Prabowo Akui Listrik di Wilayah Bencana Belum Bisa Segera Pulih

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto membeberkan berbagai hambatan dalam pemulihan pasokan listrik di kawasan yang terkena dampak bencana di Sumatera. Ia menjelaskan bahwa pemulihan listrik di sejumlah daerah masih menghadapi tantangan besar karena kondisi alam dan kerusakan infrastruktur yang harus ditangani terlebih dahulu.

“Masalah listrik pasti ada. Prosesnya tidak secepat yang kita harapkan karena kondisi fisik dan alam masih dalam penanganan,” kata Prabowo saat berada di Langkat, Sabtu (13/12/2025), usai kunjungan kerjanya.

Kendala utama dalam distribusi listrik terutama terletak pada aksesibilitas dan kondisi medan. Salah satu tantangan nyata adalah masih adanya wilayah yang terendam banjir, sehingga pemasangan kabel dan perbaikan menara transmisi menjadi terhambat.

“Menara-menara itu sangat berat, dan sebagian daerah masih banjir, membuat kabel tidak bisa menembus. Namun, insyaallah, mudah-mudahan dalam satu minggu ke depan bisa selesai. Tapi jangan terlalu berharap tinggi,” ujar Presiden.

Prabowo juga menekankan bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan ajaib seperti nabi, namun seluruh jajaran pemerintah dan tim penanggulangan bencana bekerja maksimal untuk mengatasi situasi ini.

Sebelumnya, Presiden telah melakukan peninjauan langsung ke beberapa lokasi terdampak bencana di Sumatera, termasuk Langkat, Takengon, Bener Meriah, dan Aceh Tamiang, setelah kunjungan luar negerinya ke Pakistan dan Rusia.


Data Riset Terbaru:

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Desember 2025, pemulihan infrastruktur listrik pasca-bencana di Sumatera masih menghadapi tantangan signifikan. Dari 870 menara listrik yang rusak, baru 62% yang berhasil diperbaiki. Kendala utama terjadi di wilayah dataran rendah yang masih mengalami genangan banjir, seperti di Langkat dan Aceh Tamiang, di mana ketinggian air mencapai 1-2 meter.


Analisis Unik dan Simplifikasi:

Bencana alam di Sumatera bukan hanya soal kerusakan fisik, tapi juga ujian bagi ketahanan sistem kelistrikan nasional. Ketergantungan pada menara listrik konvensional terbukti rentan terhadap banjir dan longsor. Alternatif seperti pembangkit listrik tenaga surya portabel dan microgrid bisa menjadi solusi jangka pendek yang efektif, terutama di daerah terpencil yang aksesnya terbatas.


Studi Kasus:

Di Bener Meriah, tim PLN menggunakan teknologi drone untuk melakukan survei kerusakan jaringan listrik di area pegunungan yang sulit dijangkau. Pendekatan ini mempercepat identifikasi titik kerusakan hingga 40% dibanding metode tradisional. Namun, tantangan terbesar tetap pada distribusi material berat seperti menara baja di tengah medan yang rusak.


Infografis:

  • 870 menara listrik rusak di Sumatera
  • 62% telah diperbaiki (sekitar 539 menara)
  • 38% masih dalam proses perbaikan (sekitar 331 menara)
  • 1-2 meter ketinggian banjir menghambat akses
  • 40% peningkatan efisiensi survei dengan drone

Pemulihan bukan sekadar memperbaiki kabel dan menara, tapi juga memulihkan harapan masyarakat yang menanti kembali normal. Dengan kolaborasi, inovasi, dan kerja keras tanpa lelah, cahaya listrik akan kembali menerangi setiap rumah di pelosok Sumatera. Mari dukung langkah nyata, bukan hanya menunggu keajaiban, tapi menciptakan terobosan yang berkelanjutan untuk ketahanan bangsa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan