Polisi Periksa Pemilik Gedung Terra Drone Terkait Kebakaran Mematikan yang Menewaskan 22 Orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kepolisian Jakarta Pusat memastikan akan memanggil seluruh pihak terkait, termasuk pemilik gedung dan perusahaan Terra Drone, dalam penyelidikan kasus kebakaran maut di Cempaka Putih. Peristiwa ini telah merenggut 22 nyawa, terdiri dari 15 perempuan dan 7 laki-laki. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap saksi-saksi sudah dimulai, dan proses hukum akan segera dilakukan terhadap semua pihak yang memiliki keterkaitan dengan gedung tempat kejadian.

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri juga telah dikerahkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tujuannya adalah menemukan penyebab pasti dari kebakaran yang terjadi. Sementara ini, berdasarkan keterangan awal dari saksi, dugaan sementara api berasal dari baterai drone yang terbakar. Namun, pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut dari tim labfor untuk memastikan titik api pertama dan faktor pemicunya.

Kebakaran sendiri dilaporkan terjadi pada pukul 12.43 WIB, dan langsung menjadi sorotan karena korban jiwa yang sangat besar. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat total korban meninggal dunia mencapai 22 orang. Kondisi ini memperlihatkan betapa pentingnya penerapan prosedur keselamatan di area perkantoran, terutama yang menyimpan peralatan elektronik berpotensi tinggi seperti baterai drone.

Kombes Susatyo menekankan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung intensif. Pihaknya meminta waktu agar tim Labfor dapat bekerja secara optimal. Semua saksi, termasuk staf perusahaan dan pihak manajemen gedung, akan diperiksa secara menyeluruh. Fokus utama saat ini adalah menentukan penyebab kebakaran, apakah hanya karena faktor teknis dari baterai drone atau ada faktor lain seperti kelalaian atau pelanggaran prosedur keselamatan.

Dalam konteks keamanan industri, kasus ini menjadi pelajaran penting bagi perusahaan teknologi yang menggunakan peralatan elektronik berdaya tinggi. Baterai lithium-ion, yang sering digunakan pada drone, memang rentan terhadap overheat jika tidak ditangani sesuai standar. Studi terbaru menunjukkan bahwa insiden kebakaran akibat baterai lithium-ion meningkat 15% setiap tahun di area perkantoran, terutama ketika prosedur charging tidak sesuai protokol.

Infografis sederhana dapat menggambarkan: 60% kebakaran di gedung perkantoran disebabkan oleh korsleting listrik, 25% oleh baterai overheat, dan 15% oleh faktor lain seperti puntung rokok atau kelalaian manusia. Data ini menunjukkan urgensi penerapan sistem deteksi dini dan pelatihan keselamatan yang rutin bagi karyawan.

Setiap bencana adalah cermin dari kesiapan kita. Jangan biarkan kelalaian merenggut nyawa. Evaluasi ulang prosedur keselamatan di tempat kerja, pastikan setiap alat elektronik digunakan sesuai standar, dan jadikan keselamatan sebagai prioritas utama. Bersama, kita bisa ciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan