INTERVIEW: John Ledford, Presiden HIDIVE, Bicara Masa Kini dan Masa Depan Raksasa Streaming Anime Spesialis

anindya

By anindya

Dalam wawancara eksklusif dengan Anime Corner, John Ledford, Presiden HIDIVE, berbagi pandangan tentang masa depan streaming anime global, nilai dari kurasi konten yang dipilih secara cermat, pentingnya koneksi langsung dengan penggemar, serta kemitraan strategis dengan pihak pemberi lisensi. Ledford, yang sejak era ADV Films memainkan peran kunci dalam memperkenalkan anime ke pasar Amerika Serikat, menjelaskan bagaimana pendekatannya telah berkembang dari kewirausahaan menjadi sistem ekosistem yang terstruktur.

Saat ini, HIDIVE berada di persimpangan penting: regulasi streaming semakin ketat secara global, pemain baru bermunculan, dan permintaan terhadap anime terus melonjak. Namun, bagi HIDIVE, tantangan ini justru menjadi peluang untuk memperkuat posisinya sebagai destinasi utama bagi penggemar anime di seluruh dunia.

Filosofi Kurasi Konten di Tengah Lautan Streaming

Ledford menekankan bahwa HIDIVE tidak sekadar menawarkan banyak judul, tetapi memilih konten berdasarkan nilai artistik, keunikan, dan potensi resonansi jangka panjang. Dalam industri yang didominasi oleh tren dan algoritma, HIDIVE memilih untuk tetap setia pada pendekatan “curated library” — menghadirkan anime yang mungkin terlewatkan oleh platform besar, namun memiliki kualitas naratif dan estetika yang kuat.

“Kami mencari cerita yang punya DNA unik,” ujarnya. “Bukan hanya yang populer, tapi yang punya sesuatu untuk dikatakan.” Pendekatan ini terlihat dari akuisisi judul-judul seperti Insomniacs After School, Rock Is a Lady’s Modesty, dan The Vexations of a Shut-In Vampire Princess — semua adalah contoh anime yang menonjol karena gaya penceritaan atau tema yang tidak konvensional.

Koneksi Langsung dengan Penggemar: Lebih dari Sekadar Acara

Kehadiran HIDIVE di ajang seperti Anime Frontier bukan hanya soal promosi, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun hubungan langsung dengan komunitas. “Di situlah kami mendengar langsung apa yang diinginkan penggemar, apa yang kurang, dan ke mana arahnya,” kata Ledford. Interaksi ini memberi masukan nyata bagi tim kurasi dan pemasaran, sekaligus memperkuat loyalitas merek.

Bagi HIDIVE, penggemar bukan hanya konsumen pasif, melainkan mitra dalam membentuk ekosistem anime yang lebih sehat dan beragam. Kehadiran fisik di konvensi juga menjadi cara untuk menguji respons terhadap judul-judul potensial sebelum akuisisi resmi dilakukan.

Kemitraan Strategis: Kolaborasi Global dengan MBS

Salah satu pencapaian terbesar HIDIVE tahun ini adalah kemitraan strategis dengan Mainichi Broadcasting System (MBS), salah satu rumah produksi anime paling berpengaruh di Jepang. Melalui kesepakatan ini, HIDIVE memperoleh hak eksklusif atas sebagian dari lineup produksi MBS untuk pasar global di luar Asia.

“Kemitraan ini lahir dari visi bersama: menciptakan model distribusi global yang menempatkan penggemar dan kreator sebagai prioritas utama,” jelas Ledford. Debut pertama dari kolaborasi ini adalah From Bureaucrat to Villainess: Dad’s Been Reincarnated!, yang tidak hanya menjadi co-production pertama HIDIVE, tetapi juga simbol dari arah baru dalam distribusi anime internasional.

Namun, “bagian” dari lineup MBS bukan berarti semua judul akan tayang di HIDIVE. Ledford menjelaskan bahwa seleksi dilakukan berdasarkan kesesuaian strategis dan potensi dampak global. “Kami ingin fokus pada judul di mana perhatian dan platform HIDIVE bisa benar-benar mengangkat peluncuran global.”

Kemitraan ini juga membuka pintu bagi ekspansi ke depan: kemungkinan rilis ulang judul lawas, musim baru dari seri yang sebelumnya tayang di platform lain, bahkan co-produksi orisinal. “Ini dinamis oleh desain,” katanya. “Kami sedang menjajaki cara-cara untuk memberi kehidupan kedua pada waralaba MBS, bukan sekadar menayangkan, tapi menciptakan pengalaman.”

Tantangan Regulasi dan Fragmentasi Streaming

Di tengah maraknya regulasi streaming di berbagai negara, termasuk wacana penerapan kode “Video on Demand” di Inggris yang bisa mengancam kebebasan platform niche, HIDIVE bergabung dengan Beyond Mainstream: A Global Streaming Alliance — koalisi 15 platform streaming khusus yang mengadvokasi regulasi adil dan berkelanjutan.

“Platform spesialis membentuk sebagian besar tawaran streaming global,” tegas Ledford. “Kami ingin memastikan bahwa keberagaman konten tetap ada, dan kebijakan yang dibuat tidak menghancurkan ruang untuk suara-suara unik.”

Masa Depan: Lebih Banyak Lagi yang Akan Datang

Untuk 2026, HIDIVE telah menyiapkan lineup yang ambisius. Dua judul yang paling ditunggu adalah HELL MODE: The Hardcore Gamer Dominates in Another World dan Chained Soldier Season 2. Keduanya mewakili jenis anime berbasis aksi dengan kedalaman naratif yang menjadi ciri khas HIDIVE.

Di luar itu, Ledford enggan membocorkan terlalu banyak, tapi ia menegaskan bahwa tahun depan akan penuh kejutan. “Kami sedang membangun sesuatu yang lebih dari sekadar platform streaming — ini adalah komunitas, pengalaman, dan gerakan budaya.”

Penutup: HIDIVE sebagai Garda Terdepan Anime Global

HIDIVE bukan sekadar penonton dalam revolusi anime global — ia adalah pelaku aktif yang membentuk masa depan medium ini. Dengan kombinasi kurasi yang cermat, koneksi langsung dengan penggemar, dan kemitraan strategis dengan rumah produksi kelas dunia, HIDIVE menunjukkan bahwa platform niche bisa menjadi kekuatan besar yang memengaruhi arah industri.

Bagi penggemar anime yang mencari lebih dari sekadar hiburan massal, HIDIVE hadir sebagai rumah bagi cerita-cerita yang berani, unik, dan bermakna. Dan di tahun-tahun mendatang, perannya hanya akan semakin sentral.

Bersiaplah: gelombang baru anime sedang datang, dan HIDIVE berada di garda terdepan.

Baca juga Anime lainnya di Info Anime & manga terbaru.

Tinggalkan Balasan