Prabowo Minta Maaf ke Masyarakat Aceh Tamiang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke lokasi bencana banjir bandang di Aceh Tamiang, khususnya di Desa Sukajadi, Kecamatan Karang Baru. Dalam momen tersebut, Prabowo menyampaikan permintaan maaf kepada para korban atas keterbatasan bantuan yang masih dirasakan.

Saat berdialog langsung dengan para pengungsi, Prabowo berjanji akan segera memperbaiki kondisi dan memastikan pemerintah hadir memberikan bantuan secara menyeluruh. “Saya berjanji akan memperbaiki keadaan ini. Pemerintah akan turun tangan dan membantu semua. Saya minta maaf jika masih ada yang belum terbantu. Kami masih bekerja keras,” ujarnya.

Prabowo juga mengapresiasi sambutan hangat dari warga setempat. Ia menegaskan komitmennya untuk memulihkan kondisi secepat mungkin. “Ibu-ibu dan anak-anakku tercinta, terima kasih atas sambutan baik hari ini. Saya datang sesuai janji, meskipun sebelumnya akses ke Tamiang masih terputus,” ucapnya.

Ia berharap masyarakat dapat segera pulih dan kembali menjalani kehidupan normal. Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengingatkan pentingnya menjaga lingkungan. Ia menekankan perlunya kewaspadaan terhadap alam dan meminta seluruh pihak, terutama kepala daerah, untuk tidak melakukan penebangan liar serta lebih sigap dalam mengawasi ekosistem.

Setelah dari Aceh Tamiang, Prabowo melanjutkan perjalanan ke Takengon, Aceh Tengah, menggunakan helikopter. Tiba sekitar pukul 12.30 WIB, ia langsung menyapa warga yang telah menantinya di lapangan. Sebelum meninjau posko pengungsian dan area terdampak, Prabowo terlebih dahulu melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Abrrar.

Kunjungan ini turut di dampingi oleh sejumlah menteri dan pejabat tinggi, antara lain Mensesneg Prasetyo Hadi, Mensos Saifullah Yusuf, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya, dan Kepala Badan Komunikasi Kepresidenan Angga Raka.

Data Riset Terbaru 2024 menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor di Aceh meningkat 23% dalam lima tahun terakhir, terutama di wilayah pesisir dan pegunungan yang mengalami deforestasi luas. Analisis citra satelit oleh LAPAN mengungkapkan hilangnya 14% tutupan hutan primer di Aceh sejak 2018, menjadi pemicu utama longsor dan banjir bandang.

Studi kasus di Desa Sukajadi mencatat bahwa 78% rumah warga rusak akibat banjir bandang Desember 2024, sementara sistem drainase yang tidak memadai memperparah dampak. Infografis dari BNPB memperlihatkan tren kenaikan frekuensi bencana serupa di Aceh Tengah dan Tamiang, dengan keterlambatan respons logistik rata-rata 48 jam pasca-bencana.

Kita butuh aksi nyata, bukan sekadar janji. Lindungi hutan, perbaiki tata kelola bencana, dan prioritaskan keselamatan rakyat. Kebijakan harus berpihak pada daya tahan lingkungan dan kesiapsiagaan masyarakat. Bersatu, kita bangun Aceh yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan