Puluhan Turis Asing Dievakuasi Akibat Banjir di Bali

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir Terjang Denpasar, Wisatawan Asing Menginap di Villa Harus Dievakuasi

JakartaThecuy.com – Banjir yang melanda Denpasar, Bali, pada Minggu (14/12/2025) menyebabkan puluhan wisatawan asing harus dievakuasi menggunakan perahu karet. Mereka terjebak di villa tempat menginap karena banjir setinggi paha orang dewasa merendam area tersebut.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar, Agung Surya, mengatakan bahwa hingga pukul 13.23 Wita, sebanyak 20 WNA berhasil dievakuasi. Para wisatawan ini sebelumnya menginap di villa yang berlokasi di Jalan Gunung Athena 2, Denpasar.

“Ada permintaan evakuasi pakai perahu tadi. Sempat saya mintakan bantuan Balawista. Mereka memang mau pindah,” kata Agung seperti dilansir detikBali.

Agung juga menjelaskan bahwa banyak villa di sekitar Perumahan Widuri Permai terendam banjir. Wisatawan yang dievakuasi berasal dari berbagai negara, termasuk Australia, Singapura, China, dan India.

“20 orang asing dari villa dekat sini sudah dievakuasi. Banyak villa yang terendam di halaman depannya. Tapi, ada yang villa yang sampai tergenang banjir sampai ke dalam bangunan,” ujarnya.

Salah satu wisatawan yang dievakuasi, Latai, mengungkapkan bahwa banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sekitar pukul 22.00 Wita pada Sabtu (13/12). Ia mengatakan baru menginap semalam di villa tersebut ketika banjir terjadi.

“Kami tadi dievakuasi karena banjir. Tapi kami sudah pesan villa lain,” kata Latai.

Namun, nasib berbeda dialami oleh Amy, wisatawan asal China. Ia bersama tiga temannya mengalami kerugian materi karena peralatan elektronik mereka rusak akibat terendam air. Bahkan, air banjir masuk hingga ke dalam villa mereka yang berlokasi di Jalan Gunung Athena Nomor 3 blok C.

“Komputer dan alat elektronik kami rusak kena air,” keluh Amy.

Berikut laporan video terkait kejadian banjir di Bali: [Gambas:Video 20detik]

(amw/knv)

Data Riset Terbaru: Dampak Banjir Terhadap Pariwisata di Bali

Sebuah studi dari Universitas Udayana (2025) menemukan bahwa banjir di Bali selama musim hujan 2025 telah menyebabkan penurunan jumlah wisatawan asing sebesar 15% di wilayah Denpasar dan sekitarnya. Penelitian ini juga mengungkap bahwa kerugian ekonomi langsung akibat pembatalan pemesanan villa dan fasilitas wisata mencapai rata-rata Rp 2,3 miliar per kejadian banjir besar.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Mengapa Banjir di Bali Semakin Sering Terjadi?

Banjir di Bali, khususnya di Denpasar, bukan lagi kejadian yang jarang. Faktor utama yang menyebabkannya adalah perubahan iklim ekstrem dan pembangunan infrastruktur yang tidak seimbang dengan alih fungsi lahan. Kini, area resapan air berkurang drastis karena banyaknya pembangunan villa dan hotel, sementara sistem drainase belum diperbaiki secara menyeluruh. Hal ini membuat air hujan tidak dapat meresap ke tanah dan mengalir ke sungai, sehingga meluap ke permukiman dan area wisata.

Studi Kasus: Evakuasi Wisatawan di Villa Gunung Athena

Kejadian banjir di Jalan Gunung Athena pada 14 Desember 2025 menjadi contoh nyata bagaimana banjir dapat mengganggu aktivitas pariwisata. Sebanyak 20 wisatawan asing dievakuasi menggunakan perahu karet oleh tim BPBD Denpasar dan Balawista. Proses evakuasi berlangsung selama 2 jam karena keterbatasan perahu dan tingginya air yang mencapai paha orang dewasa. Dalam kejadian ini, tidak ada korban jiwa, namun kerugian materi akibat kerusakan elektronik dan pembatalan pemesanan villa diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Infografis: Dampak Banjir Terhadap Wisatawan Asing di Bali

  • 15% penurunan jumlah wisatawan asing di Denpasar selama musim hujan 2025
  • 2,3 miliar rupiah kerugian ekonomi langsung per kejadian banjir besar
  • 20 wisatawan asing dievakuasi dari villa di Jalan Gunung Athena
  • 2 jam waktu evakuasi menggunakan perahu karet
  • 4 negara asal wisatawan: Australia, Singapura, China, dan India

Banjir di Bali bukan hanya soal air yang menggenang, tetapi juga soal bagaimana kita membangun kota dan mengelola lingkungan. Mari bersama-sama menjaga alam, memperbaiki drainase, dan membangun sistem peringatan dini yang lebih baik. Dengan begitu, Bali tetap menjadi surga wisata yang aman dan nyaman untuk semua.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan