Prabowo Minta Tak Tebang Pohon Sembarangan, Komisi IV Ungkit Revisi UU

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto mengingatkan masyarakat untuk tidak menebang pohon secara sembarangan. Dalam kunjungannya ke Aceh Tamiang, beliau menemui para pengungsi banjir bandang dan menekankan pentingnya menjaga alam. “Kita sekarang harus waspada, hati-hati, kita harus jaga lingkungan kita, alam harus kita jaga,” ujarnya pada Jumat (12/12) lalu.

Prabowo Subianto meminta para kepala daerah untuk lebih waspada dan ketat dalam mengawasi penebangan liar. “Kita tidak boleh tebang pohon sembarangan. Saya minta kepala daerah semua lebih waspada, lebih awasi. Kita jaga alam kita dengan sebaik-baiknya,” tegasnya di hadapan para pengungsi.

Menanggapi imbauan tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menegaskan bahwa hutan merupakan sumber kehidupan yang wajib dilindungi. “Hutan adalah sumber kehidupan, manusia bisa mengakali peraturan tetapi akan kalah menghadapi hukum alam. Hutan kita harus dilindungi, tidak mudah dan butuh biaya, tetapi harus dilakukan,” ujar Alex kepada wartawan, Senin (15/12/2025).

Anggota DPR dari Fraksi PDIP itu menjelaskan bahwa teknologi modern seperti radar sentinel kini mampu mendeteksi pembukaan hutan dalam skala sangat kecil, bahkan 0,1 hektare. Menurutnya, bencana banjir bandang di Sumatera harus dijadikan momentum untuk merumuskan kebijakan dan penegakan hukum yang tegas dalam melindungi hutan.

“Mutlak, hakikat dasar bernegara adalah melindungi rakyat, bencana ini harus jadi titik tolak merumuskan kebijakan dan penegakan hukum yang tegas untuk melindungi hutan,” kata Alex.

Ia juga meminta Kementerian Kehutanan segera menyelesaikan peta kehutanan yang terintegrasi dengan instansi terkait seperti Kementerian ATR/BPN. Selain itu, Kemenhut diminta menyusun dan mengajukan anggaran untuk rehabilitasi serta menjaga kawasan hutan.

Selain langkah-langkah konkret tersebut, Komisi IV DPR tengah merumuskan revisi Undang-Undang tentang Kehutanan. Proses ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dalam mencegah bencana serupa terulang di masa depan.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari World Resources Institute (2025) menunjukkan bahwa Indonesia mengalami deforestasi hutan primer sebesar 200.000 hektare per tahun selama dekade terakhir. Angka ini meskipun menunjukkan penurunan dibanding periode sebelumnya, tetap menjadi ancaman serius terhadap stabilitas ekosistem dan keamanan bencana. Penelitian yang sama juga menemukan korelasi kuat antara penebangan liar dan peningkatan frekuensi banjir bandang di wilayah Sumatera.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Bencana banjir bandang bukanlah sekadar fenomena alam, melainkan akibat dari ketidakseimbangan ekosistem yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Hutan berfungsi sebagai penyerap air alami; ketika hutan ditebangi, tanah kehilangan kemampuannya untuk menahan air hujan, menyebabkan limpasan air yang deras dan banjir bandang. Solusi jangka panjang tidak hanya bergantung pada penegakan hukum, tetapi juga pada pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat lokal sebagai penjaga hutan.

Studi Kasus:
Kasus banjir bandang di Aceh Tamiang menjadi gambaran nyata dari dampak kerusakan hutan. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat bahwa sekitar 70% kawasan hulu sungai di wilayah tersebut telah mengalami degradasi hutan akibat aktivitas ilegal logging dan perluasan lahan pertanian. Bencana ini mengakibatkan lebih dari 10.000 warga mengungsi dan kerugian materi mencapai ratusan miliar rupiah.

Infografis:

  • Luas hutan Indonesia: 91,5 juta hektare (2025)
  • Deforestasi tahunan: 200.000 hektare
  • Penyebab utama: Perkebunan (42%), Kehutanan (28%), Pertambangan (18%), Lainnya (12%)
  • Dampak: Peningkatan emisi karbon, hilangnya habitat satwa liar, dan peningkatan risiko banjir dan tanah longsor

Melindungi hutan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa. Dengan kolaborasi antara kebijakan yang tegas, penerapan teknologi deteksi dini, dan kesadaran masyarakat, kita dapat mencegah bencana serupa dan mewariskan bumi yang lestari bagi generasi mendatang. Ayo jaga hutan, jaga kehidupan!

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan