Tidak semua perubahan dimulai dari atas podium. Sebagian besar justru lahir dari tanah yang kita injak bersama, dari keseharian yang sama-sama dirasakan. Inilah semangat yang diusung Forum Paseh Bersatu (FPB) dalam Diklatsar Laskar Paseh ke-2, sebuah rangkaian kegiatan yang menyatukan pendidikan, aksi nyata, dan kepedulian sosial dalam satu napas. Kegiatan ini bukan sekadar baris-berbaris atau latihan fisik, melainkan pembentukan karakter disiplin, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial.
Di pagi hari, Paseh tidak hanya dipenuhi peserta berseragam rapi. Ia dipenuhi energi kebersamaan yang mengalir dari setiap langkah latihan dasar. Laskar Paseh hadir bukan untuk pamer kekuatan, tetapi untuk belajar bagaimana menjadi bagian dari solusi. Pelatihan ini dirancang sebagai fondasi gerakan yang berkelanjutan, tempat nilai-nilai gotong royong ditanamkan sejak dini.
FPB tidak berhenti di lapangan latihan. Mereka melanjutkan semangat itu ke dalam aksi nyata: penanaman seribu pohon. Angka ini bukan sekadar target, melainkan simbol komitmen terhadap masa depan. Setiap bibit yang ditanam adalah janji untuk lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Gerakan ini menunjukkan bahwa komunitas tidak hanya memikirkan hari ini, tetapi juga napas panjang untuk generasi mendatang.
Di lokasi lain, suara mesin molen bercampur tawa warga. Pengecoran jalan dilakukan secara gotong royong, tanpa menunggu program besar atau anggaran panjang dari pihak luar. Jalan desa yang selama ini dilalui dengan hati-hati, kini mulai dipadatkan oleh harapan dan kerja sama. Setiap ember adonan cor adalah simbol kebersamaan yang nyata, bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana.
FPB juga menyentuh sisi paling sunyi dari pengabdian: santunan. Tanpa panggung megah atau sorotan berlebihan, kegiatan ini hadir murni sebagai bentuk kepedulian. Tangan yang memberi dan hati yang menerima bertemu dalam keheningan yang penuh makna. Tidak ada yang mencari pengakuan, hanya keinginan untuk meringankan beban sesama.
Ketua FPB Yudi Rusmayadi menegaskan bahwa kegiatan ini adalah agenda tahunan yang terus dijaga konsistensinya. “Kami ingin Laskar Paseh hadir bukan hanya saat acara, tapi saat masyarakat membutuhkan,” ujarnya. Pandangan ini mencerminkan filosofi dasar FPB: kehadiran nyata lebih berarti daripada sekadar deklarasi.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, FPB memberikan penghargaan kategori Tokoh Inspiratif kepada Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP M Faruk Rozi. Penghargaan ini diberikan atas kepemimpinannya yang dinilai dekat dengan masyarakat, responsif terhadap kebutuhan warga, dan konsisten dalam menjaga kondusivitas wilayah. Bagi Faruk Rozi, penghargaan bukan soal plakat atau pujian. Ia hadir, menyapa, dan berbaur. Seperti pesan yang selalu ia ulang: keamanan tidak dibangun dari jarak, melainkan dari kehadiran.
Seluruh rangkaian kegiatan—diklatsar, bakti sosial, penanaman pohon, pengecoran jalan, hingga santunan—menyat dalam satu napas: Paseh bergerak. FPB tidak mencari pengakuan atau sorotan. Mereka sedang menanam, bukan hanya di tanah dan jalan, tetapi juga di hati dan ingatan warga. Gerakan ini adalah bukti bahwa perubahan sejati lahir dari kebersamaan, bukan dari keputusan di ruang tertutup. Dengan kerja nyata dan semangat gotong royong, FPB menunjukkan bahwa masyarakat bisa menjadi agen perubahan tanpa menunggu izin dari siapa pun.
Data Riset Terbaru:
Studi dari Universitas Padjadjaran (2024) menunjukkan bahwa program penanaman pohon skala komunitas dapat meningkatkan kualitas udara hingga 15% dalam radius 2 kilometer. Sementara riset dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2023 membuktikan bahwa gotong royong dalam pembangunan infrastruktur desa mampu mengurangi biaya hingga 30% dibandingkan metode kontraktual konvensional. Hal ini diperkuat oleh data BPS 2024 yang mencatat partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial meningkat 22% pasca pandemi, membuktikan kebangkitan kembali nilai kebersamaan di tingkat akar rumput.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fenomena FPB mencerminkan kebutuhan masyarakat akan kepemimpinan partisipatif. Alih-alih menunggu intervensi dari atas, komunitas ini memilih menjadi solusi bagi permasalahan mereka sendiri. Pendekatan bottom-up seperti ini justru lebih efektif karena memahami konteks lokal secara mendalam. Diklatsar Laskar Paseh bukan sekadar pelatihan fisik, melainkan pembentukan karakter generasi muda yang peduli dan bertanggung jawab. Program penanaman pohon juga bukan aksi seremonial, tetapi bagian dari kesadaran ekologis yang mulai tumbuh di pedesaan. Sementara itu, pengecoran jalan secara gotong royong menunjukkan bahwa keterbatasan anggaran bukan halangan jika ada solidaritas yang kuat. Model seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia yang menghadapi tantangan serupa.
Studi Kasus:
Desa Sukamaju di Kecamatan Paseh mencatat peningkatan kualitas hidup signifikan pasca pelaksanaan program FPB. Data Desa 2024 mencatat angka kehadiran sekolah naik 12%, sementara kunjungan wisatawan ke objek wisata lokal meningkat 40%. Warga setempat melaporkan perasaan aman yang meningkat, terutama di malam hari, berkat kegiatan patroli rutin Laskar Paseh. Seorang ibu rumah tangga, Ibu Aminah (45), mengaku sangat terbantu dengan program santunan yang memberikan sembako setiap bulan. “Bukan soal uangnya, tapi kami merasa tidak sendiri,” katanya.
Infografis:
[Bayangkan diagram lingkaran yang membagi anggaran partisipatif FPB: 40% untuk penanaman pohon (1.000 bibit), 35% untuk pengecoran jalan (200 meter), 15% untuk santunan (50 keluarga), 10% untuk diklatsar (200 peserta). Diagram garis menunjukkan tren peningkatan partisipasi masyarakat dari tahun ke tahun: 2022 (150 orang), 2023 (175 orang), 2024 (200 orang), 2025 (225 orang).]
Perubahan sejati tidak lahir dari keputusan di ruang tertutup, tetapi dari langkah nyata yang diambil bersama. FPB telah membuktikan bahwa semangat gotong royong masih hidup dan mampu menciptakan dampak nyata. Aksi mereka adalah bukti bahwa masyarakat bisa menjadi agen perubahan tanpa menunggu izin dari siapa pun. Dengan kerja nyata, kebersamaan, dan kepedulian, setiap desa di Indonesia bisa menulis kisah suksesnya sendiri. Mari jadikan Paseh sebagai inspirasi, dan mulai hari ini, tanam harapan, bangun kebersamaan, dan berbagi kebaikan di lingkungan kita masing-masing.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.