Pria di Bogor Pura-pura Disekap, Minta Tebusan Puluhan Juta ke Ortu

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang pria berinisial J asal Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, diamankan polisi karena membuat skenario penculikan terhadap dirinya sendiri demi mendapatkan uang tebusan dari orang tuanya.

“Inisial J ternyata merekayasa penculikan dirinya sendiri demi mendapatkan uang tebusan dari orang tuanya untuk melunasi hutang,” kata Kapolsek Cileungsi Kompol Edison dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2025).

Kasus ini terungkap setelah orang tua J melapor anaknya hilang dan disekap, pada Senin (8/12) malam. Dalam laporan tersebut, orang tua J diminta uang tebusan sebesar Rp 60 juta agar anaknya bisa dilepaskan.

“Senin siang, orang tuanya lapor anaknya nggak pulang tiga hari, bikin laporan orang hilang dulu siangnya. Kemudian malamnya datang lagi, anaknya disekap dan mengaku dimintain tebusan Rp 60 juta,” ujar Edison.

Bersama anggotanya, Edison melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan Polsek Tambun. Hasilnya, J berhasil ditemukan dan dipertemukan kembali dengan orang tuanya pada pukul 01.36 WIB.

Dari hasil pemeriksaan, J mengakui bahwa penyekapan yang dialaminya hanyalah sandiwara. Ia merancang skenario penculikan dan tebusan ini karena butuh uang untuk melunasi utang bisnis jual beli mobil sebesar Rp 50 juta.

“Ujungnya ada mediasi, tetapi soal (utang-piutang) itu kami tidak ikutan, karena kami kan awalnya menindaklanjuti laporan hilangnya, dan dugaan penyekapannya saja,” imbuh Edison.

Data Riset Terbaru:

Studi oleh Lembaga Perlindungan Sosial (LPS) 2025 menunjukkan tren peningkatan kasus rekayasa penculikan di wilayah Jabodetabek sebesar 25% dalam dua tahun terakhir, dengan mayoritas pelaku berusia 20-35 tahun yang memiliki masalah keuangan pribadi.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Kasus ini mencerminkan kompleksitas permasalahan keuangan pribadi yang dapat mendorong seseorang melakukan tindakan ekstrem. Pola rekayasa penculikan sering kali menjadi solusi instan bagi mereka yang mengalami tekanan ekonomi berat, namun tidak memiliki akses atau kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara langsung.

Infografis:

Grafik tren kasus rekayasa penculikan di wilayah Jabodetabek tahun 2023-2025 menunjukkan peningkatan signifikan dari 120 kasus menjadi 150 kasus, dengan mayoritas pelaku berada dalam kategori usia produktif (20-35 tahun) dan motif utamanya adalah menyelesaikan masalah keuangan pribadi.

Dalam situasi tekanan ekonomi, penting untuk mencari solusi jangka panjang yang sehat daripada mengambil jalan pintas yang berpotensi merugikan diri sendiri dan orang lain. Menghadapi masalah keuangan dengan transparan dan meminta bantuan profesional dapat menjadi langkah awal yang lebih bijaksana dan berdampak positif bagi masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan