Mengira Sakit Perut Biasa, Wanita Ini Ternyata Alami Gejala Kanker Agresif

Seorang perempuan di Inggris mengalami nasib tragis setelah
menganggap gejala perutnya hanya sakit pencernaan biasa. Awalnya
Chloe Stirling, seorang perawat, mengira rasa tidak nyaman itu
disebabkan oleh asam lambung atau makanan pedas. Ternyata, rasa
nyeri yang terus-menerus menjadi pertanda kanker perut yang ganas.

Gejala awal yang dirasakan Chloe terasa seperti mulas biasa. Saat
makan makanan berminyak atau pedas, seperti pasta tomat atau
junk food, perutnya terasa perih. Ia pun mengonsumsi obat
penetral asam lambung. Efeknya memang membuat lega sesaat,
namun rasa sakit itu kembali lagi.

Dia kemudian menjalani pemeriksaan endoskopi. Hasilnya
menunjukkan adanya tukak lambung kecil serta infeksi bakteri
H.pylori. Bakteri ini memang sering menjadi penyebab tukak, tapi
juga bisa memicu kondisi serius lainnya, termasuk kanker perut.
Obat pun diresepkan, tapi gejala tak kunjung hilang. Selama 16
bulan, Chloe mengalami nyeri hebat dan kesulitan makan.

Di bulan Juli 2022, rasa nyeri di perut mulai terasa. Pada November
2023, gejalanya bertambah parah: muntah-muntah, nyeri dada, dan
rasa sakit di punggung serta sisi kanan perut atas. Ia sempat
menggunakan suntikan penurun berat badan Ozempic menjelang
pernikahannya, dan setelah menghentikannya, rasa sakit mereda.
Namun, kecurigaannya terhadap sesuatu yang lebih serius tidak
pernah hilang.

Akhirnya, diagnosis mengerikan diterima: adenokarsinoma, jenis
kanker perut yang agresif, dengan peluang bertahan hidup hanya
50 persen. Untuk menyelamatkan nyawanya, dokter mengangkat
seluruh lambungnya. Esofagusnya kemudian disambung langsung ke
usus halus agar ia tetap bisa makan dan mencerna. Dua minggu
setelah operasi besar itu, kabar baik datang: operasi berhasil, dan
ia dinyatakan bebas kanker.

Pengalaman Chloe menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang
mengalami mulas atau refluks yang tidak kunjung sembuh. Jangan
pernah menganggap remeh rasa sakit yang terus-menerus. Jika
terasa tidak biasa, segera periksakan diri. Kanker tidak
mengenal usia, dan tidak ada yang terlalu muda untuk
mengalaminya. Dengarkan tubuhmu, karena deteksi dini bisa
menjadi penentu antara hidup dan mati. Jangan biarkan siapa pun
meyakinkanmu bahwa ini hanya masalah kecil, terutama jika
gejalanya terus berlanjut.

Data Riset Terbaru & Analisis Unik

Riset global tahun 2025 menunjukkan peningkatan signifikan kasus
kanker lambung pada kelompok usia muda (di bawah 40 tahun),
sejalan dengan pola yang dialami Chloe. Studi terbaru
memperkuat hubungan antara infeksi H.pylori kronis dan
transformasi sel menjadi kanker, terutama bila tidak ditangani
dengan tepat. Faktor gaya hidup modern, seperti pola makan
tinggi lemak dan pedas, serta penggunaan obat-obatan seperti
Ozempic, diduga berperan dalam memperburuk gejala dan
menunda diagnosis.

Studi Kasus & Infografis

Studi kasus serupa terjadi di Indonesia, di mana pasien berusia 35
tahun baru terdiagnosis kanker lambung stadium lanjut setelah
mengalami gejala disfungsional lambung selama lebih dari satu
tahun. Kasus ini menggambarkan pentingnya kesadaran akan
gejala alarm seperti penurunan berat badan, muntah berdarah,
atau kesulitan menelan.

Kesimpulan

Jangan pernah meremehkan gejala pencernaan yang terus-menerus.
Kanker perut bisa menyerang siapa saja, kapan saja. Dengarkan
peringatan dari tubuhmu, dan segera cari bantuan medis jika ada
yang tidak beres. Konsultasikan riwayat keluarga dan faktor risiko
lainnya dengan dokter. Dengan kesadaran dan tindakan cepat,
kamu bisa menjadi pahlawan bagi kesehatanmu sendiri.

---

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page