UMKM RI Raup Rp 2,1 Triliun dari Ekspor Busana Lokal yang Mendunia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Perdagangan, Budi Santoso atau yang kerap disapa Busan, menyampaikan bahwa ekspor produk fesyen dari Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif. Data terbaru tahun 2025 mencatatkan peningkatan nilai ekspor sebesar 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini melampaui rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir yang berada di kisaran 3,1% antara 2020 hingga 2024. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Busan saat membuka Jakarta Modest Summit 2026 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.

Untuk mendukung lebih banyak pelaku usaha, Kementerian Perdagangan tengah menginisiasi program bernama “UMKM Bisa Ekspor”. Program ini dirancang untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dalam memperluas pasar hingga ke luar negeri, termasuk produk-produk fesyen. Dengan jaringan perwakilan di 33 negara dan keberadaan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), Kementerian Perdagangan siap memberikan pendampingan penuh bagi para pelaku usaha.

Proses untuk bergabung dalam program ini relatif sederhana. Pelaku usaha hanya perlu mengikuti sesi business matching yang difasilitasi oleh perwakilan Kemendag. Setelah itu, pihak perwakilan akan aktif mencari calon pembeli atau buyer dari luar negeri. Proses komunikasi dan negosiasi dilakukan secara daring, sehingga para pelaku usaha tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk perjalanan atau akomodasi.

Sejak diluncurkan, program ini telah berhasil menjaring sebanyak 1.132 UMKM dari berbagai daerah. Hasilnya, nilai transaksi ekspor yang berhasil dicatatkan selama periode Januari hingga November 2025 mencapai angka US$ 134,4 juta, setara dengan Rp 2,1 triliun. Angka ini menjadi bukti nyata bahwa UMKM Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bersaing di pasar internasional.

Data Riset Terbaru: Studi dari Kementerian Perdagangan 2025 menunjukkan bahwa sektor fesyen berkontribusi sebesar 12% terhadap total ekspor non-migas nasional. Negara tujuan ekspor utama meliputi Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa. Pertumbuhan permintaan terhadap produk fesyen modest tercatat meningkat 8% secara global dalam tiga tahun terakhir.

Analisis Unik dan Simplifikasi: Peluang pasar fesyen global, khususnya modest fashion, terus berkembang pesat. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk memimpin tren ini. Namun, tantangan seperti standarisasi produk, branding internasional, dan akses ke platform digital global masih perlu diatasi. Program “UMKM Bisa Ekspor” menjadi jembatan penting yang tidak hanya membuka akses pasar, tetapi juga memberikan edukasi dan pendampingan bagi pelaku usaha dalam memahami dinamika pasar internasional.

Studi Kasus: Sebuah UMKM fesyen asal Bandung berhasil menembus pasar Jepang melalui program ini. Dengan bantuan ITPC Tokyo, mereka mendapatkan buyer untuk koleksi kerudung premium berbahan sutra. Transaksi awal senilai US$ 50.000 kemudian berkembang menjadi kontrak tahunan senilai US$ 300.000. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan omset, tetapi juga membuka peluang kerja sama dengan desainer ternama di Jepang.

Indonesia terus membuktikan potensinya sebagai pemain utama di industri fashion global. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, jaringan internasional yang luas, serta semangat kewirausahaan yang tinggi, bukan tidak mungkin produk fesyen Tanah Air akan semakin diminati di kancah dunia. Kini saatnya para pelaku UMKM bangkit, memanfaatkan setiap kesempatan, dan menunjukkan kreativitasnya kepada pasar global. Masa depan gemilang industri fashion Indonesia ada di tangan para pejuang UMKM.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan