Diskon Akhir Tahun Menggila, Dompet Bisa Ambyar jika Abaikan Satu Hal Penting Ini!

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Akhir tahun sering menjadi waktu yang ideal untuk membeli barang incaran. Pasalnya, di periode ini berbagai pusat perbelanjaan dan toko daring mengadakan diskon besar-besaran untuk menarik pembeli.

Kondisi ini sering membuat orang tergoda memborong barang-barang berlabel potongan harga. Bila tidak bijak, isi dompet bisa menipis sebelum pergantian tahun atau bahkan berdampak buruk pada kondisi keuangan tahun depan.

Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, mengatakan diskon akhir tahun memang menarik, membuat seseorang ingin berbelanja banyak barang karena harganya murah. Namun menurutnya sebelum berbelanja ada hal penting yang perlu dilakukan, yakni memeriksa kondisi keuangan.

Dengan memeriksa kondisi keuangan, yang bersangkutan dapat menentukan besaran dana yang boleh dihabiskan untuk berburu barang-barang diskon akhir tahun ini. Dengan begitu dana yang dibelanjakan tidak melebihi kemampuan isi dompet.

“Pertama, cek dulu ada uangnya nggak untuk shopping, atau budget shopping-nya masih ada nggak? Supaya tahu limit untuk belanjanya sampai berapa banyak,” kata Tejasari kepada Thecuy.com.

Budget untuk berbelanja ini harus di luar dari dana simpanan yang lain. Misalkan saja dana darurat, dana untuk pendidikan anak, dana untuk membayar cicilan, atau simpanan khusus lainnya. Artinya dana yang ingin digunakan harus benar-benar aman tanpa mempengaruhi kondisi keuangan ke depan.

“Kalau memang nggak ada uangnya, ya nggak usah belanja apa-apa. Toh sebentar lagi ada Lebaran juga, banyak promo diskon di online,” terangnya.

Setelah menetapkan dana yang bisa digunakan untuk berbelanja di akhir tahun, sebaiknya yang bersangkutan menetapkan prioritas barang yang dibeli. Hal ini bertujuan agar tidak membeli barang-barang yang memang tidak dibutuhkan dan malah menjadi pemborosan.

“Kedua, cek apakah ada kebutuhan yang jadi prioritas saat ini. Kalau memang ada kebutuhan, maka pas banget untuk cari program diskon atau promo, sehingga kita bisa dapat barang kebutuhan dengan harga murah,” jelas Tejasari.

Tapi kalau bukan prioritas, menurut Tejasari kembali ke point pertama yakni memeriksa apakah benar memiliki uang lebih untuk dibelanjakan atau tidak. Karena itu dirinya kembali menyarankan untuk berbelanja di lain waktu jika memang tidak memiliki dana yang cukup.

“Kalau nggak ada uangnya, sebaiknya jangan belanja dengan utang. karena utang berbunga akan membuat diskonnya jadi nggak berguna,” tegasnya.

Senada, Perencana Keuangan Eko Endarto ikut mengatakan pesta diskon akhir tahun memang kerap memancing masyarakat untuk berbelanja. Terlebih pada periode ini, rata-rata barang belanjaan dibeli sebagai self reward usai satu tahun bekerja keras.

Sebab pada periode atau hari raya lain, diskon banyak dibelanjakan untuk keperluan hari raya tersebut, misalkan saja saat Lebaran. Artinya diskon-diskon ini tak bisa sepenuhnya digunakan untuk diri sendiri.

Namun menurutnya yang menjadi masalah adalah saat diskon ini malah digunakan untuk berbelanja barang-barang yang belum atau tidak diperlukan. Membuat proses belanja malah jadi pemborosan.

“Salah satu kelebihan dari diskon ya kita dapat harga yang murah. Cuma kadang-kadang hal itu membuat kita menjadi tidak berpikir panjang. Artinya apa, kita memilih barang-barang yang kita pikir ya akan kita butuhkan, bukan kita butuhkan,” ucapnya.

Untuk itu dirinya juga menyarankan untuk membuat skala prioritas dalam berbelanja. Sehingga barang-barang yang memang dibutuhkan atau menjadi incaran dapat dibeli dengan harga lebih murah, bukan karena ada diskon makanya dipaksa untuk berbelanja.

“Berbelanja apalagi dengan diskon maka kita tentukan dulu apa yang kita butuhkan. Jadi belanja cari diskon, bukan diskon membuat kita tergiur untuk berbelanja,” tegas Eko.

“Pertama pasti kebutuhan dulu yang urgent, yang agak pendek dulu yang benar-benar dibutuhkan. Misalnya yang habis pakai terus cepat digunakan katakan misalnya untuk kebutuhan pokok. Kalau dia masih punya uang lebih boleh dia numpuk atau dia ngumpulin untuk apa yang bisa dipakai jangka lebih panjang,” terangnya lagi.

Data Riset Terbaru:

Sebuah survei oleh Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 68% konsumen mengaku lebih selektif dalam berbelanja saat diskon akhir tahun. Mereka cenderung memprioritaskan kebutuhan pokok dan barang-barang yang memang telah direncanakan pembeliannya. Studi ini juga mengungkap bahwa konsumen yang membuat anggaran khusus untuk belanja akhir tahun memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang berbelanja secara impulsif.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Fenomena diskon akhir tahun sebenarnya adalah ujian nyata bagi literasi keuangan seseorang. Banyak orang terjebak dalam paradoks “hemat malah boros” karena tergoda diskon besar tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya. Padahal, strategi berbelanja cerdas di era diskon sebenarnya sederhana: buat daftar prioritas, tentukan anggaran maksimal, dan patuhi batas tersebut. Yang menarik, penelitian terbaru dari Universitas Gadjah Mada (2024) menemukan bahwa konsumen yang menggunakan metode “anggaran cash” (uang tunai) cenderung lebih disiplin dalam berbelanja dibandingkan yang menggunakan kartu kredit atau pembayaran digital.

Jangan biarkan diskon mengendalikan keputusan keuangan Anda. Mulailah dengan memeriksa kebutuhan nyata, tetapkan batas pengeluaran, dan patuhi rencana tersebut. Dengan begitu, momen akhir tahun bisa menjadi kesempatan emas untuk memenuhi kebutuhan sekaligus melatih disiplin finansial. Jadilah konsumen cerdas yang memanfaatkan diskon, bukan korban diskon yang akhirnya menyesal di kemudian hari.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan