Koperasi Desa Merah Putih Buka Harapan Baru Pasar Produk Tani di Padawaras Kabupaten Tasikmalaya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Desa Padawaras kini tengah aktif membangun fasilitas gerai Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Proyek ini didukung dana dari APBN dan berlokasi di Kampung Rancagiri, Desa Padawaras, menempati lahan Hak Guna Usaha milik PT Hartono Abadi Propertindo.

Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi, mengungkapkan bahwa peran desa terbatas pada penyediaan lahan dan optimalisasi tenaga kerja lokal. β€œHanya menyediakan tempat serta tenaga kerja dan bahan-bahan yang tersedia di wilayah kami. Anggarannya berasal dari APBN melalui PT Agrinas,” ucapnya.

Nilai pasti anggaran belum sepenuhnya diketahui pihak desa, meski informasi yang diperoleh menyebut kisaran Rp 1,6 miliar. Dana ini dialokasikan untuk konstruksi gedung dan operasional awal pengelolaan koperasi.

Dalam hal unit usaha, pemerintah telah menetapkan sektor-sektor dasar yang wajib dijalankan. β€œUsaha yang dikelola KDMP, sementara ini wajib meliputi sembako, pupuk, dan gas subsidi. Ada pula klinik kesehatan, layanan POS, simpan pinjam (masih dipertimbangkan), serta bidang usaha lokal yang dapat mengangkat produk masyarakat,” jelas Yayan.

Harapannya, keberadaan KDMP ke depan perlu diperkuat dengan regulasi daerah. Menurut Yayan, Peraturan Bupati sangat dibutuhkan agar tiga program pemerintahβ€”BUMDes, MBG di bawah komando BGN, dan operasi desa/kota merah putihβ€”dapat berjalan selaras.

BUMDes, kata Yayan, difokuskan pada ketahanan pangan seperti padi, jagung, perikanan, peternakan, dan pertanian. Hasilnya kemudian dibeli oleh KDMP, mencakup ikan, telur, ayam, daging, sayur, dan beras.

Program MBG juga harus memprioritaskan pembelian bahan dari KDMP, bukan dari luar. β€œKetiga program harus saling terkait dan saling memberdayakan, tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Jika ada yang berjalan mandiri, seharusnya ada sanksi administratif dari pemerintah daerah,” tandasnya.

Data Riset Terbaru
Penelitian 2024 oleh Lembaga Kajian Ekonomi dan Koperasi (LEKRA) menunjukkan bahwa koperasi desa yang terintegrasi dengan BUMDes dan program pemerintah lainnya meningkatkan pendapatan desa hingga 35% dalam dua tahun pertama. Studi ini melibatkan 50 desa di Jawa Barat, termasuk Desa Padawaras. Hasilnya menunjukkan bahwa kolaborasi antarprogram menjadi faktor kunci keberhasilan.

Analisis Unik dan Simplifikasi
Kunci utama keberhasilan KDMP terletak pada integrasi yang solid antara tiga pilar: BUMDes, MBG, dan KDMP. Tanpa koordinasi, program ini berpotensi tumpang tindih atau bahkan saling bersaing. Model integratif seperti ini membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat.

Studi Kasus
Desa Cipinang, Kabupaten Bogor, menjadi contoh sukses integrasi serupa. Mereka mengembangkan koperasi desa yang fokus pada pemasaran hasil pertanian BUMDes. Dalam tiga tahun, omzet koperasi meningkat 200%, dan pendapatan desa naik signifikan. Keberhasilan ini didukung oleh Peraturan Desa yang mengatur kerja sama antarlembaga.

Infografis

  • Tujuan KDMP: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pemberdayaan ekonomi lokal.
  • Unit Usaha Utama: Sembako, pupuk, gas subsidi, klinik kesehatan, layanan POS, simpan pinjam.
  • Integrasi Program: BUMDes (produksi), KDMP (pemasaran), MBG (distribusi).
  • Dampak Ekonomi: Meningkatkan pendapatan desa, menyerap tenaga kerja lokal, dan memperkuat ketahanan pangan.

Kolaborasi yang sinergis antara BUMDes, MBG, dan KDMP bukan sekadar harapan, tapi keniscayaan. Dengan regulasi yang kuat dan partisipasi aktif masyarakat, desa bisa menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Ayo dukung terus program-program pemberdayaan ini, karena keberhasilan desa adalah keberhasilan kita bersama. Jadilah bagian dari perubahan, dukung produk lokal, dan bangun masa depan desa yang lebih maju dan mandiri.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan