Masyarakat kelas menengah sering dijadikan tolok ukur untuk mengukur kondisi ekonomi suatu wilayah, karena mereka dianggap sebagai tulang punggung ekonomi yang memberikan kontribusi besar terhadap konsumsi dan investasi. Kelompok ini biasanya hidup cukup dengan penghasilan yang dimiliki, namun tidak serta merta dikategorikan kaya atau miskin. Menentukan seseorang termasuk kelas menengah memang tidak selalu mudah, karena harus mempertimbangkan faktor geografi, budaya, dan ekonomi setempat. Di sisi lain, ada pula kelas menengah atas yang kondisinya lebih baik dari kelas menengah biasa, tetapi belum tentu bisa disebut kaya raya.
Menurut Scott Allen, pendiri Seniors Life Insurance Finder dan pakar keuangan pribadi, batasan antara kelas menengah dan menengah atas memang cenderung samar. Ciri umum kelas menengah adalah memiliki pendapatan stabil dan tingkat keamanan finansial tertentu. Mereka umumnya berpendidikan layak, memiliki rumah atau tempat tinggal tetap, serta dilengkapi asuransi kesehatan. Sedangkan kelas menengah atas memiliki pendapatan dan kekayaan di atas rata-rata kelas menengah, sering kali berpendidikan lebih tinggi, memiliki rumah lebih besar, serta akses ke lebih banyak sumber daya dan peluang.
Ciri pertama yang paling terlihat adalah stabilitas finansial. Tidak hidup pas-pasan menjadi ciri khas mereka yang sudah melewati tekanan finansial di kelas bawah. Kelas menengah dan menengah atas cenderung memiliki kehidupan yang layak tanpa tekanan keuangan berlebihan. Mereka memiliki penghasilan tetap yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar serta beberapa pengeluaran tambahan untuk hal-hal non-esensial. Mereka juga biasanya memiliki tabungan atau investasi sebagai cadangan saat terjadi keadaan darurat. Perbedaannya, kelas menengah biasanya hanya cukup untuk hidup layak dan memiliki tabungan, sedangkan gaji mereka habis begitu saja. Sementara kelas menengah atas memiliki lebih banyak uang untuk kebutuhan tambahan seperti berlibur setiap tahun, membeli kendaraan mewah, atau bahkan pensiun dini.
Pendidikan menjadi indikator penting lainnya dalam pembagian kelas sosial. Meskipun ada banyak pengecualian, gelar pasca-sekolah menengah sering menjadi kunci untuk mendapatkan pekerjaan bergaji lebih tinggi. Anggota kelas menengah dan menengah atas biasanya memiliki setidaknya gelar sarjana, yang membuka peluang lebih besar untuk pekerjaan bergaji tinggi dan kemajuan karier. Perbedaannya, kelas menengah atas lebih mungkin memiliki gelar lanjutan yang memberi akses ke karier lebih elit, gaji lebih tinggi, otonomi profesional, serta keamanan kerja lebih besar. Mereka juga lebih mampu membiayai pendidikan anak tanpa harus bergantung pada pinjaman mahasiswa.
Kepemilikan rumah menjadi simbol keamanan finansial yang sudah semakin sulit diraih. Rumah tidak hanya memberikan stabilitas dan keamanan, tetapi juga memungkinkan seseorang membangun ekuitas dan meningkatkan kekayaan. Kelas menengah biasanya hanya memiliki satu rumah atau properti, sementara kelas menengah atas mungkin memiliki rumah kedua atau properti investasi selain tempat tinggal utama.
Akses terhadap layanan kesehatan berkualitas juga menjadi pembeda. Rumah tangga berpendapatan rendah umumnya memiliki akses terbatas terhadap perawatan medis. Di Indonesia, mereka di kelas menengah bawah atau kelas bawah mungkin hanya bisa mengandalkan BPJS Kesehatan. Sementara kelas menengah dan menengah atas biasanya memiliki asuransi kesehatan tambahan di luar BPJS, yang memberikan layanan kesehatan lebih baik. Meskipun keduanya memiliki akses ke layanan berkualitas, kelompok kelas menengah jauh lebih rentan memiliki utang medis dibandingkan kelas menengah atas.
Jaringan koneksi dan relasi yang kuat juga menjadi ciri khas kelas menengah dan menengah atas. Mereka memiliki akses ke peluang kerja, nasihat keuangan, dan sumber daya lain yang membantu mempertahankan atau meningkatkan status sosial. Kelas menengah atas umumnya memiliki peluang lebih besar untuk masuk ke jaringan sosial eksklusif, seperti keanggotaan klub sosial mahal yang sering dikaitkan dengan kegiatan seperti golf atau olahraga padel yang sedang populer di Indonesia.
Data riset terbaru dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menunjukkan bahwa proporsi kelas menengah di Indonesia mengalami fluktuasi signifikan pasca pandemi. Studi tahun 2024 mencatat penurunan kelas menengah sebesar 3,2% akibat tekanan inflasi dan kenaikan harga pangan. Infografis dari Bank Dunia juga mengungkap bahwa 68% pengeluaran rumah tangga kelas menengah dihabiskan untuk kebutuhan pangan dan transportasi, meninggalkan sedikit ruang untuk tabungan dan investasi.
Studi kasus dari Surabaya menunjukkan bahwa keluarga kelas menengah dengan pendapatan Rp12 juta per bulan mengalokasikan 55% untuk makanan, 20% untuk pendidikan anak, 15% untuk transportasi, dan hanya 10% untuk tabungan. Sementara di Jakarta, keluarga dengan pendapatan Rp20 juta per bulan mampu mengalokasikan 40% untuk investasi properti dan pendidikan tinggi.
Gaya hidup kelas menengah saat ini semakin kompleks dengan tekanan sosial dan digitalisasi. Mereka dituntut untuk tampil sukses di media sosial, membiayai pendidikan mahal, serta mengakses layanan kesehatan premium. Ketahanan finansial menjadi kunci utama dalam menjaga status kelas menengah, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Masyarakat perlu menyadari pentingnya literasi keuangan, perencanaan jangka panjang, dan pengelolaan utang yang bijak. Mulailah dari langkah kecil: buat anggaran bulanan, prioritaskan kebutuhan, dan bangun dana darurat. Kelas menengah bukan sekadar soal penghasilan, tapi tentang bagaimana mengelola keuangan untuk mencapai kebebasan finansial yang sesungguhnya.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.