Roblox Diblokir, Puluhan Ribu Anak Ancam Tinggalkan Rusia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Rusia secara resmi menghentikan akses terhadap game Roblox di seluruh wilayahnya sejak awal Desember. Keputusan pemblokiran ini memicu protes besar-besaran dari kalangan muda, bahkan muncul ancaman untuk meninggalkan negara.

Dua tokoh utama pemerintahan Rusia mengakui tingginya tingkat protes dari anak-anak dan remaja terhadap larangan tersebut. Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin, menyampaikan bahwa pihak Kremlin telah menerima banyak surat dari anak-anak mengenai pembatasan akses ke game tersebut. Pengakuan ini disampaikan setelah Yekaterina Mizulina, seorang advokat sensor pro-Kremlin, mengungkapkan telah menerima 63.000 surat dari anak-anak berusia delapan hingga 16 tahun. Lebih dari separuh pengirim surat tersebut menyatakan keinginan untuk pergi dari Rusia sebagai bentuk protes.

“Mereka tidak secara eksplisit mengatakan akan meninggalkan negara, tetapi mereka menulis tentang game ini,” ujar Peskov kepada awak media.

Pada tanggal 3 Desember, lembaga penyensoran media dan telekomunikasi Roskomnadzor secara resmi mengumumkan pemblokiran Roblox. Alasan utama pemblokiran adalah dugaan distribusi konten ekstremis serta promosi propaganda LGBT. Dalam keterangan resminya, Roskomnadzor juga menuduh bahwa Roblox menjadi sarana pelecehan seksual terhadap anak-anak, termasuk memaksa mereka mengirimkan foto-foto intim dan melakukan tindakan kekerasan.

Roblox Corporation, perusahaan induk dari game yang berkantor pusat di California, AS, membantah tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa seluruh konten di platform telah dimoderasi menggunakan kombinasi antara reviewer manusia dan teknologi kecerdasan buatan untuk menghilangkan konten eksploitatif.

Data menunjukkan bahwa Roblox merupakan game mobile paling populer di Rusia pada tahun 2023. Meski jumlah pengguna di Rusia tidak diungkapkan, game ini memiliki sekitar 100 juta pengguna global, dengan 40% di antaranya berusia di bawah 13 tahun. Pemblokiran Roblox menjadi bagian dari serangkaian pembatasan terhadap platform-platform Barat di Rusia, sebelumnya platform seperti Instagram, Facebook, Threads, Twitter/X, dan LinkedIn juga telah diblokir.

Studi Kasus: Dampak Sosial dan Psikologis Pemblokiran Roblox di Rusia

Sebuah riset terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Negeri Moskow terhadap 1.200 anak-anak dan remaja Rusia menunjukkan dampak signifikan dari pemblokiran Roblox. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68% responden merasa kehilangan ruang sosialisasi utama mereka, sementara 45% mengaku mengalami penurunan motivasi belajar karena tidak bisa lagi mengakses konten edukatif interaktif di dalam game. Yang mengejutkan, 22% responden mengaku mulai mencari cara untuk menggunakan VPN demi tetap bisa mengakses Roblox, menunjukkan betapa kuatnya keterikatan emosional mereka terhadap platform ini.

Infografis: Statistik Penggunaan Roblox di Rusia (Sebelum Pemblokiran)

  • Jumlah pengguna aktif harian: Sekitar 5 juta anak-anak dan remaja
  • Rata-rata waktu bermain per hari: 2,5 jam
  • Konten buatan pengguna: Lebih dari 50 juta game dan pengalaman interaktif
  • Kategori konten paling populer: Game simulasi (35%), konten edukatif (28%), kreativitas (22%), sosial (15%)

Pemblokiran Roblox bukan sekadar isu teknologi, tetapi mencerminkan benturan antara otoritas negara dan kebutuhan generasi muda akan ruang ekspresi digital. Di tengah ketegangan geopolitik, anak-anak menjadi korban dari keputusan yang justru membatasi akses mereka terhadap pendidikan digital dan pengembangan keterampilan abad 21. Perlindungan anak harusnya tidak identik dengan isolasi, tetapi justru memberikan mereka alat dan literasi digital yang memadai untuk menjelajahi dunia maya secara aman dan bertanggung jawab. Masa depan tidak bisa dibangun dengan tembok penyensoran, tetapi dengan jembatan pemahaman antar generasi.

Baca juga Info Gadget lainnya di Info Gadget terbaru

Tinggalkan Balasan