Strategi Pengiriman BBM dan LPG ke Daerah Terisolasi yang Terdampak Banjir di Sumatera

Mesin Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta BUMN Pertamina (persero) menyalurkan strategi khusus untuk distribusi BBM dan LPG ke daerah-daerah terpencil dan terisolir di Sumatera, terutama yang terdampak banjir. Dengan menggunakan strategi distribusi multimoda, sistem pengiriman barang energi ini melalui jalur darat, laut, dan udara.

Contohnya adalah wilayah Gayo Lues di Aceh, dimana akses jalan utama terputus akibat banjir. Pemerintah membuka jalur alternatif dari sisi barat menggunakan drum dan Intermediate Bulk Container (IBC) yang diangkut oleh mobil kecil.

“Untuk Aceh Tamiang, kami menggunakan SPBU darurat dengan alat Portable Take-Off (PTO) dan drum karena fasilitas permanen rusak parah akibat banjir,” jelas Ketua Tim ESDM Siaga Bencana, Rudy Sufahriadi, pada hari Jumat (12/12/2025).

Strategi ini juga diterapkan secara agresif di Sumatera Utara, terutama di Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah yang mengalami pemutusan akses jalan. Kondisi ini menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan pasokan BBM dan LPG. Sebagai solusi, pasokan LPG dikirim melalui jalur laut dari Terminal Teluk Kabung di Sumatera Barat, serta jalur darat yang memutar melalui Kabupaten Pakpak Bharat.

Keberhasilan strategi distribusi multimoda ini tercermin dari data ketahanan stok BBM dan LPG di berbagai wilayah. Pada tanggal 11 Desember pukul 08.00 WIB, Provinsi Aceh mencatat ketahanan stok BBM jenis Gasoline (bensin) selama 30 jam dan Gasoil (solar) selama 33 jam. Di Sumatera Barat, stok LPG bahkan mencapai ketahanan 40 jam, jauh di atas rata-rata kondisi darurat.

Dari segi operasional, pemulihan infrastruktur penyalur di Sumatera Utara dan Sumatera Barat juga menunjukkan kemajuan signifikan. Di Sumatera Utara, seluruh 406 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), 383 agen, dan 46 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) telah kembali beroperasi. Hal serupa terjadi di Sumatera Barat, di mana 147 SPBU, 172 agen, dan 14 SPBE sudah berfungsi normal.

Di Aceh, tingkat operasional SPBU telah mencapai 141 dari 156 SPBU yang beroperasi, dan Agen LPG mencapai 118 dari 133 agen. Sisa yang belum beroperasi berada di area yang masih terdampak banjir parah atau aksesnya belum bisa ditembus kendaraan.

Untuk memaksimalkan pelayanan, pemerintah juga memberlakukan kebijakan jam operasional khusus. Di Kabupaten Mandailing Natal, 11 SPBU diinstruksikan beroperasi 24 jam penuh untuk Solar dan 12 jam untuk Bensin. “Suplainya kami alihkan dari IT (Integrated Terminal) Dumai menjadi IT Teluk Kabung demi efisiensi waktu tempuh,” jelas Rudy.

Di wilayah pegunungan Bener Meriah dan Aceh Tengah yang masih terisolir total, terdapat tantangan berat yang harus segera diatasi. Pengiriman BBM untuk alat berat evakuasi dan dapur umum terus dilakukan via udara. “Meskipun ada kendala aspek safety untuk pengangkutan LPG via pesawat, kami tidak menyerah. Suplai LPG untuk wilayah utara Aceh kini kami topang menggunakan kapal dari Terminal LPG Arun serta pengiriman tabung lewat jalur darat pantai barat,” tambah Rudy.

Rudy menegaskan bahwa seluruh tim akan terus bersiaga 24 jam memantau perkembangan jalur distribusi, termasuk di jalur rawan seperti Lembah Anai dan Sitinjau Lauik di Sumatera Barat yang sempat terhambat longsor.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Badan Penelitian dan Pengembangan Energi (BPPE) menunjukkan bahwa strategi distribusi multimoda meningkatkan efisiensi distribusi BBM dan LPG hingga 35% di daerah terpencil. Riset ini dilakukan pada 10 daerah terpencil di Indonesia dengan kondisi geografis yang berbeda-beda. Hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi jalur darat, laut, dan udara mampu mengurangi waktu tempuh distribusi hingga 50% dan mengurangi biaya operasional hingga 25%.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Strategi distribusi multimoda ini merupakan contoh nyata bagaimana inovasi dalam logistik dapat mengatasi tantangan geografis dan bencana alam. Dengan memanfaatkan kelebihan masing-masing moda transportasi, pemerintah mampu menjamin ketersediaan energi di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Pendekatan ini tidak hanya efektif dalam keadaan darurat, tetapi juga dapat menjadi model untuk distribusi energi jangka panjang di daerah terpencil.

Studi Kasus:
Kasus di Gayo Lues menunjukkan bagaimana kreativitas dalam membuka jalur alternatif dapat menyelamatkan pasokan energi. Dengan menggunakan drum dan IBC yang diangkut mobil kecil, pemerintah berhasil menembus wilayah yang sebelumnya terisolir. Ini menjadi contoh bagaimana solusi sederhana namun inovatif dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat.

Keberhasilan distribusi energi di daerah terpencil ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjamin ketersediaan energi bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan strategi yang tepat dan kerja sama yang solid, tantangan geografis dan bencana alam bukan lagi halangan untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan akses energi yang andal dan terjangkau. Mari terus dukung upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional, karena energi adalah nyawa perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page