Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Perhubungan (Dishub) menghadirkan kebijakan pelayanan parkir yang masih terasa seperti mimpi belaka. Meski telah dicanangkan program “Tanpa Karcis, Parkir Gratis” sejak dipimpin oleh Iwan Kurniawan, namun kenyataan di lapangan jauh dari harapan.
Langkah ini awalnya mendapat sambutan hangat karena dipercaya mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta memangkas potensi kebocoran. Namun, praktik di lapangan menunjukkan bahwa pungutan parkir tetap berjalan meskipun pengendara tidak diberikan karcis, menimbulkan kritik terhadap kinerja Dishub.
Deden Tazdad, Ketua Forum Silaturahmi RT RW (Forsil RTRW) Kota Tasikmalaya, menilai kebijakan ini justru menjadi harapan semu. Menurutnya, sistem karcis sangat potensial untuk meningkatkan PAD dan kualitas pelayanan, namun implementasinya masih jauh dari harapan.
“Sampai hari ini, saya parkir di pusat kota saja tidak pernah diberi karcis. Ini bukan lagi soal janji, tapi realisasi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa para juru parkir hanyalah pelaksana lapangan yang bertanggung jawab kepada Dinas Perhubungan. Oleh karena itu, sorotan utama harus tertuju pada bagaimana Dishub melakukan pengawasan dan memastikan kebijakan benar-benar diterapkan di lapangan.
“Baik buruknya pelayanan petugas di lapangan, tanggung jawabnya tetap di dinas terkait,” tegasnya.
Masalah lain yang diangkat adalah penerapan tarif progresif yang dinilai tidak realistis dengan kondisi lapangan. Deden menantang Dishub untuk melakukan simulasi langsung di lapangan, mulai dari pemberian karcis hingga proses pembayaran untuk durasi 3 jam dengan biaya Rp 2.250.
“Simulasikan saja, bagaimana prosesnya dari karcis sampai pembayaran. Supaya bisa dilihat, apakah sistem ini benar-benar bisa diterapkan atau tidak,” paparnya.
Ia juga mengingatkan bahwa dengan tarif tersebut, juru parkir harus menyediakan uang kembalian pecahan Rp 50, yang saat ini sangat jarang ditemui. Jika tidak diatur dengan baik, hal ini bisa menjadi celah untuk menimbun kelebihan pembayaran yang jika dikumpulkan akan menjadi nominal besar.
Data Riset Terbaru:
Survei lapangan yang dilakukan di 15 titik parkir di pusat Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa 87% dari pengendara tidak pernah menerima karcis parkir, meskipun telah membayar retribusi. Sementara itu, data dari Dishub Kota Tasikmalaya menyebutkan bahwa target PAD dari sektor parkir tahun 2025 adalah Rp 2,5 miliar, namun realisasi hingga November 2025 baru mencapai 64% atau sekitar Rp 1,6 miliar.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Sistem parkir tanpa karcis sebenarnya bisa menjadi solusi inovatif jika didukung dengan teknologi digital seperti aplikasi mobile atau QR code. Dengan begitu, transparansi dan akuntabilitas bisa terjaga tanpa perlu karcis fisik. Namun, perlu dipertimbangkan kesiapan infrastruktur dan kemampuan adaptasi masyarakat, terutama para juru parkir yang sebagian besar masih menggunakan metode tradisional.
Studi Kasus:
Di Kecamatan Cihideung, ditemukan praktik parkir liar yang tidak terdata oleh Dishub. Sebanyak 12 juru parkir di wilayah ini mengelola parkir tanpa izin resmi dan tidak ada pencatatan retribusi yang masuk ke PAD. Potensi kebocoran di wilayah ini diperkirakan mencapai Rp 15 juta per bulan.
Infografis:
- Jumlah titik parkir resmi di Kota Tasikmalaya: 45 titik
- Jumlah juru parkir resmi: 180 orang
- Target PAD parkir 2025: Rp 2,5 miliar
- Realisasi hingga November 2025: Rp 1,6 miliar (64%)
- Persentase pengendara yang tidak menerima karcis: 87%
- Potensi kebocoran PAD per bulan: Rp 200 juta
Langkah nyata dan transparansi menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan potensi PAD dari sektor parkir. Dengan sistem yang terintegrasi dan pengawasan yang ketat, bukan tidak mungkin target PAD bisa tercapai bahkan melampaui harapan. Masyarakat juga perlu diedukasi mengenai hak mereka dalam pelayanan parkir yang transparan dan akuntabel. Mari bersama wujudkan tata kelola publik yang profesional dan bertanggung jawab demi kemajuan Kota Tasikmalaya yang lebih baik.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.