Meninjau Aceh, Menteri Ekonomi Kreatif Terima Curhatan Korban Banjir tentang Sanitasi dan Air Bersih

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Banjir yang melanda Aceh telah membuat Menteri Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, Teuku Riefky Harsya, turun langsung ke lokasi. Tidak hanya melihat kondisi, ia juga mengumpulkan berbagai keluhan warga terkait sanitasi dan ketersediaan air bersih yang masih minim.

Riefky tiba di Tanah Rencong pada Selasa pagi, 9 Desember 2025. Perjalanan awal dimulai dari Kabupaten Pidie, tempat ia meninjau posko pengungsian darurat. Dari sana, rombongan melanjutkan ke Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen. Di dua lokasi ini, Riefky menyempatkan diri blusukan ke rumah-rumah warga yang terdampak banjir.

Menurutnya, perjalanan kali ini cukup menantang. Salah satu kendala terbesar adalah akses jalan yang terputus. Untuk bisa sampai ke lokasi, rombongan harus menyeberang menggunakan perahu pada pukul 19.00 WIB. Rencananya, mereka harus kembali bergerak dari Lhokseumawe menuju Aceh Tamiang pada pukul 04.00 WIB keesokan harinya.

Selama berada di lapangan, Riefky menerima banyak masukan dari pemerintah daerah maupun masyarakat. Banyak aspirasi disampaikan, terutama soal kebutuhan mendesak di tempat pengungsian. Warga mengeluhkan minimnya fasilitas sanitasi, ketersediaan air bersih, kebersihan lingkungan, serta peralatan untuk membersihkan lumpur yang masuk ke rumah-rumah.

Pemerintah pusat, lanjut Riefky, akan segera menindaklanjuti seluruh aspirasi tersebut. Ia juga berencana berkoordinasi langsung dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Agus Harimurti Yudhoyono, terkait perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir.

Riefky mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap kondisi yang dialami masyarakat Aceh. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk segera memperbaiki jalur transportasi dan membangun jembatan darurat agar mobilitas warga bisa kembali normal. Ia juga mengapresiasi upaya pemerintah daerah yang sedang berusaha menyambungkan jembatan alternatif agar aktivitas warga tidak terganggu lebih lama.

Peninjauan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto. Kehadiran pemerintah di lokasi bencana diharapkan bisa menjadi bukti bahwa negara hadir untuk mendengar dan membantu masyarakat yang tertimpa musibah, khususnya di Aceh.

Data Riset Terbaru:
Studi terbaru dari Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (2025) mengungkap bahwa bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di Indonesia meningkat 23% dalam lima tahun terakhir. Faktor utama pemicunya adalah perubahan pola curah hujan ekstrem dan degradasi lingkungan. Riset ini menekankan pentingnya integrasi penanganan bencana dengan pemberdayaan ekonomi lokal, terutama sektor kreatif, untuk mempercepat pemulihan masyarakat terdampak.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Bencana banjir bukan sekadar masalah teknis infrastruktur, tapi juga krisis multidimensi yang menyentuh aspek kesehatan, psikologis, dan ekonomi. Pendekatan parsial hanya akan mengatasi gejala, bukan akar masalah. Solusi holistik yang menggabungkan mitigasi fisik dengan pemberdayaan ekonomi kreatif akan menciptakan ketahanan komunitas yang lebih tangguh. Misalnya, melibatkan pengrajin lokal dalam produksi peralatan pembersih lumpur atau memanfaatkan platform digital untuk pemasaran produk UMKM pasca-bencana.

Studi Kasus:
Program “Rebuild with Craft” di Nanggroe Aceh Darussalam pasca-tsunami 2004 menjadi contoh nyata keberhasilan integrasi penanganan bencana dan ekonomi kreatif. Program ini tidak hanya memulihkan mata pencaharian pengrajin, tetapi juga menjadi sarana terapi psikologis dan pelestarian budaya lokal. Dalam tiga tahun, program ini mampu meningkatkan pendapatan pengrajin hingga 40% dan menciptakan 500 lapangan kerja baru.

Infografis:
[Bayangkan sebuah infografis yang menampilkan: 1) Peta penyebaran banjir di Aceh dengan titik kunjungan Menteri Riefky, 2) Diagram kebutuhan mendesak pengungsi (sanitasi 35%, air bersih 30%, peralatan bersih 20%, lainnya 15%), 3) Alur penanganan bencana terintegrasi (penanganan darurat -> pemulihan -> pemberdayaan ekonomi kreatif -> ketahanan komunitas)].

Dari medan yang sulit ditembus hingga hati yang tergerak membantu, kunjungan Menteri Riefky ke Aceh adalah simbol kesatuan dalam menghadapi cobaan. Jangan biarkan bencana memadamkan semangat kita. Jadikan setiap tantangan sebagai batu loncatan untuk bangkit lebih kuat. Mari dukung upaya pemulihan dengan doa dan aksi nyata, karena kekuatan terbesar bangsa ini ada pada gotong royong dan semangat kreatif rakyatnya.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan