IHSG Bertahan di Level 8.681 dengan Tren Masih Menghijau

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja positif pada awal sesi perdagangan hari ini. Pergerakan indeks berada dalam kisaran 8.600 hingga 8.700, menandakan suasana pasar yang cenderung optimis.

Berdasarkan data RTI pada Rabu (10/12/2025), IHSG dibuka di angka 8.713,71. Sekitar pukul 09.13 WIB, nilai indeks berada di level 8.681,53, menguat 24,35 poin atau 0,28% dibanding penutupan sebelumnya. Pada sesi pagi, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 8.720,88 dan terendah di 8.678,96.

Aktivitas transaksi mencatatkan volume sebesar 8,06 miliar saham dengan nilai turnover mencapai Rp 3,70 triliun. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 408.580 kali. Dari sisi pergerakan saham, terdapat 265 saham yang menguat, 267 saham melemah, dan 169 saham berada dalam posisi stagnan.

Secara historis, IHSG menunjukkan tren penguatan dalam berbagai periode waktu. Dalam sepekan terakhir, indeks menguat 0,82%. Pergerakan bulanan menunjukkan kenaikan 3,50%, sementara dalam tiga bulan terakhir penguatannya mencapai 12,77%. Jika dilihat dalam rentang 6 bulan, IHSG telah menguat 22,82%. Secara year-to-date (YTD), indeks tercatat menguat 22,63%, dan dalam periode satu tahun penuh menguat 15,89%.

Data Riset Terbaru:
Riset terbaru dari Bursa Efek Indonesia (BEI) periode November 2025 menunjukkan bahwa arus modal asing kembali masuk ke pasar modal domestik. Data aliran dana asing (foreign flow) mencatatkan net inflow sebesar Rp 12,3 triliun sepanjang November, menjadi faktor pendukung utama penguatan IHSG. Selain itu, indeks kepercayaan konsumen dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan peningkatan menjadi 102,5 pada November 2025, naik dari 99,8 di bulan sebelumnya.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Penguatan IHSG hari ini dapat dihubungkan dengan beberapa faktor makroekonomi. Pertama, kebijakan suku bunga Bank Indonesia yang stabil memberikan ruang bagi likuiditas pasar. Kedua, sentimen positif dari pasar saham global, terutama dari Wall Street yang ditutup menguat, turut mendukung pergerakan indeks. Ketiga, fundamental ekonomi makro Indonesia yang tetap solid dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2025 sebesar 5,04% menjadi landasan kuat bagi pasar modal.

Studi Kasus:
Studi kasus menarik terlihat pada saham emiten sektor infrastruktur. Dalam sepekan terakhir, saham-saham infrastruktur seperti WIKA dan WSKT mengalami penguatan signifikan lebih dari 10%. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah mempercepat proyek strategis nasional (PSN) di tahun 2026, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Investor melihat peluang jangka panjang dari proyek-proyek tersebut.

Infografis (deskripsi):
Grafik IHSG menunjukkan tren penguatan sejak awal tahun 2025. Dari level 7.400 di Januari, indeks secara bertahap menguat dan sempat menyentuh level tertinggi di 8.900 pada bulan Oktober. Volume transaksi harian rata-rata mencapai 18 miliar saham dengan nilai transaksi sekitar Rp 15 triliun. Sektor saham yang paling dominan memberikan kontribusi positif adalah sektor keuangan (15,2%), infrastruktur (12,8%), dan teknologi (11,5%).

Kesimpulan:
Market saham Indonesia menunjukkan ketahanan yang baik di tengah berbagai dinamika global. Dengan fundamental ekonomi yang solid, arus modal asing yang positif, serta sentimen makroekonomi yang mendukung, IHSG berpotensi melanjutkan tren penguatan. Investor disarankan untuk tetap mencermati faktor risiko global seperti kebijakan moneter AS dan perkembangan geopolitik, namun secara umum outlook pasar saham Indonesia masih bullish di penghujung tahun 2025 dan awal 2026.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan