Bara Kamboja Vs Thailand Belum Reda

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

KONFLIK KAMBOJA-THAILAND: PERTIKAIAN DI AYUNAN SENJATA DAN KATA

Latar Belakang Sengketa

Pertikaian bersenjata antara Kamboja dan Thailand masih membara. Bentrokan terbaru bahkan meluas ke kawasan pesisir yang berada di wilayah perbatasan yang masih disengketakan.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pernah mengumumkan adanya kata sepakat untuk menghentikan tembak-menembak. Namun, kenyataannya, konflik tidak serta-merta mereda.

Konflik ini akar sejarahnya panjang, berpangkal pada sengketa penetapan batas wilayah sepanjang 800 kilometer yang berasal dari masa kolonial. Bentrokan terbaru telah memaksa sekitar setengah juta warga sipil mengungsi di kedua sisi, dan masing-masing pihak saling menuduh sebagai pihak yang memicu kekerasan kembali berkobar.

Pernyataan Trump dan Penolakan Thailand

Trump menyampaikan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan yang produktif dengan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet. Menurutnya, kedua belah pihak telah menyetujui penghentian tembak-menembak mulai malam itu juga, serta siap melanjutkan negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat. Trump juga menyebut bahwa Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim turut membantu proses perdamaian.

Namun, klaim Trump langsung dibantah oleh Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul. Ia menegaskan bahwa selama percakapan telepon dengan Trump pada hari Jumat (12/12/2025), tidak pernah dibahas soal gencatan senjata. Anutin juga menyatakan bahwa Trump tidak pernah menyebutkan kewajiban gencatan senjata.

Yang lebih memperkeruh suasana, Anutin menuduh pasukan Kamboja telah menewaskan empat tentara Thailand dalam serangan pada hari Sabtu (13/12). Korban tewas ini merupakan bagian dari 24 korban jiwa yang jatuh selama bentrokan pekan ini. Thailand bersikeras bahwa Kamboja harus menghentikan permusuhan terlebih dahulu sebelum negosiasi bisa dimulai.

Eskalasi ke Kawasan Pesisir

Di tengah kebuntuan diplomasi, pertempuran justru meluas ke wilayah pesisir. Pemerintah Thailand mengumumkan pemberlakuan jam malam di lima distrik provinsi Trat yang berbatasan dengan provinsi Koh Kong milik Kamboja. Jam malam ini tidak berlaku untuk pulau-pulau wisata seperti Koh Chang dan Koh Kood.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, mengatakan bahwa bentrokan terus berlangsung secara intensif, meskipun Kamboja sempat menyatakan kembali terbuka terhadap gencatan senjata pada hari Sabtu.

Sebagai bentuk respons militer, pasukan Thailand menyatakan telah menghancurkan sebuah jembatan yang digunakan Kamboja untuk mengangkut peralatan militer berat ke wilayah tersebut. Selain itu, mereka juga melancarkan operasi penargetan terhadap artileri Kamboja yang telah dipersiapkan sebelumnya di provinsi Koh Kong.

Fakta dan Data Kunci

  • Panjang Wilayah Sengketa: 800 kilometer
  • Korban Mengungsi: Sekitar 500.000 orang (total dari kedua sisi)
  • Korban Tewas (pekan ini): Setidaknya 24 orang
  • Korban Tewas (tentara Thailand, Sabtu 13/12): 4 orang
  • Provinsi di Thailand dengan Jam Malam: Trat (5 distrik) dan Sakeo (dengan jam malam militer)

Studi Kasus: Dampak Jam Malam di Trat
Penerapan jam malam di provinsi Trat menjadi studi kasus bagaimana konflik bersenjata tidak hanya berdampak pada zona tembak-menembak langsung, tetapi juga mengganggu kehidupan masyarakat sipil di wilayah yang lebih luas. Aktivitas ekonomi, pendidikan, dan mobilitas warga menjadi terbatas, sementara sektor pariwisata, yang menjadi tulang punggung ekonomi di kawasan seperti Koh Chang, terancam terganggu.

Data Riset Terbaru (2025)
Sebuah laporan dari sebuah lembaga kajian konflik regional tahun 2025 menunjukkan bahwa konflik perbatasan Kamboja-Thailand memiliki pola siklus eskalasi yang dipicu oleh faktor internal masing-masing negara, seperti dinamika politik domestik dan tekanan ekonomi. Laporan ini menyarankan agar solusi jangka panjang harus melibatkan mekanisme dialog yang inklusif dan penanganan akar penyebab konflik, bukan hanya fokus pada penghentian tembak-menembak semata.

Simplifikasi dan Analisis

  • Akar Masalah: Sengketa perbatasan warisan kolonial.
  • Pemicu Terkini: Insiden bentrokan pada Mei 2025 yang menewaskan seorang tentara Kamboja.
  • Hambatan Perdamaian: Kurangnya kepercayaan antar-pihak dan saling tuduh. Upaya mediasi internasional (seperti dari AS) belum mampu menerjemahkan kesepakatan ke dalam tindakan nyata di lapangan.
  • Dampak Sosial: Ratusan ribu warga sipil menjadi korban, mengalami pengungsian dan kehilangan mata pencaharian.

Pertikaian Kamboja-Thailand adalah contoh nyata bagaimana sengketa warisan sejarah dapat terus menyala di tengah kompleksitas politik modern. Jalan keluar yang abadi membutuhkan komitmen politik yang kuat dari kedua belah pihak, serta pendekatan yang holistik yang tidak hanya mengandalkan tekanan dari luar, tetapi juga membangun rekonsiliasi dari dalam. Masa depan perdamaian di kawasan ini ada di tangan para pemimpin yang berani meletakkan senjata dan memilih dialog sebagai alat utama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan