TPG Guru PAI di Kota Banjar Cair Setelah Sempat Mandek

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Banjar memberikan apresiasi kepada puluhan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dari jenjang SD hingga SMA/SMK yang telah memperjuangkan hak mereka atas pembayaran tunjangan profesi guru (TPG) yang belum cair. Menurut Ketua PGRI Kota Banjar, Encang Zaenal Muarif, aksi yang dilakukan ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Banjar merupakan bentuk perjuangan nyata demi menuntut hak yang diatur dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Bermodal keteguhan dan ikhtiar, perjuangan tersebut membuahkan hasil. Pemerintah melalui Kemenag RI secara langsung menyalurkan TPG untuk guru-guru PAI di Kota Banjar. Encang Zaenal Muarif mengungkapkan rasa syukur, menyampaikan bahwa seluruh hak TPG guru PAI untuk tahun 2025 telah cair dan diterima secara penuh selama empat bulan. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung proses pencairan tersebut, menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari upaya bersama.

Di sisi lain, Supriyandi, selaku Ketua KKG PAI SD, turut mengungkapkan kegembiraannya atas pencairan TPG yang telah lama ditunggu. Ia mengakui bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari perjuangan kolektif seluruh guru PAI di Kota Banjar. Perjuangan yang sebelumnya penuh dengan ketidakpastian dan janji yang tak kunjung ditepati akhirnya membuahkan hasil berkat kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak.

Sebelumnya, puluhan guru PAI dari berbagai jenjang pendidikan mendatangi Kantor Kemenag Kota Banjar pada Senin (15/12/2025) untuk menuntut pembayaran TPG yang tertunda selama empat bulan. Tuntutan ini menjadi momentum penting dalam perjuangan memastikan hak guru sebagai tenaga pendidik dapat terpenuhi secara adil dan tepat waktu.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2024) menunjukkan bahwa keterlambatan pembayaran TPG masih menjadi tantangan di berbagai daerah, terutama bagi guru non-PNS dan guru agama. Riset ini mencatat 23% guru PAI di wilayah Jawa Barat mengalami keterlambatan pembayaran TPG lebih dari tiga bulan, berdampak langsung pada kesejahteraan dan motivasi mengajar.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Perjuangan guru PAI di Kota Banjar menjadi cerminan nyata bagaimana solidaritas kolektif dapat mendorong perubahan. Dalam sistem birokrasi yang kompleks, tekanan dari bawah melalui aksi damai terbukti efektif mempercepat penyelesaian persoalan kesejahteraan guru. Kasus ini juga mengungkap pentingnya sinergi antara organisasi profesi seperti PGRI dengan instansi terkait untuk memastikan hak guru terpenuhi.

Studi Kasus:
Kasus di Kota Banjar dapat dijadikan studi kasus dalam manajemen konflik kebijakan publik. Dari awalnya stagnan, penyelesaian berhasil dicapai dalam waktu singkat melalui pendekatan dialogis dan tekanan publik yang terstruktur. Pola serupa pernah terjadi di Kabupaten Banyumas (2023) dengan hasil yang sama, menunjukkan efektivitas strategi kolaboratif antara guru, PGRI, dan pemerintah daerah.

Infografis (Konsep):

  • Jumlah guru PAI yang terdampak: Puluhan guru dari jenjang SD-SMA/SMK
  • Durasi keterlambatan: 4 bulan
  • Solusi: Aksi damai + koordinasi PGRI + intervensi Kemenag RI
  • Hasil: Pencairan TPG penuh untuk 4 bulan
  • Dampak: Peningkatan semangat mengajar dan kepercayaan terhadap sistem

Perjuangan para guru PAI di Kota Banjar bukan sekadar persoalan pembayaran, melainkan bentuk pertarungan mempertahankan martabat profesi pendidik. Keberhasilan ini menjadi pembuktian bahwa suara guru tidak akan pernah tenggelam selama disuarakan dengan semangat kebersamaan. Mari terus perjuangkan hak-hak pendidik, karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini digenggam. Solidaritas guru adalah kekuatan terbesar dalam transformasi pendidikan Indonesia.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan