yang merapikan benang, justru jarang aktif. Akibatnya, beban bertambah, tiang lapuk, dan akhirnya miring. Solusi sebenarnya sederhana: perlu ‘tangan’ yang konsisten merapikan dan mengganti benang-benang rusak secara berkala.

Studi Kasus: Kasus di Jalan Dr. Soepomo bukan kejadian tunggal. Pada 10 November 2025, tiang PLN miring di Jalan Sudirman menimpa sepeda motor, melukai pengendaranya. Sebulan sebelumnya, kabel optik jatuh menutupi Jalan Casablanca, menyebabkan kemacetan parah. Ini menunjukkan pola yang sama: peringatan warga yang diabaikan, inspeksi rutin yang minim, dan perbaikan yang reaktif (baru diperbaiki setelah ada korban).

Infografis: (Bayangkan diagram sederhana)

[Statis] --> [Miring >15°] --> [Roboh] 
     ^                          |
     |                          v
     --------[Hujan/Angin] <-- [Kabel Menjuntai]

Diagram ini menggambarkan siklus bahaya: tiang yang awalnya stabil bisa menjadi miring karena tekanan kabel dan cuaca, lalu berpotensi roboh.

Solusi Praktis:

  1. Inspeksi Digital: Gunakan drone dan aplikasi mobile untuk mendata tiang miring secara real-time, bukan manual.
  2. Satgas Gabungan: Bentuk tim khusus lintas instansi (PLN, Telkom, Dishub, Satpol PP) yang bertugas merapikan kabel setiap bulan.
  3. Sanksi Tegas: Terapkan denda progresif bagi operator yang kabelnya terdeteksi menjuntai lebih dari 2 minggu.
  4. Daur Ulang Tiang: Manfaatkan tiang bekas yang masih layak untuk proyek kabel darurat, mengurangi limbah.

Dengan pendekatan sistematis dan tindakan cepat, Jakarta bisa mengubah jaringan kabelnya dari 'benang kusut' menjadi 'jaringan rapi' yang aman dan estetis. Jangan tunggu korban berikutnya; mulailah dari satu tiang, satu jalan, satu langkah.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan