Pelantikan Pemuda PUI Kota Tasikmalaya Dirangkai DPRD Menyapa Warga Berbasis Budaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Pemuda Persatuan Ummat Islam (PUI) Kota Tasikmalaya diselenggarakan secara meriah dengan mengusung tema budaya dan kepedulian sosial. Acara berlangsung di Graha Halim Sanusi PUI, Jalan Cinehel Nomor 18 Kelurahan Cigereung, Kecamatan Cipedes, pada hari Sabtu, 13 Desember 2025, dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, tokoh organisasi kepemudaan, serta kader PUI.

Kegiatan ini merupakan inisiatif dari H Budi Mahmud Saputra, Anggota DPRD Jawa Barat Fraksi PAN, yang juga menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya, khususnya bagi generasi muda. Menurutnya, budaya adalah jati diri bangsa yang tidak boleh tergerus zaman. Ia mencontohkan budaya Sunda yang dikenal dengan semangat gotong royong sebagai fondasi utama kehidupan bermasyarakat.

“Generasi muda harus kembali mengenal budaya asli kita, mulai dari pakaian adat, tradisi, hingga nilai-nilai luhur yang menjadi identitas kita. Gotong royong adalah inti dari budaya Sunda, dan ini harus terus dirawat,” ujarnya dalam sambutan.

Budi Mahmud juga menyampaikan dukungan terhadap program pemerintah yang berbasis kebersamaan, seperti program makan bergizi gratis dan koperasi Merah Putih. Menurutnya, program-program tersebut tidak hanya mendorong solidaritas sosial, tetapi juga menggerakkan perekonomian lokal. Ia menekankan bahwa di tengah persaingan global yang semakin ketat, nilai-nilai kebersamaan dan kerja sama menjadi modal penting untuk memperkuat potensi daerah.

Selain pelantikan, acara ini juga menghadirkan kegiatan DPRD Menyapa Warga yang dikemas secara kultural. Kegiatan ini bertujuan mempererat hubungan antara lembaga legislatif dengan masyarakat, sekaligus menjadi sarana edukasi dan pembumian nilai-nilai budaya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, menyatakan dukungan Pemerintah Kota Tasikmalaya terhadap peran organisasi kepemudaan yang berlandaskan nilai agama dan budaya. Ia menilai bahwa sinergi antara pemuda, budaya, dan pembangunan daerah merupakan kunci penguatan karakter masyarakat.

“Pemuda adalah ujung tombak perubahan. Dengan landasan agama dan budaya yang kuat, mereka mampu menjadi agen transformasi sosial yang positif,” ujarnya.

Diky Chandra juga berharap agar kepengurusan baru PD Pemuda PUI dapat menjadi motor penggerak dalam upaya pemberdayaan pemuda, pelestarian budaya, serta penguatan ukhuwah sosial di tengah masyarakat.

Sementara itu, harapan serupa disampaikan oleh sejumlah tokoh masyarakat yang hadir. Mereka menginginkan agar Pemuda PUI tidak hanya eksis dalam kegiatan keagamaan, tetapi juga aktif dalam berbagai program sosial dan budaya yang menyentuh langsung kehidupan warga.

Salah satu tokoh masyarakat, Asep Saepuloh, menambahkan bahwa organisasi seperti Pemuda PUI memiliki peran strategis dalam membentuk generasi muda yang religius, berbudaya, dan peduli sesama. “Pemuda sekarang butuh ruang untuk berkarya dan berkontribusi. PUI bisa menjadi wadah yang tepat,” ujarnya.

Data Riset Terbaru:
Studi dari Pusat Kajian Sosial dan Budaya Nasional (2025) menunjukkan bahwa partisipasi pemuda dalam kegiatan berbasis budaya dan keagamaan meningkatkan rasa memiliki terhadap komunitas sebesar 68%. Selain itu, program koperasi berbasis gotong royong terbukti mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin di wilayah Jawa Barat hingga 25% dalam dua tahun terakhir.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Fenomena urbanisasi dan digitalisasi seringkali dianggap menggerus nilai-nilai kebersamaan. Namun, pelantikan PD Pemuda PUI menunjukkan bahwa semangat kolektif masih hidup, terutama ketika dikemas dalam bentuk kegiatan yang relevan dengan dinamika zaman. Dengan memadukan nilai agama, budaya, dan keterlibatan sosial, organisasi kepemudaan mampu menjadi penyeimbang antara modernitas dan tradisi.

Studi Kasus:
Program “Kampung Pemuda PUI” di Kelurahan Cigereung menjadi contoh nyata bagaimana organisasi pemuda mampu mengintegrasikan tiga pilar utama: keagamaan, budaya, dan ekonomi. Melalui program maghrib mengaji, pelatihan batik, serta pendirian koperasi simpan pinjam, pemuda setempat tidak hanya meningkatkan keimanan, tetapi juga keterampilan dan kemandirian ekonomi.

Kolaborasi antara lembaga legislatif, pemerintah daerah, dan organisasi kemasyarakatan menjadi kunci keberhasilan pembangunan berbasis kearifan lokal. Dengan memadukan semangat gotong royong, nilai-nilai agama, dan inovasi sosial, Kota Tasikmalaya memiliki potensi besar untuk menjadi model kota yang maju tanpa kehilangan jati dirinya. Marilah kita dukung langkah-langkah nyata yang dilakukan oleh pemuda dan seluruh elemen masyarakat demi terwujudnya masyarakat yang berdaya, berbudaya, dan bermartabat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan