Polres dan Pemkot Tasik Beri Ruang Inklusif: Siswa Difabel Disambangi Kapolres, Sekda Lepas Konvoi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Momen Hari Disabilitas Internasional di Kota Tasikmalaya tahun ini diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan unsur kepolisian dan pemerintah daerah secara langsung. Pada Rabu, 10 Desember 2025, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moh Faruk Rozi menerima kunjungan silaturahmi dari sejumlah siswa difabel di Mapolres. Kegiatan ini diikuti dengan suasana hangat dan penuh semangat, para siswa diajak berkeliling melihat fasilitas kepolisian, berinteraksi dengan personel, serta mengikuti sesi edukasi ringan.

Kapolres Faruk Rozi menekankan bahwa Polri hadir untuk seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. “Kami sangat mengapresiasi kehadiran para siswa difabel. Kegiatan seperti ini penting untuk membangun kedekatan, menumbuhkan rasa percaya, dan menunjukkan bahwa Polri selalu hadir memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.

Sehari setelahnya, pada Kamis, 11 Desember 2025, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya Asep Goparullah melepas konvoi peringatan Hari Disabilitas di Bale Kota. Dalam sambutannya, Asep menyampaikan apresiasi kepada para peserta, dinas terkait, dan lembaga pendukung seperti Yayasan Mentari Hati. “Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Disabilitas Internasional dan membawa kebahagiaan bagi kita semua. Terima kasih atas dukungan semua pihak,” tutur Asep.

Ia juga mengakui bahwa pemerintah daerah masih memiliki keterbatasan dalam memenuhi seluruh kebutuhan penyandang disabilitas, namun memastikan komitmen untuk terus memperbaiki pelayanan dan koordinasi. “Insya Allah ke depan kita bisa lebih baik lagi dalam memberikan dukungan bagi masyarakat difabel,” tambahnya.

Rangkaian kegiatan ini memperlihatkan upaya bersama antara Polres Tasikmalaya Kota dan Pemkot Tasikmalaya dalam memperkuat ruang inklusif serta memastikan penyandang disabilitas mendapatkan perhatian layak di tengah masyarakat. Dengan kolaborasi ini, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih peduli dan responsif terhadap kebutuhan difabel, sekaligus memperkuat semangat kebersamaan dalam membangun Kota Tasikmalaya yang inklusif dan berkeadilan.

Data Riset Terbaru:
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 2,6 juta orang, dengan prevalensi tertinggi di Jawa Barat sebesar 12,16 persen. Angka ini menunjukkan perlunya perhatian serius dari pemerintah dan stakeholder terkait dalam menyediakan fasilitas dan layanan yang inklusif. Studi dari Universitas Padjadjaran (2023) juga menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas hingga 35 persen.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Pendekatan inklusif yang dilakukan oleh Polres dan Pemkot Tasikmalaya merupakan langkah strategis dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya hak-hak penyandang disabilitas. Dengan melibatkan langsung para difabel dalam kegiatan publik, masyarakat diajak untuk melihat mereka bukan sebagai objek belas kasihan, tetapi sebagai bagian integral dari komunitas. Pendekatan ini tidak hanya memenuhi aspek humanis, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan mengurangi stigma yang selama ini melekat.

Studi Kasus:
Yayasan Mentari Hati, yang turut serta dalam konvoi Hari Disabilitas, telah berhasil membina 150 penyandang disabilitas di Kota Tasikmalaya sejak 2020. Melalui program pelatihan keterampilan dan pendampingan psikososial, 70 persen peserta berhasil mandiri secara ekonomi dan sosial. Studi kasus ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas sangat efektif dalam memberdayakan penyandang disabilitas.

Infografis:

  • Jumlah penyandang disabilitas di Indonesia: 2,6 juta (BPS, 2024)
  • Prevalensi disabilitas di Jawa Barat: 12,16 persen
  • Dampak partisipasi sosial terhadap kualitas hidup difabel: +35 persen (Unpad, 2023)
  • Peserta program Yayasan Mentari Hati: 150 orang
  • Tingkat keberhasilan program: 70 persen

Kota Tasikmalaya telah menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan masyarakat yang inklusif. Dengan kolaborasi antara kepolisian, pemerintah, dan lembaga sosial, langkah ini menjadi fondasi kuat bagi pembangunan berkelanjutan yang tidak meninggalkan siapa pun. Mari terus dukung upaya-upaya serupa, karena inklusi bukan sekadar kewajiban, tapi investasi sosial untuk masa depan yang lebih adil dan beradab.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan