Perkuat Infrastruktur Digital 3T Melalui Apresiasi Konektivitas Digital

Pemerintah terus berupaya mendorong pemerataan konektivitas digital, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi Indonesia (Komdigi) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menjadi ujung tombak dalam pembangunan infrastruktur digital tersebut. Tahun 2025, sejumlah proyek besar seperti pembangunan Base Transceiver Station (BTS) dan perluasan jaringan Palapa Ring kembali digenjot untuk menjangkau area yang sebelumnya sulit terlayani.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digitalisasi Indonesia, Nezar Patria, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur digital di wilayah 3T bukan hanya sekadar menyediakan akses internet, tetapi juga menjadi fondasi bagi empat sektor prioritas, yaitu pendidikan, kesehatan, pelayanan pemerintahan, serta pertahanan dan keamanan. Menurutnya, pemerataan akses internet menjadi kunci utama dalam menjamin kualitas layanan di keempat sektor tersebut.

“Komdigi sangat terbuka terhadap laporan atau permintaan lokasi yang masih mengalami kesulitan akses komunikasi. Kami sangat concern terhadap daerah-daerah yang masih menjadi blank spot,” tegas Nezar dalam keterangan resmi yang dikutip dari laman Komdigi, Kamis (11/12/2025).

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak wilayah 3T yang kesulitan mengakses informasi secara cepat dan andal. Keterbatasan ini menjadi tantangan besar, terutama dalam mendukung aktivitas belajar-mengajar, pelayanan kesehatan, administrasi pemerintahan, hingga operasional pos-pos pertahanan di perbatasan. Untuk itu, peran BAKTI Komdigi menjadi sangat strategis dalam menghadirkan solusi konektivitas yang inklusif.

Dalam rangka mengapresiasi para pelaku dan pelopor di balik suksesnya pembangunan infrastruktur digital, Thecuy.com menyelenggarakan ajang ‘Apresiasi Konektivitas Digital’. Acara ini menjadi wadah untuk memberikan penghargaan kepada individu, kelompok, maupun lembaga yang berkontribusi besar dalam membuka akses digital hingga pelosok negeri. Selain itu, ajang ini juga menghadirkan kisah-kisah inspiratif dari para pejuang konektivitas digital yang bekerja di balik layar.

Beberapa kategori penghargaan yang disediakan antara lain:

• Provinsi Pendorong Ekonomi Digital Regional
• Provinsi Pendukung Akselerasi Infrastruktur Digital
• Kabupaten Pelopor UMKM Digital
• Desa Digital Unggulan
• BUMDes Inovatif dalam Bisnis Digital
• Puskesmas Inovatif dalam Digitalisasi Layanan Kesehatan
• Sekolah Teladan Digital
• Pos Pertahanan Pendukung Konektivitas Digital
• Individu Pegiat Literasi Digital di Desa
• Individu Pejuang Internet Masuk Desa
• Individu Kreator Konten Lokal Kreatif
• Komunitas Pendukung Ekonomi Kreatif Digital
• Komunitas Pendorong Internet untuk Rakyat

Masyarakat diberi kesempatan untuk mengusulkan nominasi melalui laman detik.com/apresiasikonektivitasdigital. Proses pengajuan nominasi dibuka mulai 15 November 2025 hingga 15 Januari 2026. Setiap pengajuan wajib menyertakan bukti pendukung berupa foto, video, atau dokumen relevan. Satu pengusul hanya diperbolehkan mengajukan satu nominator.

Ajang ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam mewujudkan pemerataan akses teknologi digital. Dengan begitu, teknologi tidak lagi menjadi hak istimewa bagi daerah perkotaan, tetapi menjadi jembatan kesejahteraan dan kemajuan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama di wilayah 3T. Semangat gotong royong dan sinergi lintas sektor menjadi kunci utama dalam mewujudkan target konektivitas digital yang merata dan berkelanjutan.

Data riset terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Seluler (ATSI) menunjukkan bahwa hingga akhir 2025, cakupan jaringan 4G telah mencapai 98% wilayah di Indonesia. Namun, tantangan baru muncul dengan adanya kesenjangan kualitas layanan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Studi dari Institute for Economic and Social Research (LPEM FEB UI) juga mengungkap bahwa peningkatan akses internet di desa mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal hingga 3,5% per tahun.

Studi kasus dari Desa Air Sena, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau, menjadi contoh nyata bagaimana kehadiran BTS BAKTI Komdigi mengubah kehidupan masyarakat. Sebelum adanya menara tersebut, warga harus mendaki bukit untuk mendapatkan sinyal. Kini, anak-anak bisa belajar daring, puskesmas bisa terhubung dengan rumah sakit rujukan, dan pelaku UMKM bisa memasarkan produknya secara online.

Infografis yang dirilis oleh Komdigi menunjukkan bahwa sejak 2020, telah dibangun lebih dari 3.000 unit BTS di wilayah 3T, dengan rata-rata peningkatan kepuasan masyarakat mencapai 87%. Angka ini menjadi bukti nyata bahwa investasi di sektor digital memberikan dampak langsung bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Pembangunan infrastruktur digital bukan sekadar proyek teknis, tetapi bagian dari transformasi sosial. Dengan konektivitas yang merata, harapan untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan bukan lagi mimpi. Mari bersama dorong Indonesia lebih digital, lebih maju, dan lebih sejahtera.

Baca juga Berita lainnya di News Page