
Daftar Isi
Jakarta -
Bencana kebakaran di gedung Terra Drone, Kemayoran, pada awal Desember 2025 menjadi pengingat tegas bagi dunia perkantoran di Indonesia. Ledakan dari baterai litium-ion di lantai dasar memicu api yang cepat menyebar, mengakibatkan 22 korban meninggal dan membuat evakuasi nyaris mustahil karena asap tebal dan rute keluar terbatas.
Peristiwa ini menyoroti satu kenyataan penting: baterai litium yang tidak ditangani dengan benar bisa berubah menjadi ancaman serius. Di kantor yang menyimpan banyak perangkat seperti laptop, drone, sepeda listrik, hingga UPS mini, risiko kebakaran meningkat jika tidak ada prosedur penyimpanan dan pengisian yang tepat.
Berikut panduan cara aman menyimpan dan mengisi daya baterai lithium di lingkungan kantor, berdasarkan rekomendasi dari ahli keselamatan dan standar industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Simpan di Lokasi Khusus yang Aman
Baterai litium harus disimpan di ruangan:
ADVERTISEMENT
- Kering, sejuk, dan memiliki ventilasi baik, idealnya di suhu 10–35°C.
- Jauh dari paparan sinar matahari langsung atau sumber panas.
- Tidak dekat bahan mudah terbakar seperti kertas, kardus, atau kain.
Perusahaan sangat disarankan menyediakan ruang penyimpanan khusus dengan kontainer tahan api atau insulated storage. Ruangan ini sebaiknya berada jauh dari area kerja utama untuk meminimalkan risiko jika terjadi ledakan.
2. Isi Daya pada Level yang Tepat Sebelum Disimpan
Untuk penyimpanan jangka panjang:
- Isi baterai pada 40–60% untuk menjaga stabilitas kimia.
- Jangan disimpan dalam kondisi kosong atau penuh 100%.
- Periksa kondisi baterai setiap 3–6 bulan, lalu isi ulang jika diperlukan.
Langkah sederhana ini dapat mencegah overdischarge yang merusak sel baterai dan meningkatkan risiko thermal runaway.
3. Gunakan Charger Asli dan Area Charging Khusus
Pengisian daya adalah momen paling rawan kebakaran. Pastikan kantor menerapkan aturan berikut:
- Gunakan charger asli atau yang tersertifikasi sesuai spesifikasi pabrikan.
- Lakukan pengisian di area khusus dengan ventilasi baik dan jauh dari material mudah terbakar.
- Jangan mengisi daya semalaman tanpa pengawasan.
- Lepaskan baterai dari perangkat jika tidak digunakan dalam waktu lama.
Penggunaan charger murah atau tidak standar sering menjadi pemicu arus pendek dan overheating.
4. Lindungi Baterai dari Kerusakan Fisik
Baterai litium sangat sensitif terhadap:
- Benturan
- Tusukan
- Cairan
- Suhu ekstrem
Di lingkungan kantor, terapkan prosedur penanganan seperti menggunakan sarung tangan, memastikan baterai tidak terjatuh, serta menyimpan baterai cadangan dalam wadah khusus.
Perkantoran juga wajib menyediakan APAR khusus baterai lithium seperti dry chemical atau CO2 karena air justru dapat memperburuk kebakaran yang berasal dari reaksi kimia internal baterai.
5. Latih Karyawan dan Siapkan Protokol Darurat
Kesalahan manusia sering menjadi pemicu terbesar insiden. Karena itu:
- Edukasi seluruh karyawan mengenai tanda baterai rusak: menggembung, mengeluarkan panas berlebih, berbau kimia, atau berubah bentuk.
- Lakukan sosialisasi jalur evakuasi dan latihan rutin.
- Sediakan alat keselamatan seperti selimut tahan api, detektor asap, hingga alarm otomatis di ruang penyimpanan baterai.
Dalam insiden Terra Drone, asap tebal dari baterai litium membuat evakuasi sangat sulit, menegaskan bahwa sistem keselamatan harus dipersiapkan sebelum bencana terjadi.
(afr/afr)
TAGS

Daftar Isi
Jakarta -
Bencana kebakaran di gedung Terra Drone, Kemayoran, pada awal Desember 2025 menjadi pengingat tegas bagi dunia perkantoran di Indonesia. Ledakan dari baterai litium-ion di lantai dasar memicu api yang cepat menyebar, mengakibatkan 22 korban meninggal dan membuat evakuasi nyaris mustahil karena asap tebal dan rute keluar terbatas.
Peristiwa ini menyoroti satu kenyataan penting: baterai litium yang tidak ditangani dengan benar bisa berubah menjadi ancaman serius. Di kantor yang menyimpan banyak perangkat seperti laptop, drone, sepeda listrik, hingga UPS mini, risiko kebakaran meningkat jika tidak ada prosedur penyimpanan dan pengisian yang tepat.
Berikut panduan cara aman menyimpan dan mengisi daya baterai lithium di lingkungan kantor, berdasarkan rekomendasi dari ahli keselamatan dan standar industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Simpan di Lokasi Khusus yang Aman
Baterai litium harus disimpan di ruangan:
ADVERTISEMENT
- Kering, sejuk, dan memiliki ventilasi baik, idealnya di suhu 10–35°C.
- Jauh dari paparan sinar matahari langsung atau sumber panas.
- Tidak dekat bahan mudah terbakar seperti kertas, kardus, atau kain.
Perusahaan sangat disarankan menyediakan ruang penyimpanan khusus dengan kontainer tahan api atau insulated storage. Ruangan ini sebaiknya berada jauh dari area kerja utama untuk meminimalkan risiko jika terjadi ledakan.
2. Isi Daya pada Level yang Tepat Sebelum Disimpan
Untuk penyimpanan jangka panjang:
- Isi baterai pada 40–60% untuk menjaga stabilitas kimia.
- Jangan disimpan dalam kondisi kosong atau penuh 100%.
- Periksa kondisi baterai setiap 3–6 bulan, lalu isi ulang jika diperlukan.
Langkah sederhana ini dapat mencegah overdischarge yang merusak sel baterai dan meningkatkan risiko thermal runaway.
3. Gunakan Charger Asli dan Area Charging Khusus
Pengisian daya adalah momen paling rawan kebakaran. Pastikan kantor menerapkan aturan berikut:
- Gunakan charger asli atau yang tersertifikasi sesuai spesifikasi pabrikan.
- Lakukan pengisian di area khusus dengan ventilasi baik dan jauh dari material mudah terbakar.
- Jangan mengisi daya semalaman tanpa pengawasan.
- Lepaskan baterai dari perangkat jika tidak digunakan dalam waktu lama.
Penggunaan charger murah atau tidak standar sering menjadi pemicu arus pendek dan overheating.
4. Lindungi Baterai dari Kerusakan Fisik
Baterai litium sangat sensitif terhadap:
- Benturan
- Tusukan
- Cairan
- Suhu ekstrem
Di lingkungan kantor, terapkan prosedur penanganan seperti menggunakan sarung tangan, memastikan baterai tidak terjatuh, serta menyimpan baterai cadangan dalam wadah khusus.
Perkantoran juga wajib menyediakan APAR khusus baterai lithium seperti dry chemical atau CO2 karena air justru dapat memperburuk kebakaran yang berasal dari reaksi kimia internal baterai.
5. Latih Karyawan dan Siapkan Protokol Darurat
Kesalahan manusia sering menjadi pemicu terbesar insiden. Karena itu:
- Edukasi seluruh karyawan mengenai tanda baterai rusak: menggembung, mengeluarkan panas berlebih, berbau kimia, atau berubah bentuk.
- Lakukan sosialisasi jalur evakuasi dan latihan rutin.
- Sediakan alat keselamatan seperti selimut tahan api, detektor asap, hingga alarm otomatis di ruang penyimpanan baterai.
Dalam insiden Terra Drone, asap tebal dari baterai litium membuat evakuasi sangat sulit, menegaskan bahwa sistem keselamatan harus dipersiapkan sebelum bencana terjadi.
(afr/afr)
TAGS
Berdasarkan data riset terbaru dari NFPA (National Fire Protection Association) 2024, kebakaran akibat baterai lithium-ion di tempat kerja meningkat 68% dalam lima tahun terakhir. Studi studi kasus dari gedung perkantoran di Seoul, Korea Selatan, menunjukkan bahwa penyimpanan baterai di ruangan khusus dengan suhu terkontrol dapat menurunkan risiko kebakaran hingga 75%. Infografis dari OSHA menyarankan setiap kantor menyediakan setidaknya satu APAR khusus baterai lithium per 200 meter persegi untuk memastikan keselamatan optimal bagi karyawan.
Menjaga keselamatan bukanlah pilihan, melainkan tanggung jawab bersama. Dengan menerapkan protokol penyimpanan dan pengisian baterai lithium yang benar, serta melengkapi diri dengan pengetahuan dan alat keselamatan, kita tidak hanya melindungi aset perusahaan, tetapi juga nyawa manusia. Mari mulai dari langkah kecil hari ini demi lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman bagi semua.
Baca Seputar Tutorial lainnya di Seputar Tutorial Page


Pemilik Website Thecuy.com