Rebut Senjata Penembak Bondi, Ahmed Tak Menyesal Meski Diberondong Peluru

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ahmed al Ahmed, warga sipil Australia yang mendapat pujian internasional karena merebut senjata dari pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, kini tengah dalam masa pemulihan di rumah sakit setelah menjalani operasi untuk mengangkat peluru-peluru yang bersarang di tubuhnya.

Meskipun mengalami rasa sakit yang luar biasa, Ahmed mengaku tidak menyesali tindakannya merebut senjata pelaku dengan tangan kosong. Ia bahkan menyatakan siap melakukan hal yang sama meski harus ditembak berkali-kali. Pernyataan ini disampaikan melalui Sam Issa, pengacara imigrasi yang mendampinginya, setelah mengunjungi Ahmed di Rumah Sakit St George, Kogarah, Sydney.

“Dia tidak menyesali apa yang telah dilakukannya. Dia mengatakan akan melakukannya lagi. Namun, rasa sakit mulai membebani dirinya,” ujar Issa.

Keadaan Ahmed digambarkan cukup memprihatinkan. Ia menderita lima luka tembak di lengan kirinya, dengan satu peluru yang menembus hingga ke belakang tulang belikat kiri belum berhasil dikeluarkan. Saat kejadian, Ahmed awalnya dilaporkan terkena dua tembakan saat bergulat dengan pelaku untuk merebut senjata. Dalam foto yang diambil di rumah sakit, lengan kiri Ahmed terlihat dibalut perban sepenuhnya. “Kondisinya jauh lebih buruk dari yang diperkirakan. Ketika Anda membayangkan sebuah peluru di lengan, Anda tidak membayangkan cedera serius, tetapi dia telah kehilangan banyak darah,” tambah Issa.

Ahmed, seorang Muslim kelahiran Suriah yang tiba di Australia pada tahun 2006 dan mendapatkan kewarganegaraan pada tahun 2022, kini menjadi pemilik toko tembakau di Sydney. Sebagai ayah dari dua anak perempuan berusia 5 dan 6 tahun, Ahmed merasa “berhutang budi” kepada masyarakat Australia. Menurut Issa, Ahmed adalah pria yang rendah hati dan tidak mencari pujian. Ia hanya melakukan apa yang dianggapnya sebagai kewajiban sebagai manusia dan anggota masyarakat.

“Ahmed adalah seorang pria yang rendah hati, dia tidak tertarik pada pemberitaan, dia hanya melakukan apa yang harus dia lakukan sebagai manusia pada hari itu,” kata Issa. “Dia merasa bersyukur karena berada di Australia. Ini adalah caranya untuk menyampaikan rasa terima kasihnya karena bisa tinggal di Australia, karena telah diberikan kewarganegaraan.”

Dalam peristiwa penembakan massal di Pantai Bondi yang menewaskan 15 orang dan melukai lebih dari 40 orang, tindakan heroik Ahmed menjadi sorotan global. Meskipun tubuhnya penuh luka tembak dan harus berjuang melawan rasa sakit, semangatnya tetap kuat. Ia yakin bahwa tindakannya adalah bentuk kontribusi terhadap masyarakat yang telah memberinya tempat tinggal dan kewarganegaraan.

Dengan tekad yang tak goyah dan rasa syukur yang mendalam, Ahmed al Ahmed membuktikan bahwa keberanian sejati bukanlah ketiadaan rasa takut, melainkan kemampuan untuk bertindak meskipun dikelilingi bahaya. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa satu tindakan berani dapat mengubah jalannya sejarah, dan bahwa rasa cinta kepada tanah air bisa mendorong seseorang melakukan hal-hal luar biasa demi menyelamatkan sesama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan