Pantai Pasir Putih di Pangandaran, yang hingga kini masih berstatus Cagar Alam, menjadi perbincangan hangat terkait wacana perubahan statusnya menjadi Taman Wisata Alam (TWA). Sejak lama, kawasan ini telah menarik minat wisatawan karena keindahan alamnya yang memesona. Meski secara hukum masih tergolong kawasan konservasi, aktivitas pariwisata justru tumbuh subur secara informal, terutama oleh masyarakat sekitar yang memanfaatkan potensi tersebut sebagai sumber penghidupan.
Menurut Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pangandaran, Kusnadi, setiap individu yang hendak memasuki kawasan Cagar Alam wajib memiliki Surat Izin Masuk Kawasan (Simaksi). Namun, izin ini sejatinya diperuntukkan bagi kegiatan edukatif seperti penelitian, praktik kerja lapangan, atau keperluan akademik seperti penyusunan skripsi, tesis, hingga jurnal ilmiah. Faktanya, kawasan ini justru kerap dikunjungi oleh wisatawan umum tanpa melalui prosedur resmi tersebut.
Ia menegaskan bahwa Pantai Pasir Putih memang sudah lama dianggap sebagai destinasi wisata oleh masyarakat luas. Bahkan, tekanannya, upaya untuk menghentikan aktivitas pariwisata di kawasan ini dinilai semakin sulit seiring meningkatnya minat pengunjung. Untuk itu, diskusi intens telah dilakukan bersama DPRD Kabupaten Pangandaran mengenai rencana perubahan status menjadi TWA, yang dinilai strategis demi menjamin keberlanjutan pengelolaan kawasan sekaligus memberikan kepastian hukum bagi para pelaku wisata.
Luas kawasan Cagar Alam Laut yang mencapai sekitar 470 hektare, meliputi kawasan pantai di sisi barat hingga timur, saat ini belum dilengkapi patok batas yang resmi. Hal ini berpotensi menimbulkan persoalan, terutama terkait penyusutan ekosistem terumbu karang akibat eksploitasi alam yang berlebihan, termasuk aktivitas kapal Viking yang kerap disorot. Tanpa pengelolaan yang terstruktur dan perlindungan hukum yang jelas, keberadaan kawasan ini diprediksi akan semakin tergerus.
Data riset terbaru dari Pusat Kajian Maritim untuk Keadilan Ekologis (PKMKE) 2024 menunjukkan bahwa 68% kawasan konservasi pesisir di Jawa Barat mengalami degradasi ekosistem akibat tekanan aktivitas manusia tanpa pengawasan ketat. Studi kasus di Pasir Putih mencatat penurunan keanekaragaman hayati terumbu karang sebesar 22% dalam lima tahun terakhir, diduga kuat akibat aktivitas wisata yang tidak terkelola dengan baik. Padahal, potensi ekowisata berbasis konservasi di lokasi ini masih sangat besar jika dikelola secara profesional.
Infografis sederhana dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pangandaran (2025) menggambarkan bahwa rata-rata jumlah pengunjung harian di Pasir Putih mencapai 1.200 orang pada hari biasa dan melonjak hingga 4.500 orang saat musim liburan. Sementara itu, belum ada sistem pembatasan kapasitas pengunjung yang efektif, sehingga berdampak pada kepadatan dan kerusakan vegetasi pesisir. Upaya revitalisasi mangrove oleh komunitas lokal tercatat berhasil mengembalikan 15 hektare ekosistem pesisir, namun butuh dukungan kebijakan yang lebih masif.
Transformasi Pasir Putih dari Cagar Alam menjadi TWA bukan sekadar perubahan status administratif, melainkan keniscayaan untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian alam dan pemanfaatan berkelanjutan. Dengan payung hukum yang jelas, pengelolaan kawasan dapat dilakukan secara profesional, memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar sekaligus melindungi kekayaan hayati yang tersisa. Mari bersatu menjaga kelestarian alam, mengubah tekanan menjadi solusi, dan menjadikan Pasir Putih sebagai teladan pariwisata yang ramah lingkungan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.